Anak-anak terlihat serius ketika Valentino memutarkan salah satu video sosialisasi internet sehat yang diproduksi Kominfo yang isinya tentang bahaya berkenalan dan KOPDAR dengan orang yang tidak di kenal di dunia maya. Setelah itu Valentino juga menyuguhkan jenis-jenis games yang disukai oleh anak-anak saat ini, dan melihat jenis games yang diperlihatkan, para siswa menjadi antusiasi megacungkan jarinya menandakan bahwa mereka menyenangi game-game tersebut. Mereka tidak sadar bahwa jenis games yang kami suguhkan diselipkan beberapa game yang tidak sepantasnya di mainkan oleh mereka. Dan hal ini justru menjadi catatan tersendiri oleh Valentino, untuk menangkap sampai dimana para siswa memanfaatkan internet .....
IDKITA selalu menayangkan beberapa video sosialisasi dengan beberapa games yang disukai anak2, supaya mereka tidak bosan. Dan siswa2 yang antusias untuk bertanya .....
Cukup singkat memang, dan kejenuhan mulai terasa sehingga memang waktu dibatasi hanya hingga 1,5 jam yang ditutup dengan tanya jawab. Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh salah satu siswi kelas 6 adalah bagaimana menghapus foto2nya yang sudah terlanjur ia sebarkan melalui akun Facebook dan Twitter. Pertanyaanya itupun dijawab oleh Valentino, walau tidak ada foto yang terbuka, atau melanggar kesusilaan, namun sudah saatnya memilah-milah mana yang foto yang sangat pribadi dan mana yang pantas untuk umum.
Siswi kelas SD yang berani bertanya, tentang keinginannya untuk menghapus foto2 yang terlanjur disebarkan lewat Facebook dan Twitter
Pada kenyataannya, memang anak SD saja sudah menggunakan akun jejaring sosial ( Facebook atau Twitter ) secara bebas, walau semestinya usia mereka belum cukup untuk itu. Dengan begitu, satu kesimpulan awal bahwa perlunya peran orang tua dalam hal pengawasan.
Sesi pertama tentang sosialisai berlalu, dan sesi ke dua bersama orang tua dimulai. Valentino lebih terbuka lagi memberitahukan persoalan-persoalan yang terjadi pada anak dan remaja di Indonesia saat ini. Banyak modus yang dilakukan oleh para pedofil atau on line sexual predators dalam menjerat anak-anak, khususnya bahaya sexting yang memang sangat sulit diintervensi oleh pemerintah dalam hal pengawasan konten.