Bahkan ketika Jokowi memperbaiki pedestrian sepanjang Gatot Subroto dan sudah menyebar ke pedestrian2 yang lain di Jakarta, pengamatanku ternyata hanya sekedar memperbaiki permukaan pedestrian ( dengan 3 warna ) saja serta menempatkan bench ( kursi taman )di tiap 100 atau 200 meter saja. Tetapi TIDAK ADA TEMPAT SAMPAH ( ada hanya sedikit sekali ), sesuai dengan konsep pehitungan jumlah kebutuhan tempat sampah di sepanjang jalan ( pedestrian ) tersebut!
Bisa dilihat di Cerita di Balik Pedestrian Baru Sepanjang jalan Gatot Subroto
Bagaimana dengan petugas kebersihan? Bahkan aku sempat mengamati bahwa mereka hanya sekedar menyapu jalanan dengan sampah yang terlihat saja, tetapi tidak membuang di tempat sampah ( yang notebene susah / tidak ada ). Hanya dikumpulkan saja, tetapi tidak peduli bahwa sampah2 itu langsung berterbangan lagi jika ada angin.
Atau jika memang dibuang di tempat sampah, mereka tidak peduli apakah tempat sampah tersebut sudah 'amburadul', sehingga sama saja bohong sampah2 itu akan ada disana sebelum petugas yang harus membuang dengan truk sampah itu datang ......
Ah, terlalu banyak yang harus diperbaiki untuk 'Jakarta Baru'. Seperti yang aku banyak tuliskan, bahwa untuk memperbaiki Jakarta, yang harus benar2 dibenahi BUKAN FISIK KOTA dahulu, melainkan MINDSET dan KEPEDULIAN WARGA JAKARTA tentang kehidupan untuk diri sendiri, lingkungan dan dalam bermasyarakat perkotaan.
Bahwa kita tidak hidup sendiri saja, kita semua harus bergotong-royong untuk membina kepedulian bermasyarakat bagi kesejahteraan hidup bersama dalam lingkungan perkotaan, khususnya Jakarta sebagai ibukota negara ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H