Ini adalah proses menempa, tergantung dari desainnya. Belum tentu desainnya memakai proses menempa. Biasanya proses menempa untuk hiasan2 dinding yang lebih tebal dan besar, atau peralatan rumah tangga.
Kemudian, dilanjutkan denga proses pembersihan dengan menggunakan 'lerak', semacam buah seperti 'kluwek' yang juga bisa untuk mencuci batik. 'Lerak' ini tidak berbau dan berbusa seperti foto diatas ini.
Jika mendesain dengan memakai 'anyaman' benang perak, perhiasan perak bakar ini akan lebih memukau, karena sangat detail, dengan anyaman benang2 kecil dan tipis berlapis perak. Dan semakin indah dan detai perhiasan yang dibuat sesuai desainnya, akan semakin berharga pula perhiasan itu dimata banyak orang .....
Ketika aku selesai mengamati proses pembuatan perhiasan perak bakar ini, aku lebih berdecak kagum! Betapa detail dan sulitnya pekerjaan ini. Banyak di antara pengrajin2 perak bakar ini, ternyata pekerjaan ini sudah mulai dilakukan sejak anak2, seperti pembatik2 di Imgiri tadi. Mereka, biasanya, turun temurun, orang tuanya sebagai pengrajin dan anak2nya mengikutinya. Dan melihat cara mereka melakukannya, jujur, aku sangat kagum luar biasa ..... aku duduk di beberapa pengrajin yang aku anggap sangat detail dalam pengerjaannya. Beberapa kali aku memotretnya karena mereka dengan cepat menganyam benag2 perak menjadi sebuah bunga, daun atau seekor kupu2 .....
Setelah aku capai mengamati, aku masuk ke dalam gallery perhiasan perak bakar ini, tempat berjualan. Satu persatu aku mengamatinya, dan memang ..... aku sangat mengaguminya ..... desainnya tidak kalah dari desain 'kota' seperti di toko2 emas di Jakarta. Harganya jauh dibawah emas serta tetap tampak 'kinclong' dimata kita. Kami membeli beberapa perhiasan untuk kami bawa pulang. Mereka membawakan buah 'lerak' untuk mencucinya, walau mereka mengatakan bahwa perhiasan2 perak bakar ini akan kotor kehitaman sampai bertahun2 kemudian jika kita tidak pernah memaintainnya. Dan jika kita merawatnya, perhiasan perak bakar ini tetap kinclong seindah emas putih .....
Salamku .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H