Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

'Napak Tilas' ke Tempat Mbah Marijan di Gunung Merapi, Yogyakarta

3 Januari 2012   05:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:24 1857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_160806" align="aligncenter" width="512" caption="Dokumentasi pribadi"][/caption]

Lereng Merapi dengan pepohonan yang masih 'gundul'.

Suasana Gunung Merapi itu sangat cerah, menambah semangat kami untuk ber'napak tilas', mengamati dan mencari tahu, apa yang terjadi di Gunung Merapi sekarang ini. Pagi itu, hari ke-2 kami berada di Yogyakarta, sangat semangat melihat Gunung Merapi yang menjadi fenomenal tahun 2010 yang lalu, dengan meletusnya gunung tersebut .....

Begitu kami selesai makan pagi di Gudeg Yu Djum, kami langsung ke pucak Merapi melewai Jalan Kaliurang, dimana Gudeg Yu Djum itu berada di pangkal jalan Kaliurang di belakang UGM ( lihat tulisanku Gudeg Yu Jum, Yogyakarta : Tidak Ada yang Mengalahkan Makanan 'Ter-enak' di Dunia ..... ;) ). Anak2ku banyak bertanya tentang Merapi, dimana kami sering sekali ke puncak Merapi sebelum meletus, melihat kehidupan disana serta jalan setapak melalui sungai dan mendatangi 'gardu pandang'..... Dan sejak keluar dari jalan tempat Gudeg Yu Djum, aku mulai mengambil foto2 sampai keatas Merapi ...

Dalam pengamatanku, Gunung Merapi ini sangat indah. Dari jalan Kaliurang sampai di tempatnya, aku menatapnya, berulang kali aku mem-fotonya. Di beberapa bagian gunung itu, terdapat 'jalur' berwarna hitam, mungkin itu merupakan jalur lahar panas, dimana terlihat semua pepohonan mati ..... dan memang benar! Begitu kami sampai lebih tinggi, area yang terkena lahar panar, terlihat mati, walai beberapa pepohonan sudah mulai menampakan 'sinar dan cahayanya' dengan adanya dedaunan .....

[caption id="attachment_160807" align="aligncenter" width="512" caption="Pemandangan mulai dari jalan Kaliurang, selalu menampakan Gunung Merapi."]

13255674892132774267
13255674892132774267
[/caption]

[caption id="attachment_160808" align="aligncenter" width="512" caption="Pemandangan mulai dari jalan Kaliurang, selalu menampakan Gunung Merapi."]

1325567566626617632
1325567566626617632
[/caption]

Setelah kami memasuki gerbang kawasan Kaliurang, suasananya tidak berbeda dengan terakhir aku kesana, hanya terlihat banyak pepohonan yang tanpa dedaunan, sepertinya daun2 itu tetap tidak umbuh, atau mungkin juga pohon2 itu sudah mati, walau tetap berdiri tegap. Menurut papaku, mengapa mungkin pepohonan itu sudah mati, karena untuk beberapa saat setelah Merapi meletus, lahar panas yang melalui saluar air di bawah tanah ( sungai bawah tanah ), masih panas, ketika diatas tanah sudah mendingin. Itu bis sampai beberapa bulan, sehingga pepohonan mati, walau seakan pohon2 itu tetap berdiri tegap. Pun jika penduduk mencangkul tanah, tiba2 tangan mereka memerah karena panas .....

[caption id="attachment_160809" align="aligncenter" width="512" caption="Pohon2 yang meranggas, walaupun batangnya tetap tegap berdiri."]

13255676441147856573
13255676441147856573
[/caption]

[caption id="attachment_160812" align="aligncenter" width="512" caption="Pohon2 yang meranggas, walaupun batangnya tetap tegap berdiri."]

1325567700363513905
1325567700363513905
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun