Wisatawan2 masih berdatangan. Semakin siang, semakin penuh. Hmmmm ...., aku takut tidak kebagian untuk melihat dan memegang lumba2 itu, secara banyak sekali wisatawan yang hadir. Beberapa penjaga pantai sudah bersiap membawa ember2 besar berisi ikan2 kecil segar, diletakkan di bibir pantai. Waktu itu sudah jam 9.30 pagi. Di beberapa titik, mereka bersiap untuk memberi makan lumba2 itu.
Jam 10.00 kurang sedikit, aku ingat betul, kami menatap jauh kelaut. Sekelompok lumba2 hidung botol, belomba berenang timbul-menyelam gaya lumba2, untuk berenang ke pantai. Karuan saja, kita semua berderet di bibir pantai dan menunggu mereka datang. Lumba2 itu berenang santai, sambil bercengkerama. Gemas aku melihatnya ..... sebuah keajaiban alam di Monkey Mia, tempat alami yang sangat peduli untuk menjaga kelestariannya .....
Lumba2 hidung botol yang selalu berada di dekatku. Berenang, seakan dia mengajaku bercengkerama bersama di laut .....
Aku hanya membayangkan, ketika ada seekor lumba2 beenang ke arah pantai Ancol, mungkinkah lumba2 itu bisa mencapai bibir pantai? Bisakan ada orang yang peduli dengan keinginan mereka untuk bercengkerama dengan manusia? Mungkinkah aku bisa memegangnya untuk memberi makan ikan2 kecil?
Atau, ketika seekor lumba2 ke pantai Ancol bisa sampai ke bibir pantai, pun dia akan mati karena polusi air laut, dengan warna air yang kehitam2an dengan bau yang menyengat .....
Beerapa lumba2 yang sepertinya sudah biasa, sangat dekat dengan kami. Sama sekali tidak takut dan manissss sekali. Aku bisa memegangnya, tetapi ketika aku ingin memeluknya, si penjaga pantai melarangnya, karena katanya akan memberi polusi dengan baju2 kami. Lumba2 itu sangat rentan karena kami memang pasti membawa virus manusia.
Satu jam kami bermain bersama lumba2 itu. Para wisatawan sangat patuh untuk larangan2 dari si penjaga pantai. Mereka tidak boleh berenang dulu, jika lumba2 itu belum pergi. Kami berbaris untuk memberi makan lumba2 tersebut. Sangat menyenangkan .....