By Christie Damayanti
Konsep pengadaan bangunan dan fasilitasnya
Selain itu dipertimbangkan untuk dibangun Sekolah Seni yg mempunyai fasilitas penunjang seperti Pusat Kebudayaan, Concert Hall, Gedung Opera, Perpustakaan serta Panggung Terbuka. Pengembangan selanjutnya dapat dipikirkan hal2 dibawah ini :
1.      Dibuat ' dunia bawah tanah' berupa pertokoan modern sebagai penunjang keberadaan daerah wisata diatasnya, seperti banyak terlihat di nagara2 maju.
Diatasnya adalah jalan, kita bisa menyeberang jalan lewat pertokoan modern di bawah tanah. Kita bisa juga duduk2 menikmati suasana lingkungan.
2.      Sediakan 1 jalur jalan dan digunakan sebagai 'City Walk' seperti terlihat di Universal Sudio yg sarat akan toko cindera mata dan berbagai informasi menarik yg berhubungan dengan daerah tersebut.
'City Walk' Universal Studio, adalah pedestrian yg penuh dengan informasi tentang studio. Kita bisa juga membuat seperti di Pasar Seni Ancol, dibuat memanjang dengan banyak toko2 cindera mata dan informasi tentang Jakarta.
Konsep 'City Walk' di Tokyo sepertinya sedikit lain. Bukan untuk berbelanja atau untuk mencri informasi, tetapi lebih ke 'berjalan denga santai, menikmati alam di tengah2 kota'.
Juga 'City Walk' di Melboune ini. Dengan konsep pedestrian yg luas, diharapkan warga dan wisatawan bisa menikmati suasana kota tanpa diganggu kebisingan dan keruwetan 'shoping' atau arus informasi.
'City Walk' di Heidelberg Jerman ini hampir sama dengan konsep Universal Studio, bedanya hanya toko2 tanpa infomasi yg memang dibutuhkan. Disini kita hanya berjalan2 dan berbelanja saja.
3.      Membntuk kembali fungsi 'benteng' yg sudah runtuh mendekati aslinya dan digunakan sebagai animasi kejadian masa lampau, seperti terlihat di Benteng Alamo di San Antonio Texas.
Benteng Alamo, Texas. Didalamnya adalah fragmen dimensional tentang perjuangan Davy Crockett. Dimalam hari, terlihat suasana yg'magis' dan bisa membuat kita kembali ke masa silam.
4.      Memperbaiki museum2 yg ada dan difungsikan sebagai museum dimensional, maksudnya selain sebagai tempat pajangan benda2 lama juga sebagai pusat informasi secara multi media seperti di banyak Museum Pendidikan dan Science di negara2 maju.
Museum Science di London, berisikan bukan hanya benda2 lama tetapi bisa digunakan atau bisa di coba, seperti mencoba sebuah mobil disini.
5.      Mengembangkan trem listrik di daerah wisata yg mungkin juga akan berkembang di luar daerah wisata sebagai pengganti bus kota yg menyebabkan polusi, seperti di San Francisco atau di Amsterdam.
Trem di San Fransisco yang bisa dipakai oleh wisatawan berputar2 kota tetapi juga bisa dipakai transpotasi oleh warga.
Trem Amsterdam juga bisa dipakai oleh warga selain dipakai oleh wisatawan.
Pengadaan bangunan di daerah wisata ini akan dikembangkan dan disesuaikan dengan keadan masa2 yg akan datang. Konsep diatas hanya merupakan konsep awal yg saya pikir sangat sesuai dan relevan dengan keadaan sekarang.
Ketinggian bangunan dan tampak dapen bangunan / façade disesuaikan dengan keadaan bangunan. Untuk bangunan2 yg baru / akan dibangun, sebaiknya disesuaikan dengan keadaan bangunan, juga disesuaikan dengan fungsi bangunan itu sendiri. Misalnya, untuk museum pendidikan / science, dapat sedikit berbau high-tech yg digabungkan dengan unsur Batavia Lama.
Bandingkan dengan Museum Fatahillah Jakarta dan City Hall Berlin dan City Hall San Francisco serta Central Station Amsterdam. Mereka bisa merawat bangunan2 kuno, tetapi mengapa kira tidak bisa? Museum Fatahillah tidak kalah menarik dan cantik nya dibandingkan mereka, bukan ?
Sebaiknya, didepan bangunan2 ini disediakan jalur pedestrian yg cukup besar dilengkapi dengan asesoris perkotaan dan taman2 yg dipenuhi oleh berbagai tanaman dan bunga2an sehingga sangat nyaman dilalui oleh pejalan kaki sambil bersantai dan berpiknik dengan keluarganya, seperti di negara2 Eropa : Amsterdam (Â lihat tulisan : Mengamati Arsitektur dan Lingkungan di Amsterdam
) , Venesia, Hyde Park di London, atau Central Park di New York ( lihat tulisan : Central Park New York: Kawasan 'Hutan Kota' dan Bagian dari Paru-Paru Dunia ),
Fremantle di Perth atau di San Antonio Texas ( Lihat tulisan : River Walk: Pedestrian yang Sangat Romantis dan Berwawasan Lingkungan di Tepi Sungai San Antonio )
dan di banyak tempat di seluruh dunia.
Jarak antar bangunan baru juga harus diperhatikan agar mempunyai skala yg manusiawi dan nyaman untuk bercengkerama dengan keluarga. Misalnya, jangan ada bangunan baru yg saling berhimpitan sehingga skala ruang secara keseluruhan menjadi kabur dan tidak ada tempat untuk sekedar duduk dan menikmati suasana lingkungan.
Bangunan2 kuno ini, justru dipertahankan oleh Belanda. Di rawat dan dijadikan 'wisata'. Antara bangunan2 dengan sungai terdapat pedestrian, biasanya warga dan wisatawan duduk2 hanyak menikmati suasana tanpa berbuat apa2.
Pengadaan cafe2 terbuka yg banyak terdapat di Paris atau di Roma sangat membantu wisatawan dalam menikmati lingkungan. Karean di Jakarta panas, banyak pepohonan rindang dan pohon hias mutlak diperlukan ditambah desain taman yg nyaman akan menjadikan lingkungan panas menjadi lebih sejuk.
Jalan2 di Roma dipenuhi oleh cafe2 di pinggir jalan hanya untuk duduk2 warga dan wisatawan yg menikamti suasana wisata sekelilinginya.
Juga di Paris, banyak jalanan dipenuhi oleh cafe2 pinggir jalan. Nyaman dan menarik, bukan?
Sumber gambar : beberapa dari www.google.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H