Bahwa aku selalu ingin terus besyukur dengan keadaanku. Sejak terserang stroke di Amerika dan dokter2ku disana mengatakan bahwa aku ( mungkin ) tidak pernah akan 'bangun' lagi karena pembuluh darah otakku pecah dan otakku tergenang darah sampai 20%, tetapi aku tidak pernah menangis karena strokeku.
Bahwa aku hanya ingin selalu berdoa untuk bisa tetap member nafkah anak2ku, secara aku hanya seorang 'single parent' bagi mereka. Siapa yang bisa membiayai mereka sementara sebentar lagi salah seorang anakku, Dennis, akan melanjutkan kuliah setelah lulus SMA.
Bahwa walau aku seorang 'ordinary disabled woman' tetapi Tuhan Jesus tetap mencintaiku, dimana aku tetap bisa berkarya walau dalam keterbatasan. Dan aku tetap bisa berprestasi, termasuk aku bisa berbicara di depan sekitar 500 undangan dengan keterbatasan kata2ku .....
Bahwa terserangnya aku stroke memberikan aku kehidupan yang sungguh2 bisa aku nikmati sebagai makhluk Tuhan yang selau mau belajar dalam pembinaan imanku terhadap Tuhan. Aku bisa 'membalikkan' kehidupanku 180 derajad dan aku masih bisa menikmati hidupku dengan bahagia .....
Aku memandang satu persatu undangan di depanku ketika aku mulai percaya diri. Tatapan mata mereka tertuju kepadaku. Dan aku melihat banyak tatapan mata yang berkaca2 dan seringkali mereka menghapus air matanya. Aku tersenyum memandang mereka. Ternyata, kami, para insane pasca stoke, saling pedli satu sama lain dan aku ingin berbagi carite bahwa 'inilah aku, sahabats, mari kita bergandeng tangan untuk saling mendukung dalam menatap masa depan' .....
Aku bisa melihat, wajah2 tua IPS ternyata tidak percaya bahwa aku menderita stroke di usia muda, dimana mereka terserang stroke di usia tua mereka. Aku menyakinkan mereka bahwa aku tidak bersedih dan aku selalu bersyukur atas Tuhan memberikan aku percobaan yang ungguh tidak mudah aku jalani.
Dan dengan bu Laksmi membawakan makalahnya, ternyata merajut kemandirian pasca stroke, ternyata memang tidak mudah. Bahwa pada dasarnya, untuk rehabilitasi stroke lebih berhasil untuk melibatkan masyarakat. Peran serta masyarakat ditingkatkan dalam bentukrehabilitasi bersumberdaya masyarakat, dimana anggota masyarakat berperan sebagai kader kesehatan di lingkungannya di bidang penanggulangan stroke.
Selesai tanya jawab, kami rehat makan siang. Kami menerima kenang2an dari acara ini. Dan banyak IPS menyalamiku dengan mata berkaca2 serta bicara dengan suara parau. Aku banyak memeluk ibu2 tua yang menyalamiku dan menepuk2 tangan bapak2 tua yang sangat tersentuh tentang kesaksianku. Bapak2 tua itu menangis, beliau tidak bisa berjalan dan tidak bisa berbicara. Lama aku mengobrol dengannya. Setelah beliau tenah, aku meninggalkan beliau untuk mengambil makan siang .....
Aku menerima kenangan2. Ini adalah pencapaianku yang kesekian kalinya setlah aku terserang stroke 1 tahun 10 bulan lalu ..... Puji Tuhan .....
Maka siang kami diliputi canda tawa para IPS dan tidak henti2nya mereka menanyakan aku tentang ini dan itu. Kami banyak berfoto bersama dan mereka meminta nomor telpon ku untuk mereka undang sebagai undangan atau pembicara di dalam acara2 semacam ini. Mereka mengatakan, bahwa aku menjadi motivator dan inspirator untuk mereka. Bahwa beberapa dari mereka mulai putus asa dengan keadaan pasca stroke yang lebih dari 10 tahun.
Teman2 papaku pasca stroke yang juga sangat mendukungku aku di rehat .....