Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mungkinkah Warga Berpenghasilan Rendah Mempunyai Tempat Tinggal?

10 Desember 2012   09:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:54 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1355129871985484473

Konsep 'rumah bertingkat' atau apartemen pun diusung oleh pemerintah daerah juga oleh para pengembang. Tetapi itupun, swemakin lama semakin tidak sesuai dengan konsep pembangunan tempat tinggal bagi warga Jakarta berpenghalisan rendah. Justru rumah2 susun yang dibangun oleh pemerintah sekarang tidak menjadi tempat tinggal bagi mereka, tetapi banyak yang dipakai oleh warga yang justru berpenghasilan menengah, dan sekali lagi, golongan bawah pun semakin tersingkir .....

Tetapi ini ada di depan mata kita. Bahwa kebutuhan rumah bagi warga Jakarta sudah semakin meningkat. Dan sekarang, pemerintah daerah Jakarta sudah setuju untuk membangun Rusun Kampung Deret ( lihat tulisanku'Rusun Kampung Deret': Konsep Menarik bagi Warga Jakarta, Tetapi ..... ). Tetapi, jika konsep ini bisa terbangun dengan segala macam kendalanya, apakah harga tempat itu mampu diserap bagi warga Jakarta berpenghasilan rendah tersebut? Jangan2 justru malah sebaliknya, bahwa Rusun Kampung Deret tersebut dibeli oleh warga Jakarta berpenghasilan menengah, karena merekalah yang sekarang 'memiliki Jakarta' .....

Pemda sekarng memang harus berhati2 dengan konsep rusun ini. Tidak dipungkiri dengan semakin bertambahnya kebutuhan perumahan di Jakarta UNTUK WARGA BERPENGHASILAN RENDAH, konsep ini adalah sangat bermanfaat dengan segala permasalahannya. Tetapi, jangan lupa dengan harga belinya. Bagaimana sebuah tempat tinggal dihargai untuk warga berpenghasilan rendah, itupun masih membutuhkan hitung2an yang super 'njelimet', karena memang harga material sudah semakin mahal  .....

Jadi, bagaimana dengan kebutuhan tempat tinggal bagi warga berpenghsilan rendah? Apakah mau didiamkan saja, ketika para pengembang semakin bersaing untuk menginvestasikan tanahnya untuk membangun tempat tinggal bagi warga berpeghasilan menengah keatas, sementara warga berpenghasilan rendah hanya mampu tinggal di daerah 'slum'? Dan jika pemda mampu membangun Rusun Kampung Deret, seberapa-tinggikah harga yang bisa diserap oleh warga berpenghasilan rendah tersebut?

PR bagi kita semua, bukan hanya bagi pemda Jakarta saja, tetapi bagi semua yang peduli dengan kotanya ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun