Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kanker Itu Hampir Merenggut Nyawaku

3 Oktober 2011   07:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:23 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13096071791943036955

Secepatnya, aku mengatakan, "Aku siap rahimku diambil, dok", karena aku harus membesarkan anak2ku, siapa yang bisa membuat mereka bertumbuh dan berkembang selain aku? Orang tuaku sudah tua, kasihan mereka .....

Seharian, dokterku menutup pintu bagi pasien2 yang mau berobat ke beliau karena beliau menemaniku dari shock dan beliau juga banyak memberiku penjelasan seputar kankerku. Dengan hati hancur, aku memantapkan hati untuk masa depan aku dan anak2ku. Aku hanya menelpon orang tuaku, suamiku, bos2ku, sahabat2ku dari ruang konsultasi dokter. Aku menangis tak henti2 walau aku berusaha untuk tegar ..... Doa kepada Tuhan, tak putus2 aku dengungkan, dan ketika aku merasa kuat, aku mengambil kunci mobilku untuk pulang dan menyiapkan operasiku 1 minggu kedepan .....

Sahabatku sekantor, seumuran aku, baru saja meninggal karena tumor rahimnya. Memang, waktu itu dia tidak merawat dengan terapi, karena dia takut. Perutnya membuncit, seperti mengandung, dan dia meninggal sekitar 1 minggu sebelum aku di vonis menderita kanker rahim. Sepupuku juga, barusan meninggal karena myoma rahim sekitar 1 bulan sebelum aku di vonis. Bagaimana aku tidak shock???

Seminggu itu, aku mati2an menjaga hati supaya aku tidak stress sehingga jantung dan tekanan darahku tidak naik. Aku harus siap, karena semakin hari, kankerku semakin berkembang, bukan ?? Aku berusaha tersenyum dan tertawa supaya aku dinyatakan sehat untuk dilakukan operasi untuk mengambil rahimku ( hysterectomy ).  Aku makan dengan lahap dan tidur dengan nyaman karena ingin bisa tetap sehat dan kuat.

Yang aku tahun walau agak heran, Tuhan terus mendampingiku. Dengan hati yang hancur karena banyak permasalahan, tetap saja aku bisa tenang menunggu operasi itu. Tidak stress dan tidak gelisah ..... terima kasih, Tuhan ......

2 hari sebelum aku dioperasi, aku harus masuk ke rumah sakit untuk menjalankan prosedur check-up. Aku ingat sekali, itu tanggal 17 Agustus 2003 dan anak2ku malah ikut lomba2 17 Agustus di rumah sakitku dan aku ikut bersenang dengan mereka. Operasiku tanggal 18 Agustus pagi. Anak2ku tidur di kamar ku dan sambil aku mengusap2 kepala mereka ketika mereka tidur, aku menangis,

"Jika memang Tuhan menghendaki mama 'pergi', sayang, percayalah, mama ada selalu di hati kalian, anak2ku .... ", aku menangis hebat, malam  hari sebelum operasiku ......

Hari operasi tiba

Pagi itu cerah sekali. Aku membaca Alkitab ketika anak2ku belum bangun. Orang tuaku dan suamiku sudah mengelilingku untuk bersiap mengantarkan aku ke ruang operasi sebelum dokterku datang menjemputku.

Aku didororng ke ruang operasi. Anak2ku memegangiku berjalan di samping kanan dan kiriku. Walau mereka tahu bahwa aku sakit dan akan menjalani operasi, mereka tetap tidak tahu bahwa nyawaku mungkin tidak bisa kembali ke tengah2 mereka .....

Begitu sampai di depan pintu ruang operasi, aku minta berhenti sebentar. Aku memandangi semua keluargaku, satu demi satu. Aku menciumi anak2ku dan mereka berantian menciumi aku, juga keluargaku. Mereka tahu bahwa hidupku diujung tanduk tetapi, mereka tetap tertawa2 agar aku tidak stress karena jika stress dan tekanan darahku naik, aku tidak jadi dioperasi dan kankerku lebih lama lagi ada di dalam tubuhku. Tangisku pecah lagi, ketika perlahan aku didorong masuk ke ruang operasi, dan aku melihat anak2ku berteriak,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun