Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Konsep 'Back to the City': Dampak dari Kehidupan Hunian Perkotaan

18 Juli 2011   06:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:35 1653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bensin                                  : Rp. 6.000,- x 14 = Rp. 84.000,-

Biaya parkir                         : Rp. 2.000 x 8 = Rp. 16.000,-

Total biaya yg di keluarkan per-hari sekitar Rp. 125.000,-

Dalam 1 bulan, biaya yg dikeluarkan sekitar Rp. 2.500.000,- ( estimasi 20 hari kerja ). Biaya tersebut belum termasuk biaya2 benkel, asuransi, kesehatan dan sebagainya. Semua ini tentinya merupakan pengeluaran yang tidak sedikit jumlahnya.

Menjadi seorang pegawai memang tidak mudah. Masalah yang hadir biasanya berkaitan dengan pengaturan waktu yg ujungnya akan berpengaruh pada kualitas hidup. Setelah bekerja seharian, kelompok pekerja ini umumnya masih harus menempuh perjalanan panjang untuk mencapai rumah yg terletak di pinggiran kota. Aktivitas ini tentu sangat melelahkan dan hanya menyisakan sedikit waktu dan tenaga untuk beraktifitas di rumah, seperti berkomunikasi dengan keluarga atau sekedar menyalurkan hobby. Padahal,  semua aktivitas tersebut sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Pokok dari permasalahan ini adalah waktu yg habis di perjalanan. Jika saja waktu yg diperlukan untuk menempuh dari rumah ke kantor bisa dipersingkat, tentunya masih ada tenaga untuk melakukan aktivitas dengan keluarga. Namun solusi ini sangat tidak mudah. Penyebabnya adalah mahalnya harga rumah di perkotaan denga fasilitas2 yang cukup. Tetap ada rumah murah di perkotaan, tetapi biasanya fasilitas2nya tidak memadahi dan sering juga merupakan rumah2 yang mungkin lahannya sebenarnya bukan untuk hunia sesuai 'master plan' Jakarta.

Masyarakat memang membutuhkan hunia yg dekat dengan tempatnya bekerja. Selain waktu tempuh menjadi lebih pendek, tinggal di tengah perkotaan bisa meningkatkan produktivitas kerja.

Trend 'Back to the City'

Konsep sebuah hunian yg ideal hendaknya memiliki tingkat pelayanan di tambah dengan fasilitas umum yang memadai serta memiliki ruang terbuka hijau. Tidak itu saja, hunian dapat menjadi pusat kegiatan ekonomi sehingga aktifitas masyarakatnya berlangsung aman dan menyenangkan.

Menjawab permasalah di atas, kini berkembang fenomena 'back to the city' yang telah berkembang secara signifikan, bukan hanya di Jakarta saja tetapi di banyak kota di dunia. "Back to the city" merupakan konsep dimana orang2 kembali bermukim di perkotaan karena suatu kebutuhan bekerja untuk hidup.

1310971189622849601
1310971189622849601

131097128126551091
131097128126551091

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun