Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Ketika 'Krisis Moneter' Tahun 1998, Melanda .....

21 September 2011   06:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:46 1996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13096071791943036955

Beberapa temanku membantuku untuk berjualan. Katanya, jika pagi hari, apa lagi hari Sabtu dan Minggu, di Istora Senayan, kita dapat berjualan disana. Aku men-surveynya. Dan ternyata memang banyak sekali pedagang2 disana. Mulai dari pedagang2 asli, pegadang2 asongan sampai pedagang2 musiman ibu2 rumah tangga serta mahasiswa. Juga mulai dari berdagang baju, sepatu, buah, bahkan makanan. Aku menyusuri Istora Senayan dan aku belum mendapatkan pedagang bawang merah dan telur asin. Pikirku,

" Inilah saatnya aku berjualan",

walau sebersit rasa malu dan tidakercaya diri ..... ya, jujur, aku sangat tidak percaya diri, walau bukan karena gengsi tetapi sangat berbeda dengan pekerjaanku sebelumnya sebagai 'kuli proyek' .....

Di rumah, aku dengan pembantuku, berjalan ke pasar untuk mensurvey harga bawang merah. Secara waktu itu, semua harga bahan dasar makanan melonjak drastis. Dan ternyata benar! Harga bawang merah kering di pasar sekitar Rp.12.000 / kg, sampai Rp.15.000 / kg ( biasanya sekitar Rp.4.000 / kg ). Dan harga telur asin matang antara Rp.1.000 / butir mentah dan Rp.1.200 / butir matang. Dan ketika mendengar harga seperti itu, aku mulai sangat bersemangat untuk berjualan bawang metah dan telur asin. Jam 5 pagi hari berikutnya, aku sudah berangkat menuju Istora Senayan. Memang disana banyak orang berjualan karena banyak yang olah raga pagi. Aku mencari tempat yang nyaman dan aku didatangi petugas berseragam untuk membayar uang sewa lapak, kalau tidak salah sekitar Rp.3.000 saja selama berjualan. Aku dibantu supirku, menggelar plastik biru untuk daganganku dan kami menggelar tikar untuk dudukku. Kami mempersiapkan timbangan dan plastik2 untuk membawa barang jika mereka membeli daganganku. Begitu kami selesai membereskannya, aku duduk memperhatikan orang2 berlari2 pagi dan beberapa melihat2 barang2 dagangan yang ada.

Aku bersebelahan dengan pedagang buah di sebelah kiri dan pedagang makanan kecil di sebelah kananku, dan merekalah yang selalu membantuku ,karena mereka memang pedagang asli. Jika siang sampai malam, mereka berjualan di pasar, tidak seperti aku. Mereka adalah seorang bapak tua pedagang buah dan seorang ibu separuh baya pedagang makanan kecil. Pertama kali, aku sangat tidak percaya diri. Orang2 berlalu lalang memperhatikan kami, termasuk aku, dan mungkin mereka melihat aku, sebagai pedagang bawang merah dan telur asin dan sepertinya mereka tidak percaya .....

"Berapa mba, bawang merahnya?", seorang ibu bertanya.

"Tiga belas ribu per kilo, bu", aku menjawab. Dadaku berdegub keras,

"Pembeli pertama", pikirku. Ibu itu tidak menawar, mungkin memang harga itu di Senayan, murah.

"Minta 4 kilo, mba" .....

Aku semangat menimbang dan membungkus bawang merah untuk ibu itu. Ketika ibu itu membayar untuk daganganku, mataku merebak merah. Aku terharu, sungguh aku teringat  betul. Ini pertama aku berjualan untuk menyambung hidupku setelah di pecat karena krismon.

Telur asinku pun demikian. Ternyata banyak orang suka telur asin. Dengan membeli kopi, mereka memakan telur asinku untuk teman kopi pagi setelah olahraga. Satu orang bisa sampai memakan 2 telur, biasanya lelaki. Katanya, untuk menambah daya tahan! Hehehe ..... aku tidak tahu sama sekali soal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun