Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa 'Indra Perasa' Kita Tidak Berfungsi, Ketika Serangan Stroke?

19 Februari 2014   01:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:42 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serangan stroke pecah pembuluh darah otak dan serangan stroke penumbatan, mempunyai resiko terberat adalah sama, yaitu KEMATIAN.

Untuk aku sendiri, nomor 3 otak kiriku, pernah terendam darah, dimana aku merasakan sendiri bahwa sensivitas tubuhku di bawah kulit sebagai indra perasa, sedikit terganggu, terutama di tubuh bagian kananku. Mungin indra perasa tubuh kananku, hanya sekitar 50% saja.

Anak2ku sering menggodaku, mereka sering 'jawil2' tanganku dan aku tidak merasakannya, jika hanya sedikit terjawil saja, tetapi jika mereka merabaku dengan cukup keras, aku sudah bisa merasakannya.

Tetapi komplikasi atau kombinasi daerah2 yang terkena serangan stroke itu sepertinya tidak akan hanya 1 daerah atau nomor saja. Karena antara nomor 1,2 atau yang lainpun cukup dekat. Bayangkan saja, dengan otak manusia yang tidak terlalu besar, mempunyai 47 area, pastilah akan berdekat2an. Untuk aku sendiri, daerah yang terendam darah karena stroke, kombinasi nomor 3, 5 dan 7. Berbeda dengan IPS yang lain. Sehingga, ii adalah salah satu sebab bahwa TIDAK ADA IPS YANG SAMA, KARENA SERANGAN STROKENYA KOMBINASINYA PASTI BERBEDA, itu yang aku baca dalam beberapa referensiku. Sehingga, metoda penyembuhannya pun berbeda ......

Jika kita hanya mengandalkan pengetahuan kita saja sebagai manusia, mungkin sekarang ini aku hanya bisa benar2 terbaring saja, secara recovery baru terjadi puluhan tahun mendatang. Memang ada terapi dengan metoda2 yang berlainan. Semuanya adalah berkat Tuhan, yang bisa menyembuhkan kita, penyakit apapun yang diberikan Tuhan kepada kita.

Kuncinya adalah berserah, berusaha dan berdoa. Serta percaya, bahwa Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik bagi masing2 dari kita ......

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun