Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Keindahan Salju di Titlis, Berbalut dengan ‘Kengerian’ …..

10 Maret 2015   13:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:52 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Dipotret dari dalam cable car dengan hujan yang cukup lebat ..... salju putih di banyak titik menuju puncak Titlis .....

Sebelumnya :

Menuju Puncak Titlis [ 2.238 Meter dari Permukaan Laut ] dengan 'Cable Car'

Dari Alpnachstad, Menuju Puncak 'Mount Pilatus' .....

Pemandangan Swiss, Cantik? Indonesia juga! Tetapi .....

Jangan Pernah Berkata "Mahal" Jika Berniat Wisata ke Luar Negeri .....

"Sendiri" di Limmatstrasse Garden, Zurich City

Inspirasi dari 'Zurich City' untuk Tempat Tinggal yang Nyaman Bagi Warganya

'Zurich City' : Kota Metropolitan yang Peduli Kepada Warganya

'Zurich Lake' : Pemukiman Mahal untuk Sebuah Gaya Hidup

Indahnya 'Zurich Lake' [ Zurichsee ] .....

Kota Tua Zurich: Mengadaptasikan Konsep Modern Kota Dunia

Berkeliling di Kota Tua Zurich, di Swiss

Hari Kedua di Zurich : Hidup Itu Sangat Singkat

Ketika Mukjizat Tuhan Datang Tepat Pada Waktunya .....

Selamat Datang di Swiss, Selamat Tinggal Belanda

***

Pasti sebagian besar warga negara yang hidup di negara tropis belum 'mengenal' salju. Saju hanya sebagai cerita saja. Cerita2 tentang pengalaman wisata di tempat2 yang bermusim salju, bahkan cerita tentang boneka salju yang yang abadi bagi anak2 sedunia.

Walau aku sering berkenala ke negara2 bermusim dingin, bahkan pernah tinggal disana dengan dikeliling salju sewaktu beberapa Natal, juga beberapa tahun lalu, aku belum menikmati 'kengerian' berada disebuat tempat dengan saljunya yang abadi .....

Bahkan ketika aku melewati badai salju berat di daerah Lake Arroehead di sebelah utara San Francisco, pun aku tidak merasa ngeri. Bahkan excited! Melihat angin menerbangkan bongkahan2 kecil salju, serta membuat jalanan menjadi licin sampai roda mobil adikku harus dibungkus dengan rantai berat, supaya tidak tergellincir .....

Lihat tulisanku :

Pengalaman Pertama dalam Badai Salju

Pengalaman tentang 'kengerian' ku ini, berawal dari 'kesunyian' di tengah2 keramaian. Bahkan ditengah2 wisata dunia. Ketika itu, kami berada di cable car dari Trubsee menuju Stand, di puncak Gunung Titlis, di Swiss. Bisa dilihat di beberapa link diatas artikel ini.

Kami berada di cable cr, dengan beberapa teman wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Cable car ini bisa berputar, dan kami bisa melihat 360 derajat, tanpa kami harus mengelilinginya. Dan itu sangat membantu untuk aku yang berada di kursi roda. Aku bisa melihat 360 derajat tanpa harus berkeliling di dalam cable car .....

Dari Engelberg ke Trubsee, pemandangan sekeliling kaki Mount Titlis adalah hijau ... hijau ... dan hijau ... hewan2 ternak dengagn santainya merumput dan petani2 dan peternak berkegiatan sehari2 seperti biasa, bisa dilihat dari cable car tunggal. Tetapi ketika kami turun di ketinggian 1/3 Mount Titlis di Gerschnialp menuju Trubsee, kami berpindah ke cable car yang lebih besar dan bisa berputar. Yang aku tahu, tujuannya adalah untuk pemandangan yang lebih lagi, melihat salju abadi .....

14259694502105520605
14259694502105520605
14259695022015979825
14259695022015979825
Disini pun, aku sudah melihat 'kengerian'. Bergantung dengan seutas kabel baja dalam cable car, bergantung di sela2 pohon2 pinus raksasa, berada diatas 'hutan perawan' pinus raksasa, yang membuat tubuhku bergetar ..... sebuah keindahan yang (juga) berbalut 'kengerian' ....

Aku hanya membayarkan hidupdi dunia ini ... dengan keterbatasanku, pastlah sangat sulit .....

Mataku menatap diluar sana. Hujan terus berjatuhan ke bumi. Disekeliling kami hanya ada salju ... salju ... salju ... putih ... putih ... dan putih ....

Bukan putih sih, karena hujan turun cukup lebat membuat salju2 itu berterbangan dan 'menampar' kaca2 cable car kami. Langit mendung, berwarna abu2, bahkan titik2 di beberapa tempat di bawah sana, berwarna hitam abu2, sebelum salju memenuhinya.

Semua dari kami memandang  takjub, ketika air berbunyi cukup keras, menerbangkan bongkahan2 salju2 kecil. Suara angin itu lah yang membuat aku merasa 'ngeri' .....

14259695561586140639
14259695561586140639
Semakin menuju ke puncak, salju semakin padat ... dan di puncaknya semua tertutup dengan hamparan salju cantik, tetapi, sunggug, aku juga melihat 'dunia lain' yang seakan2 aku bisa berhubungan langsung dengan Kemuliaan NYA .....

Aku melihat anak2ku sibuk mencari titik untuk membuat foto diri dengan latar belakang salju abadi. Wisatawan2 yang lain pun sibuk dengan kameranya sendiri. Sebagian lagi, seperti aku. Memandang takjub pemandangan di luar cable car.

Dingin terus menusuk kulit. Ketika ada salju, pasti suhu udara dibawah 0 derajat. Yang aku lihat di cable car ini, ada thermometer suhu dan menunjukan suhu minus (-) 12 derajat Celcius. Aku dan anak2ku memakai baju dalam, kaos lengan panjang, pullover tebal, dan mantel. Masih juga dingin. Tetapi aku tidak terlalu peduli dengan 'dingin' yang menyengat. Aku lebih terfokus dengan pemandangan alam di luar sana .....

14259696491104988209
14259696491104988209
14259696911362872574
14259696911362872574
Dunia 'gelap' dengan hujan lebat yang menerbangkan bongkahan2 salju kecil, dan 'melemparkannya' ke bawah lewat serpihan2 butiran salju .....

Tuhan menciptakan salju yang luar biasa! Ketika kita berkesempatan mendaki Mount Titlis ( walaupun mendaki nya dengan cable car, hihihi .....), aku tahu Tuhan bukan hanya ingin kita melihatnya saja, tanpa membagikannya kepada yang lain. Tetapi aku sangat percaya, bahwa ke-luarbiasaan nya yang diciptakannya, harus membuat kita takjub dan terus memuliakan Nama NYA.

Alam pasti digjaya! Sesuai dengan keluarbiasaan Tuhan dalam menciptakan semuanya, manusia itu tidak ada apa2nya! Apalagi, ketika aku terus terfokus dengan pemandangan putih salju diluar sana, indah tetapi 'menyeramkan' .....

Mungkin tidak banyak yang berpikir terbalik seperti aku. Apalagi ketika berwisata di tempat2 cantik, yang mungkin hanya sekali seumur hidup. Harusnya aku berpikir senang dan bersenang2 saja. Tetapi mungkin karena aku sudah ketiga kalinya ketempat ini dan sering bergumul dengan salju di tmpat2 yang lain, membuat aku terfokus untuk 'out of the box'. Berwisata dengan berpikir sedikit lebih ekstrim .....

Ketika mata ku yang memandang salju diluar sana, ketika pikiranku terfokus dengan keadaan diuar sana, aku membayangkan sebuah dunia yang dikelilingi salju abadi. Tanpa matahari, tanpa ada suara2 selain angin yang menderu. Sebuah tempat yang gelap setiap saat, dan membuat hati sedikit ciut tanpa kehangatan .....

Yang aku tahu, di pelosok kutub bumi ada tempat seperti ini. Dimana sinar matahari remang2 hanya ada di 3 bulan dalam 1 tahun berjalan. Seluruhnya diliputi salju, beku dan angin menderu. Selalu memakai baju tebal dan berat tubuh menjadi lebih berat karena bajunya.

Suasana pasti lebih muram, karena sinar matahari hanya ada di 3 bulan tiap tahun, dan itupun hanya remang2. Mereka berjalan dengan alas sepatu salju yang berat, dan jika aku harus tinggal di tempat seperti itu, dimana aku adalah 'disabled' dengan lumpuh ½ tubuh kanan karena stroke, serta banyak memakai kursi roda, nyaman kah aku? Aman kah aku?

Tidak! Tidak aman, apalagi nyaman! Bergerak saja susah, apalagi harus memakai baju berlipat2. Untuk memakai 1 kaos saja, aku harus minta bantuan anakku. Apalagi memakai kaos dan pullover sserta celana2 legging khusus untuk udara dingin .....

Belum lagi, susah berjalan yang mengakibatkan kaki akan sering terpeleset, jia tidak sedang memakai kursi roda. Jika diatas kursi roda pun, mungkin kah aku didorong di antara salju2? Roda kursi rodaku tidak mampu melawan alam ....

Bagaimana jika aku memang harus tinggal di Titlis? Dengan salju abadinya? Tetantu sama saja. Keindahan alam itu membuat aku trenyuh. Ketika Tuhan mengijinkan aku lumpuh ½ tubuh, ternyata aku tinggal di negara yang nyaman untuk hidup. Ketika aku berkesempatan menyusuri wisata ke tempat ini, membawa anak2ku untuk melihat dunia, Tuhan membuka wawasanku tentang keluarbiasaan Tuhan yang mampu merangkai perjalanan hidupku .....

Aku sangat yakin dan percaya, semuanya adalah yang terbaik bagi tiap2 manusia. Apapun itu. Keberadaanku dengan keterbatasanku ini, mungkin dianggap sebagian orang adalah yang terjelek! Hidup koq lumpuh ½ tubuh???

Ya! Sebagi manusia pun aku tahu, ini adalah yang terjelek bagiku. Tetapi aku yakin dan percaya bahwa INI LAH YANG TERBAIK UNTUKKU, sesuai dengan rencana Tuhan .....

Keindahan salju itu, bisa berubah menjadi bencana untukku. Karena selama kami di puncak Titlis, aku harus berhati2 untuk berjalan karena fasilitas kursi roda sangat terbatas dengan salju yang terus membuat daerah tersebut menjadi basah. Dan salju itu bisa membuat aku berada di 'kesunyian', karena tidak bisa merasakan kehangatan matahari dan sebuah kehangatan orang2 terkasih untuk berkegiatan seperti biasanya .....

***

14259698081271934072
14259698081271934072
Ketika kami turun dari puncak Titlis, beruntung kami masih sedikit menikmati langit biru, yang memancarkan sedikit sinar matahari di aas hamparan salju abadi. Semakin cantik lah ciptaan Tuhan ini, lewat sebuah gunung setinggi 2.283 meter dari permukaan laut .....

Salju itu menyapu kaca jendela cable car kami, dengan guratan2 kecil dari ketajaman butiran2 salju, yang selalu membuat gatal kulit jika tertetes. Tetapi seakan lenyap tak berbekas, ketika cable car kami sampai di titik 1/3 dari puncak Titlis dan turun menuju cable car yang lebih besar, menuju Stand .....

Forever snow ..... here we are comingggggg ......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun