"Kakí̱ koutávi , óchi sto spíti , ypárchei agápi̱ ....."
"Kasihan anak anjing ini, tidak punya rumah, tidak ada kasih sayang ....."
Aku membujuk Valen untuk memelihara anjing ini. Valen tersenyum dan mengangguk, karena dia memang tahu sekali kesukaanku. Dia memang sangat mengerti jiwaku. Aku memeluknya, anjing itupun menggonggong dengan lemah .... kuberinama Omorfi, yang artinya si cantik .... kami mulai memanggilnya Ofi .....
Ofi berlari-lari senang ketika kami memberikannya makanan sampai kenyang dan menyuruh dia mengikuti keledai-keledai kami, berjalan pulang. Tidak lama, kami masuk ke pekarangan rumah kami, menambatkan keledai-keedai kami dan sebentar kami duduk diteras rumah baru kami ..... Aku kenyandarkan kepalaku di pundak Valen dan dia memelukku. Kami duduk di ayunan berbentuk kursi dengan bantal-bantal besar ... Ofi mengaing, minta dipeluk juga ... aku menepuk pahaku, dan Ofi langsung meloncat naik .....
Valen tertawa ... dia memang tidak terlalu menyukai anjing, buat dia, mendingan dia memelukku dibandingkan memeluk Ofi ... tetapi Ofi pintar mengambil hati Valen, dia menjilat-jilat tangan Valen, dan lambat laun Valen mengelus-elus kepala Ofi ... aku tersenyum bahagia ....
Sambil berbincang tentang rumah baru kami, aku mengusulkan untuk memanggil rumah kami Omorfi, seperti nama anjing kami juga, sebuah rumah yang cantik, sebuah rumah cinta .....
Mataku berbinar-binar ketika Valen menyetujuinya, menyebut rumah kami 'Omorfo Spiti' sebuah rumah cantik berbalut cinta bagi penghuninya ..... tyligméno se éna ómorfo spíti me agápi̱
Sambil berayun dalam ayunan kursi, aku tertidur di dada Valen .... begitupun Ofi .... Dan sampai malam, kami berayun dalam sepoi angin malam yang segar di Pygros Village ......
Bersambung .....