Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pertama Aku Lolos dari Maut, Karena Tuhan Mencintaiku …..

30 September 2011   23:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:27 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi dalam proses kehamilanku yg kedua, aku merasakan sesuatu yang maha dasyat! Tumor itu seakan selalu merejam rahimku, ketika dia memakan makanan untuk janinku ..... Setiap saat aku berteriak kesakitan jika kontraksi berlangsung, dan berpuluh2 kali aku merasakan kesakitan itu setiap hari, sampai aku kepayahan. Jantungku selalu berdetak cepat dan tekanan darahku sangat tinggi, menyebabkan aku mengalami keracunan kehamilan, Placenta Previa .....

Ditambah lagi, janinku yang juga ( mungkin ) kesakitan dalam berjang untuk mendapatkan makanannya yg direbut oleh tumor itu, menyebabkan dia selalu bergerak, sehingga posisi dalam rahimku sangat rentan. Selalu berputar sehingga hubungan antar aku dan janinku dalam tali pusar membelit lehernya, sewaktu dia berumur sekitar 5 bulan ..... dan tumor itu besarnya sama dengan janinku karena dia selalu memakan makanan janinku ..... Dan aku harus menenangkan diri ketika dokter mengatakan bahwa hidupku tergantung dari keadaan calon bayiku .....

Calon bayiku berumur 7 bulan, ketika aku harus menyerah untuk mempertahankan kandunganku. Dokter berusaha untuk mengambil calon bayiku melalui bedar Caesar untuk menyelamatkannya, dan beliau mengatakan, bahwa aku harus siap untuk resiko2nya.

"Dokter, apapun resikonya, aku akan menghadapinya dan jangan segan2 dokter memilih anakku jika itu memang dibutuhkan", begitu kataku sebelum aku masuk ke dalam ruang operasi.

Dokter mengatakan bahwa hidup kami berdua hanya ada 50% dengan keadaanku. Aku menangis hebat ..... aku pasrah, tetapi aku ingin bayiku hidup, tidak apa apa aku mati, asalkan bayiku hidup ..... GOD ... !!!

Di ruang operasi

Aku dibius lokal dengan menyuntik di tulang belakangku dan aku bisa melihat proses operasiku dengan detail mealui lampu operasi yang seperti cermin. Dan aku bisa mendengarkan semua kata2 dokter2ku yang betapa hebat perjuangannya untuk menyelamatkan aku dan bayiku. Dengan keadaanku yang sangat rentan, aku didampingi oleh 2 orang Pendeta yang selalu ada di tangan kanan dan kiriku, sambil selalu mendoakanku ..... Aku menangis tak henti2 sejak pagi tadi ketika dokter memberitahukanku tentang keadaanku. Dan saat itu, aku sudah pasrah dan aku sudah tidak bisa menangis lagi ... aku hanya bisa melafalkan 'Doa Bapa Kami' yang diajarkan Yesus untukku ..... berulang2 aku berdoa karena aku tidak bisa berkata2 lagi .....

Tiba2 aku melihat bayiku dieluarkan dari rahimku dan dia tidak menangis ! Kata tim dokterku, bayiku sudah biru karena terlilit tali pusar. Mereka mengupayakan untuk bayiku menangis. Aku sudah menangis lagi, memohon pada Tuhan untuk aku bisa menjadikan anakku seorang yang luar biasa .... Dan ketika aku sesaat hudupku sudah diambang ajal, tiba2 bayiku menangis!!! Aku seperti membayangkan bahwa hidup bayiku seperti rambut dibelah tujuh dengan kematiannya ......

"Terima kasih, Tuhan ....."

Begitu bayiku tenang, seorang dokter anak menanganinya dan dokter kandunganku mulai membersihkanku. Rahimku dibersihkan dan aku masih dalam keadaan bahaya. Tumorku ternyata belum bisa diambil karena pendarahan yang banyak sampai tekanan darahku turun dan aku justru pingsan bukan karena aku melahiran bayiku tetapi karena tumor itu 'mengambil' darahku ..... aku seakan melayang, melihat dokter2 berusaha menyelamatkanku .....

"Dimana bayiku??"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun