By Christie Damayanti
[caption id="attachment_295610" align="aligncenter" width="582" caption="jakartadailyphoto.com"][/caption] Sebelumnya : 'Pluit', Kawasan di Utara Jakarta yang Sarat dengan Masalah
Pantai Mutiara memang menawan. Sangat menawan. Ketika pemasaran rumah2 disana pertama kali sekitar awal tahun 1990-an dengan konsep2 baru yang luar biasa, aku sudah jatuh hati. Secara waktu itu aku baru 2 tahun menjadi mahasiswa arsitektur, sehingga konsep2 baru, yang belum pernah ada di Indonesia, adalah merupakan sebuah keingintahuanku terhadap ruang lingkup dunia properti untuk masa depanku, kelak. Sehingga, aku mulai mengamati 'bagaimana selanjutnya' dan apa tanggapan warga Jakarta.
Tahun demi tahun perubahan Pantai Mutiara yang terencana semakin nyata. Sebuah kompleks elite dengan kavling tanah besar, konsep rumah tunggal dan hanya menjual tanah ( desain dan pembangunan oleh is pembeli tanah properti ) serta konsep dermaga pribadi di belakang rumah, merupakan konsep baru bagi Jakarta. Aku sungguh terkagum2 dulunya, sampai seringkali aku kesana hanya untuk melihat, memotret dan mengamati kehidupan disana. Beruntung, aku pernah mendapatkan proyek membangun rumah tinggal disana sekutar awal tahun 2000-an, sehingga aku benar2 mengerti, sebuah kehidupan elite tetapi untukku tidak merasakan kenyamanan hidup, apalagi ketika Pantai Mutiara diserang banjir besar beberapa tahun lalu .....
Pantai Mutiara adalah sebuah 'tanah baru' hasil reklamasi. Sebuah 'pulau' yang dihubungkan oleh jembatan dari dataran Jakarta. Tidak panjang hanya seperti melewati sungai. Tempatnya memang sangat eksotis. Jika memang ingin tinggal disana, membeli tanah disana yang aku yakin berharga puluhan juta per-meter2. Lalu mendesain dan membangun yang pastinya sampai lebih dari 1 milyard, dengan fasilitas2 fantastis! Di desain dengan bisa mempunyai dermaga pribadi di belakang rumah dan pasti mempunyai atau menyewa kapal boat atau kapal pesiar kecil pribadi.
[caption id="attachment_295611" align="aligncenter" width="512" caption="www.flicker.com"]
Siapa yang tidak mau mempunyai properti mewah seperti ini? Rumah sebesar mall berlantai 3 dengan belasan mobil mewah serta pelayan yang siap membantu. Juga dengan dermaga pribadi dan kapal2 pesiar pribadi? Cerita kehidupan super mewah di Jakarta ......
Masing2 rumah terhubung langsung ke laut, lewat belakang rumah. Dan garasinya bisa menampung lebih dari 6 mobil ( yang pasti mewah ), secara aku pernah mendesain dan membangun salah satu rumah disana. Sebuah kehidupan yang super mewah, seperti rumah2 bintang2 film di Malibu, Amerika Serikat. Sebuah lifestyle yang mungkin tidak ada yang terpikir oleh sebagian besar warga Jakarta .....
Di boulevard nya, atau di jalan utamanya seperti biasa merupkan aera bisnis dengan deretan ruko2 serta pintu masuk apartemen Pantai Mutiara. Lalu melewati jembatan dan itulah area reklamasi, dimana benar2 di desain dengan cantik seperti yang aku tuliskan diatas, juga seperti foto dibawah ini
[caption id="attachment_295612" align="aligncenter" width="476" caption="anekainfojakarta.blogspot.com"]
[caption id="attachment_295614" align="aligncenter" width="489" caption="salam-online.com"]
Foto diatas sangat jelas terlihat dengan cluster2 yang masing2 kavling tanah berada di depan air, yang berhubungan denan laut lepas, untuk menyangkutkan kapal2 mereka. Seperti layanya rumah2 bintang film di Malibu saja .....
Desainnya khas sebagai pemukiman elite dengan cluster2 cantik, ditepi laut. Sehingga membuat Pantai Mutiara sebagai salah satu pemukiman elite Jakarta, bersama dengan Pondok Indah ( lihat tulisanku Kembalikan Pondok Indah sebagai Kawasan 'Mewah' Jakarta serta Kelapa Gading ( lihat tulisanku 'Dunia Glamor dan Gemerlap' Kelapa Gading ).
Berlanjut sampai benar2 di tepi laut, suasananya sangat berbeda, tidak seperti di Jakarta. Dulu, pantainya masih cukup jauh dari batas laut, mungkin sampai beberapa belas meter, kecuali jika pasang naik. Itu sekitar tahun 2000-an. Tetapi setelah banjir rob melanda sekitar akhir tahun 2011, antara pantai dengan bibir laut tidak ada batasnya, sehingga manajemen disana memberlakukan tetra-hyder untuk menahan pengikisan pantai dan membangun dinding penahan untuk ombak laut tidak menerjang jalanan. Tetapi itupun tidak banyak menolong, sehingga banjir rob tersebut melanda hapir semua rumah2 super ewah tersebut terendam banjir ( lihat tulisanku Berlomba dan 'Mendewakan' Proyek Atas Nama Penyelamatan Jakarta? Aahhh ..... ).
Pantai Mutiara dahulu
Pantai Mutiara setelah banjir rob. Datarannya semakin merapat dari bibir laut, ditambah tetra-hyder untuk mencegah pengikisan pantai .....
Ketika aku kesana melihat hasil serangan rob disana, rasa tidak percaya. Karena rumah2 super mewah itu sempat terendam banjir agak lama sampai melihat pemukiman itu seperti melihat perkampungan Jakarta yang kumuh. Ratusan karung pasir banyak disana yang sebenarnya untuk meredam air, tetapi toh tidak bermanfaat. Semuanya rusak ......
Sepanjang jalan, tetra-hyder ters ada. Benda ini akan 'merapatkan' barisan untuk air laut tidak mengikis pantai, dengan bentuknya yang saing silang .....
Bisa dibayangkan, berapa banyak kerugian disana? Ratusan milyard, pasti! Dengan masing2 rumah berharga sampai puluhan milyard, tidak heran jika mereka akan mengeluarkan uang banyak sekali, yang mungkin bisa untuk membiayai sebuah kelurahan .....
Aku tidak mau membahas tentang permasalahannya, karena sudah dibahas sedikit di link diatas. Tetapi yang ingin aku tunjukan adalah, bahwa dalam memikirkan sebuah desain perkotaan, tidak hanya harus sesuai dengan keadaan iklim, lingkungan atau sesuai dengan konsep2 tata aturan budaya lokal saja, tetapi harus juga memikirkan tentang pelestarian lingkungan. Karena desain sebuah kota, harus berbarengan dengan pertumbuhan tata lingkungannya, baik lingkungan fisik ( misalnya, penghijauan, tata ruang kota ) ataupun lingkungan sosial.
***
Seperti yang sudah diketahui bahwa Jakarta semakin lama semakin 'tenggelam'. Bukan dalam arti kiasan saja, tetapi benar2 tenggelam. Dataran Jakarta, semakin lama menurun sampai di bawah level banjir. Termasuk dataran hasil reklamasi. Pantai Mutiara adalah salah satu contoh, betapa sebuah lingkungan yang sebearnya sangat cantik dan apik, tetapi di develop dengan tidak pada tempatnya, menjadikan pemukiman ini dengan hanya sekitar 20 tahun, mulai rusak.
Bibir pantai yang tadinya cukup jauh, tetapi semakin dekat dengan rumah2 elite tersebut. Pasti begitu juga bibir laut yang masuk ke dalam perumahan. Sehingga aku sangat yakin, suatu saat ( atau sudah terjadi? ) halaman belakang masing2 rumah yang untuk dermaga pribadi, akan terkikis sehingga rumah2 tersebut lama kelamaan akan 'menghilsng' karena tanahnya terus terkikis .....
Lalu, apa yang ada dibenak kita? Pasti mmulai berpikir,
"Kapan ya, rumah itu akan lenyap karena tanah dibawahnya teru terkikis? Bagaimana cara untuk tidak terkikis? Lalu uang yang ditanamkan lewat properti tersebut, bagaimana? Jangankan untuk tanah dan rumah warisan untuk anak cucu, hanya 10 tahun saja sudah mulai mengkawatirkan ......"
Suatu saat investasi sebesar itu akan lenyap. Dan itu semuanya adalah kesalahan kita sendiri .....
Suasana yang rusak karena banjir rob .....
***
Memang, semuanya akan lenyap. Suatu saat, Tuhan akan mengambil apa yang ada pada kita, jika DIA menginginkannya. Apalagi jika tidak semena2 terhadap alam dan lingkungan kita. Alam akan marah karena kesewenang2an kita, pun Tuhan juga akan marah. Tidak ada ampun, jika kita tidak sadar bahwa sudah banyak tanda2 dari NYA untuk memperbaiki alam kita. Suatu saat, Jakarta akan ditenggelamkan oleh banjir raksasa, jika kita tetap tidak mau peduli .....
Panti Mutiara, sebuah pantai masa depan, jika kita bisa berbenah diri. Sebuah contoh bagi kita,  untuk memperbaiki diri, bagi warga Jakarta dan kita sendiri .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H