By Christie Damayanti
Dipotret dari dalam cable car dengan hujan yang cukup lebat ..... salju putih di banyak titik menuju puncak Titlis .....
Sebelumnya :
Menuju Puncak Titlis [ 2.238 Meter dari Permukaan Laut ] dengan 'Cable Car'
Dari Alpnachstad, Menuju Puncak 'Mount Pilatus' .....
Pemandangan Swiss, Cantik? Indonesia juga! Tetapi .....
Jangan Pernah Berkata "Mahal" Jika Berniat Wisata ke Luar Negeri .....
"Sendiri" di Limmatstrasse Garden, Zurich City
Inspirasi dari 'Zurich City' untuk Tempat Tinggal yang Nyaman Bagi Warganya
'Zurich City' : Kota Metropolitan yang Peduli Kepada Warganya
'Zurich Lake' : Pemukiman Mahal untuk Sebuah Gaya Hidup
Indahnya 'Zurich Lake' [ Zurichsee ] .....
Kota Tua Zurich: Mengadaptasikan Konsep Modern Kota Dunia
Berkeliling di Kota Tua Zurich, di Swiss
Hari Kedua di Zurich : Hidup Itu Sangat Singkat
Ketika Mukjizat Tuhan Datang Tepat Pada Waktunya .....
Selamat Datang di Swiss, Selamat Tinggal Belanda
***
Pasti sebagian besar warga negara yang hidup di negara tropis belum 'mengenal' salju. Saju hanya sebagai cerita saja. Cerita2 tentang pengalaman wisata di tempat2 yang bermusim salju, bahkan cerita tentang boneka salju yang yang abadi bagi anak2 sedunia.
Walau aku sering berkenala ke negara2 bermusim dingin, bahkan pernah tinggal disana dengan dikeliling salju sewaktu beberapa Natal, juga beberapa tahun lalu, aku belum menikmati 'kengerian' berada disebuat tempat dengan saljunya yang abadi .....
Bahkan ketika aku melewati badai salju berat di daerah Lake Arroehead di sebelah utara San Francisco, pun aku tidak merasa ngeri. Bahkan excited! Melihat angin menerbangkan bongkahan2 kecil salju, serta membuat jalanan menjadi licin sampai roda mobil adikku harus dibungkus dengan rantai berat, supaya tidak tergellincir .....
Lihat tulisanku :
Pengalaman Pertama dalam Badai Salju
Pengalaman tentang 'kengerian' ku ini, berawal dari 'kesunyian' di tengah2 keramaian. Bahkan ditengah2 wisata dunia. Ketika itu, kami berada di cable car dari Trubsee menuju Stand, di puncak Gunung Titlis, di Swiss. Bisa dilihat di beberapa link diatas artikel ini.
Kami berada di cable cr, dengan beberapa teman wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Cable car ini bisa berputar, dan kami bisa melihat 360 derajat, tanpa kami harus mengelilinginya. Dan itu sangat membantu untuk aku yang berada di kursi roda. Aku bisa melihat 360 derajat tanpa harus berkeliling di dalam cable car .....
Dari Engelberg ke Trubsee, pemandangan sekeliling kaki Mount Titlis adalah hijau ... hijau ... dan hijau ... hewan2 ternak dengagn santainya merumput dan petani2 dan peternak berkegiatan sehari2 seperti biasa, bisa dilihat dari cable car tunggal. Tetapi ketika kami turun di ketinggian 1/3 Mount Titlis di Gerschnialp menuju Trubsee, kami berpindah ke cable car yang lebih besar dan bisa berputar. Yang aku tahu, tujuannya adalah untuk pemandangan yang lebih lagi, melihat salju abadi .....
Aku hanya membayarkan hidupdi dunia ini ... dengan keterbatasanku, pastlah sangat sulit .....
Mataku menatap diluar sana. Hujan terus berjatuhan ke bumi. Disekeliling kami hanya ada salju ... salju ... salju ... putih ... putih ... dan putih ....
Bukan putih sih, karena hujan turun cukup lebat membuat salju2 itu berterbangan dan 'menampar' kaca2 cable car kami. Langit mendung, berwarna abu2, bahkan titik2 di beberapa tempat di bawah sana, berwarna hitam abu2, sebelum salju memenuhinya.
Semua dari kami memandang  takjub, ketika air berbunyi cukup keras, menerbangkan bongkahan2 salju2 kecil. Suara angin itu lah yang membuat aku merasa 'ngeri' .....
Aku melihat anak2ku sibuk mencari titik untuk membuat foto diri dengan latar belakang salju abadi. Wisatawan2 yang lain pun sibuk dengan kameranya sendiri. Sebagian lagi, seperti aku. Memandang takjub pemandangan di luar cable car.
Dingin terus menusuk kulit. Ketika ada salju, pasti suhu udara dibawah 0 derajat. Yang aku lihat di cable car ini, ada thermometer suhu dan menunjukan suhu minus (-) 12 derajat Celcius. Aku dan anak2ku memakai baju dalam, kaos lengan panjang, pullover tebal, dan mantel. Masih juga dingin. Tetapi aku tidak terlalu peduli dengan 'dingin' yang menyengat. Aku lebih terfokus dengan pemandangan alam di luar sana .....
Tuhan menciptakan salju yang luar biasa! Ketika kita berkesempatan mendaki Mount Titlis ( walaupun mendaki nya dengan cable car, hihihi .....), aku tahu Tuhan bukan hanya ingin kita melihatnya saja, tanpa membagikannya kepada yang lain. Tetapi aku sangat percaya, bahwa ke-luarbiasaan nya yang diciptakannya, harus membuat kita takjub dan terus memuliakan Nama NYA.
Alam pasti digjaya! Sesuai dengan keluarbiasaan Tuhan dalam menciptakan semuanya, manusia itu tidak ada apa2nya! Apalagi, ketika aku terus terfokus dengan pemandangan putih salju diluar sana, indah tetapi 'menyeramkan' .....
Mungkin tidak banyak yang berpikir terbalik seperti aku. Apalagi ketika berwisata di tempat2 cantik, yang mungkin hanya sekali seumur hidup. Harusnya aku berpikir senang dan bersenang2 saja. Tetapi mungkin karena aku sudah ketiga kalinya ketempat ini dan sering bergumul dengan salju di tmpat2 yang lain, membuat aku terfokus untuk 'out of the box'. Berwisata dengan berpikir sedikit lebih ekstrim .....
Ketika mata ku yang memandang salju diluar sana, ketika pikiranku terfokus dengan keadaan diuar sana, aku membayangkan sebuah dunia yang dikelilingi salju abadi. Tanpa matahari, tanpa ada suara2 selain angin yang menderu. Sebuah tempat yang gelap setiap saat, dan membuat hati sedikit ciut tanpa kehangatan .....
Yang aku tahu, di pelosok kutub bumi ada tempat seperti ini. Dimana sinar matahari remang2 hanya ada di 3 bulan dalam 1 tahun berjalan. Seluruhnya diliputi salju, beku dan angin menderu. Selalu memakai baju tebal dan berat tubuh menjadi lebih berat karena bajunya.
Suasana pasti lebih muram, karena sinar matahari hanya ada di 3 bulan tiap tahun, dan itupun hanya remang2. Mereka berjalan dengan alas sepatu salju yang berat, dan jika aku harus tinggal di tempat seperti itu, dimana aku adalah 'disabled' dengan lumpuh ½ tubuh kanan karena stroke, serta banyak memakai kursi roda, nyaman kah aku? Aman kah aku?
Tidak! Tidak aman, apalagi nyaman! Bergerak saja susah, apalagi harus memakai baju berlipat2. Untuk memakai 1 kaos saja, aku harus minta bantuan anakku. Apalagi memakai kaos dan pullover sserta celana2 legging khusus untuk udara dingin .....
Belum lagi, susah berjalan yang mengakibatkan kaki akan sering terpeleset, jia tidak sedang memakai kursi roda. Jika diatas kursi roda pun, mungkin kah aku didorong di antara salju2? Roda kursi rodaku tidak mampu melawan alam ....
Bagaimana jika aku memang harus tinggal di Titlis? Dengan salju abadinya? Tetantu sama saja. Keindahan alam itu membuat aku trenyuh. Ketika Tuhan mengijinkan aku lumpuh ½ tubuh, ternyata aku tinggal di negara yang nyaman untuk hidup. Ketika aku berkesempatan menyusuri wisata ke tempat ini, membawa anak2ku untuk melihat dunia, Tuhan membuka wawasanku tentang keluarbiasaan Tuhan yang mampu merangkai perjalanan hidupku .....
Aku sangat yakin dan percaya, semuanya adalah yang terbaik bagi tiap2 manusia. Apapun itu. Keberadaanku dengan keterbatasanku ini, mungkin dianggap sebagian orang adalah yang terjelek! Hidup koq lumpuh ½ tubuh???
Ya! Sebagi manusia pun aku tahu, ini adalah yang terjelek bagiku. Tetapi aku yakin dan percaya bahwa INI LAH YANG TERBAIK UNTUKKU, sesuai dengan rencana Tuhan .....
Keindahan salju itu, bisa berubah menjadi bencana untukku. Karena selama kami di puncak Titlis, aku harus berhati2 untuk berjalan karena fasilitas kursi roda sangat terbatas dengan salju yang terus membuat daerah tersebut menjadi basah. Dan salju itu bisa membuat aku berada di 'kesunyian', karena tidak bisa merasakan kehangatan matahari dan sebuah kehangatan orang2 terkasih untuk berkegiatan seperti biasanya .....
***
Salju itu menyapu kaca jendela cable car kami, dengan guratan2 kecil dari ketajaman butiran2 salju, yang selalu membuat gatal kulit jika tertetes. Tetapi seakan lenyap tak berbekas, ketika cable car kami sampai di titik 1/3 dari puncak Titlis dan turun menuju cable car yang lebih besar, menuju Stand .....
Forever snow ..... here we are comingggggg ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H