Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Di Lo Wu Market, Ibu Itu Pernah Mengusirku Dari Tokonya .....

6 Oktober 2011   07:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:16 5286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mau ga ya, jika mereka memberikannya? 500rb per-potong? Padahal aku masih harus membelikan banyak oleh2 ..... Hmmmmm ....."

Tetap saja tidak dikasih .... Ya sudah ..... kami berjalan lagi dan menemukan banyak barang yang aku inginkan dan yang aku butuhkan. Oya, si tour guide menyarankan untuk masing2 membawa 'koper tarik' untuk belanjaan kita. Semula, aku tidak percaya tapi untung saja aku mengikuti saran dia, jika tidak ..... waaahhh ...... tidak terbayang bagaimana aku membawa belanjaanku ......

Sampai sore aku ber-wisata belanja dan malamnya kami makan malam di hotel saja karena kecapean belanja. Tetapi aku masih memikirkan beberapa baju berwarna gelap dengan bordir warna warni. Malam itu aku tidak bisa tidur ..... jiaahh, lebayyyy .....

Lowu dilihat dari belakang.

Hari kedua di Lowu Market

Besok paginya setelah makan pagi, aku ke Lowu Market lagi, terpagi diantara teman2ku dan meninggalkan si tour guide. Kami memang sepakat untuk tidak menywa tour guide lagi, karena sudah lebih 'pintar' ..... sayang membuang uang untuk menyewanya.

Berbekal uang dan percaya diri yang tinggi ( oya, seperti di  hampir semua stand di ITC Jakarta, mereka tidak menerima debet, apalagi kartu kredit ), aku mencari toko yang kemarin untuk membeli baju yang aku inginkan. Sesampainya disana, ternyata si pemilik toko itu mengatakan bahwa baju yang aku inginkan harganya udah naik, 20% ..... astagaaaaaa, lemaslah aku. Sambil berpikir untuk mendapatkannya, aku 'berhitung' di sebuah kalkulator ( semua wisatawa pasti membawa kalkulator, merupakan saran dari hotel tempat masing2 menginap ) .....

Aku tidak peduli, apa yang mereka pikirkan. Sebuah baju yang tadinya sudah ditawar 500rb, menjadi 700rb per-potong dan aku ingin 4 warna sekalian untk mamaku, dengan asumsi jika di rupiahkan ( maunya ) 300rb, jadi sekitar 1,2juta ( sekitar 70% dari harga yang ditawarkan pertama kali ). Lalu aku memberikan angka itu ke si penjualnya, 1,2 juta untuk 4 baju. Si penjual menggelengkan kepalanya tetapi aku tetap ngotot sampai si penjualnya 'misu-misu' dengan bahasanya sendiri ..... tetapi aku tetap saja ngotot karena tidak ada toko lain yang menjual baju seperti itu, karena itu memang buah kerajinan tangan keluarganya ......

Duuuhhh ...... aku tetap ngotot sampai hanya aku duduk di depantokonya. Si penjual sampai mengusirku, memakai gagang cantolan untuk mengambil barang yang ada di atas ..... hehehe .... Tetap saja aku ngotot, dengan muka yang memelas ......

Sampai teman2ku membujukku makan siang, aku tidak mau beranjak. Si penjual ternyata memperhatikanku. Seorang ibu2 tua memakai 'cheong-sam' agak gemuk dan ramah. Pun tetap dia bisa marah dan mengusirku ..... hihihihihi .....

Setelah makan siang ( aku tetap duduk di depan tokonya ), si penjual menghampiriku, berkata2 dengan bahasanya sambil memberikan baju2 yang aku inginkan. Heh? Aku sedikit bingung,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun