Pondasi umpak, yaitu pondasi setempat, untuk fleksibilitas, sebagai bangunan tahan gempa. Pun jika terpaksa membuat pondasi lajur, tidak bermasalah, seperti gambar di bawah ini
Sebenarnya, semua bangunan pendek ( maksimal 2 lantai, sekitar 10 meter ), Â gudang, hangar atau ruko termasuk rumah mewah ( tetapi lebih ke arah rumah sederhana ), bisa memakai material kayu yang relatif tahan gempa, yaitu upaya untuk membuat seluruh elemen banguan menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak 'terlepas' jika terjadi gempa. Begitu juga tentang sambungan2nya, merupakan sambungan2 yang terencana yang dihitung dan dibuat oleh ahli konstruksi kayu, bukan sambungan2 kayu konvensional seperti yang kita tahu selama ini.
Struktur bangunan kayu, dari kolom sampai rangka atap. Pengisinya ( dinding ), bisa dengan kayu, batu bata, 'gedeg' atau bamboo. Serta penutup atapnya, bisa dengan seng atau 'decrabond'.
Tetapi, memang karena negara Indonesia termasuk negara gempa karena Indonesia adalah 'pertemuan sabuk pegunungan Timur dan Barat' sehingga banyak sekali gunung api di negara kita. Sehingga konsep desain rumah tahan gempa HARUS memakai material setempat, budaya masyarakat serta aspek biaya dan kemudahan pelaksanaan.
Dindingnya juga merupakan perpaduan kayu, batu bata dan bisa juga dengan bamboo ( gedek ) bagi masyarakat Jawa. Setiap bukaan, seperti pintu dan jendela harus dipasang balok, yang menyatukan kusen kayu bagian atas. Ukuran balok atau kayu, standard saja, memakai 2 x 5/10 ( kayu kaso, bukan reng ), dimaksudkan masyarakat bisa memakainya karena strandard.
Bagaimana dengan atap? Kita harus membuat kuda2 sebagai satu kesatuan antara kolom dengan rangka kuda2nya, misalnya 1 batang diagonal kuda2 dipanjangkan sampai kekolom, langsung sebagai tiang yang berdiri di umpak. Konstruksi atapnya tetap menggunakan kayu ( kaso 5/10 cm dan reng ¾ cm ) dan atapnya menggunakan seng atau material modern yang lebih baik, yaitu 'Decrabond' ( seperti seng gelombang dengan ukuran yang sama, tetapi bermaterial tidak berisik jika hujan serta berwarna seperti genteng, terracotta atau warna2 yang lebih modern ). Lalu seperti biasa, hubungan antara kuda2 yang atu dengan yang lain, menggunakan batang pengaku bersilang, seperti segi tiga. Jangan lupa, hubungan antara kayu dimanapun, jangan ada di tengah2 sambungan, melainkan ¼ atau ¾ nya dari titik pertama.