Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

'Koningsplein,' Konsep Awal Medan Merdeka Jakarta dan Sekitarnya

12 Januari 2012   07:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:59 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep rumah 'Woonhuis' tetap menjadi konsep khusus untuk warga jaman Hindia Belandan di negara2 jajahan negara tropis, khususnya di Indonesia ini. Hawa sejuk yang memang diidamkan oleh warga jaman itu, terkondisi dengan adanya bangunan 'Woonhuis' tersebut, sehingga baru ada pemasangan AC sekitar tahun 1938 pada sebuah rumah di Jalan M.Yamin, disebutdaerah 'Manduraweg'.

Daerah Medan Merdeka, yang merupakan padang rumput, sering dipakai untuk kegiatan2 berbagai kebutuhan, antara lain Pasar Malam Gambir sekitar tahun 1921 sampai 1941 juga Pasar Gambir sendiri. Setiap tahun pemerintah Hindia Belanda membuat Pasar Malam menunjukkan tingginya minat beberapa arsitek Belanda serhadap arsitektur Indonesia karena pasar malam itu selalu mempertontonkan bangunan2 Indonesia.

Dan pasar mala mini yang sampai sekarang dihidupkan lagi oleh pemerintah kita sebagai Jakaarta Fair, sejak tahun 1969.

[caption id="attachment_163260" align="aligncenter" width="300" caption="Pasar Gambir 1930"]

13263520751432644302
13263520751432644302
[/caption] [caption id="attachment_163262" align="aligncenter" width="300" caption="Koleksi Musuem di Belanda"]
13263521211913628232
13263521211913628232
[/caption] Pasar Malam Gambir, konsep awal sebagai 'Jakarta Fair'.

Makin lama, makin banyak bagunan yang ditambah2kan secara acak2an. Pada akhir pemerintahan Hindia Belanda tahun 1942, 'Koningsplein' dibiarkan saja dan namanya berubah menjadi 'Lapangan Gambir'.....

Jika dilihat keadaan ini sejak jaman pemerintahan Hindia Belanda ini, konsep Jakarta, atau 'Old Batavia' sudah jelas ada! Belanda sendiri 'menciptakan' kotanya di Batavia, sesuai dengnan keadaan Belanda di Eropa. Sangat dimengerti, jika setelah penjajahan keluar dari Indonesia, kita sebagai warga yang merdeka ingin 'melepaskan' semuanya yang berbau penjajahan. Sangat bisa dimengerti! Tetapi, jika kita sebagai warga yang pernah dijajah bisa membuat konsep yang lebih baik, tidak masalah. Pun bila kita tetap memikirkan konsep2 lama ( yang sebenarnya merupakan 'konsep klasik city planning' ), seharusnyalah kita bisa berbuat yang terbaik untuk kota atau lingkungan kita.

13263521681424062843
13263521681424062843

1326352190486909460
1326352190486909460

Daerah pojokan Harmoni, merupakan konsep awal dari pemerintah Hindia Belanda.

Jika setelah jaman kemerdekaan, Ir. Soekarno mendesain Jakarta dan memindah2kan fungsi2 bangunan dari konsep pemerintaha Hindia Belanda, seharusnya kita sebagai penerus bangsa bisa membuat konsep Jakarta ini menjadi lebih baik. Jangan justru sekarang ini, Jakarta menjadi sangat amburadul .....

Karena pemimpin kita yang sudah mati2an untuk memberi yang terbaik untuk Jakarta, dengan konsep2 arsitektural khas Ir. Soekarno, mengapa kita sebagai generasi penerus tidak memelihara dan mengembangkannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun