By Christie Damayanti
[caption id="attachment_324773" align="aligncenter" width="354" caption="www.mumset.com"][/caption]
Ingat kan, cara makan anak kecil? Kalau bayi, mereka mungkin masih disuapi oleh mamanya atau susternya. Bila mereka sudah bisa duduk sendiri, biasanya mereka di dudukkan di meja kursi khusus untuk bayi, dan di temani oleh mama atau susternya. Makannya ada di mejanya. Kadang, bayi2 tersebut di pegangkan sendoknya dan sering mereka berusaha mengambil makanannya tetapi bukan hanya berusaha di masukkan ke mulutnya saja, tetapi sendok dan makanan tersebut, di buat permainan, dan semuanya kotor dan berantakan ......
Atau setelah mereka lebih besar, orang tua atau susternya pasti mengajarkan mandiri, salah satunya mengajarkan makan sendiri. Caranya sama seperti waktu mereka masih bayi. Dan semakin besar, mereka semakin mengerti bahwa makanan ya untuk di makan, bukan dibuat mainan.
Tetapi, mereka pun tidak gampang memasukkan makanan yang sudah diambil dengan susah payah di sendoknya, karena syaraf2 antara tangan dan otaknya, belum sempurna untuk terkoneksi dengan baik. Sehingga, makanan itu akan tumpah ketika sendok masuk arah mulutnya, tetapi melenceng. Dan terus demikian, sampai mereka berhasil untuk memasukkan makanannya ke dalam mulutnya.
Itu adalah pemandangan sehari2, ketika kita mempunyai anak2 dari bayi sampai mandiri. Mungkin sampai umur 2 tahun, kita mendidik dengan baik untuk mandiri dalam berkegiatan manusia umum. Makan, mandi, dan sebagainya. 'Golden Periode' merupakan tahun2 pertama kita harus mendidik anak2 kita untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, secara fisik dan mentalnya. Karena tahun2 itu syaraf2 mereka belum terkoneksi dengan baik, dan mereka bisa 'dimasuki' didikan yang terbaik untuk masa depan mereka.
Bagaimana hubungannya dengan aku?
Sebagai insan pasca stroke 4 tahun lebih, yang lalu, Aku meerupakan seorang yang sama dengan anak2 di 'Golden Periode'. Aku diserang stroke, dan otakku cacat serta syaraf2 otakku TIDAK TERKONEKSI dengan baik pada tubuh sebelah kananku. Kata sih, aku cacat tetapi sementara karena syaraf2 otak itu tetap akan 'recovery' sekitar 0,01 milimeter per-hari. Itu artinya, berapa lama ujung2 jari tangan dan kakiku akan 'sembuh', jika jarak antara ujung jari tangan dan kakiku berada sekita 1 sampai 1,5 meter dari otakku?
'Golden Periode' untuk insan pasca stroke adalah 1 sampai 6 jam, untuk otak bisa recovery dengan baik. Puji Tuhan, aku ditolong dengan sangat cepat. Hanya ½ jam saja ketika dalam 4 menit saja pertolongan 911 masuk ke kamar hotelku dan membawaku ke rumah sakit terdekat dari hotel dan memeriksa serta memberi obat hanta sekitar 15 menit saja. Tetapi pun, otak kiriku sudah terlanjur terendam darah sekitar 20%.
Ok, abaikan saja. Karena semuanya adalah rencana Tuhan. Jika sembuh, aku sangat bahagia. Tetapi jika tetap cacat seperti ini pun, aku juga sudah sangat bersyukur!
Yang aku ingin ceritakan dan berhubungan dengan keadaanku dan anak kecil yang sedang belajar makan .....
Ketika setelah 4 hari aku berada di ICCU di sebuah rumah sakit Katolik di San Francisco Amerika Serikat, aku sudah diperbolehkan pindah ke ruang perawatan. Waktu 4 hari sebelumnya, semua cairan dan makanan yang harus masuk ke tubuhku, dikirim melalui infus. Tetapi ketika saluran infus untuk cairan dan makananku dilepas, berarti aku harus belajar untuk minum dan makan sendiri, sebagai manusia. Lihat tulisanku Pernahkan Terbayang, Aku Belajar Minum di Awal 40 Tahun?
Itu terapi minum. Bagaimana dengan terapi makan ku, sebagai insan pasca stroke yang baru terserang stroke 4 tahun dan darah masih menggenangi otak kiriku, walau pempuluh dara otak kiriku sudah berhenti memancurkan darahnya?
Ya, illustrasi di awal artikelku ini, adalah apa yang aku alami. Seperti seorang anak kecil belajar makan, yang selalu berantakan, dan memkai celemek besar karena semua baju dan meja bahkan lantai akan kotor dan berantakan ......
Coba membayangkan kita menyuap makanan memakai sendok. Tangan kiri ya. Eh, tetapi jika sehat tangan kiri hanya sekedar menyesuaikan saja seperti tangan kanan. Tetapi jika aku dengagn otak kiri cacat dan tubuh kanan lumpuh ( konsep silang ), tidak gampang 'memaksa' tangan kiriku untuk mengambil makanan memakai sendok dan memasukkan ke mulutku ......
Begini :
Tangan kiriku berusaha memasukkan makanan ke sendokku. Tidak gampang dengan kondisi otakku yang memang sudah cacat. Makanya, aku selalu meminta mangkok agak besar walau hanya makan nasi dan lauk tempe, karena dengan mangkok aku bisa ( berusaha )Â memasukkan makananku di sendok dengan penahan dinding dan tinggi mangkoknya.
Setekah itu, tangan kiriku mulai mencoba memasukkan makanan di dalam sendok ke mulutku. Tidak gampang! Sungguh tidak gampang. Tahun itu, 4 tahun lalu, tangan kiriku terus gamang, bergetar dan tangan kananku benar2 tidak mampu bergerak. Akibatnya, tangan kiriku yang terus bergetar karena berusaha memasukkan makanan di sendok ke mulutku, semakin gamang, dengan perintah otakku yang memang sedang bermasalah, walau tangan kiri mendapat perintah dari otak kanan yang tdak bermasalah ( aku terserang stroke dan pembuluh darah otak kiriku pecat, sehingga aku lumpuh ½ tubuh sebelah kanan ) .....
Sendok itu hampir sampai ke mulutku. Tetapi tiba2 sendok tidak masuk ke mulutku, menabrak bibirku yang lambat terbuka. Setekita itu juga, dengan otakku yang memang masih 'basah' karena darah masing menggenang di otak kiriku, tagan kiriku tidak mampu menghindar, sehingga sendok beserta makanannya, tumpah .....
Itu berkali2 selama makan, berbulan2 selama 6 bulan aku 'belajar hidup' dan bergunung2 kekecewaan karena merasa seperti anak bayi, walau sama sekali tidak menyurutkan aku untuk menyerah .......
Sedemikian sehingga jika mau makan, juga minum lho, aku harus memakai celemek besar. Makanan atau minuman bisa keluar dari mulutku, karena tubuhku benar2 lumpuh ½ tubuh sebelah kanan. Sehingga jika aku mengunyah ( walau dengan perlahan ), beberapa nasi atau lauk dan tetesan air akan meleleh dari mulutku sebelah kanan, karena aku tidak merasakan sama sekali. Bahkan sampai sekarang ......
Bisa dibayangkan? Setelah 'belajar hidup' selama 6 bulan itu, aku berusaha untuk bisa makan dengan baik dan benar. Tidak harus memakai celemek besar, dan harus selalu berusaha melihat mulutku ( mungkin lewat jam tangan yang berkaca atau minta tolong teman ) supaya tidak ada yang meleleh keluar .....
Itulah aku. Sampai sekarang pun aku belum sempurnya dalam kemandirianku. Belajar, belajar dan terus belajar. Belajar berjalan dengan lebih baik, belajar makan dengan lebih sempyrna. Bahkan belajar menelan! Karena sungguh, kerongkonganku juga lumpuh sebelah kanan. Jadi aku sekarang memang makannya sedikit karena untuk menelan saja susah. Bahkan aku tidak atau susah menelan sayur yang keras atau panjang dan susah untuk dipotong ( kangkung atau caisim ). Karena jika aku nekat menelannya, alamat aku bisa menarik lagi sayur itu dari mulutku karena tidak bisa tertelan ......
Hehehe ..... bisa dibayangkan? Jika aku tidak menceritakan, apakah ada yang tahu atau membayangkan seperti apa hidupku? Coba lihat artikel2ku tentang stroke di LINK di bawah artikel ini. Bayangakan, seberapa besar peranan 'semangat' untuk terus hidup. Itu untuk penyandang pasca stroke.
Bagaimana dengan keluarga dan lingkungannya? Belum tentu ada yang mengerti. Bahkn dengan cerita2 ku tengan kesaksianku ini pun, aku sangat yakin bahwa belum ada yang benar2 mengerti 100%. Bahkan papaku yang sehari2 di sisiku pu, tetap tidak mengerti. Sehingga, ktika papa masih hidup, sering kali pun beliau tidak mampu untuk 'menolongku' waktu aku di dera keputusasaan akibat sebuah konflik dan kejadian ......
***
Jika untuk makan normal saja aku belum bisa sempurna, belum mampu mngunyah dengan baik, bisakah dimengerti jika aku kadang2 merasa capek dan putus asa, ketika lingkunganku terus 'memaksa'ku untuk mencoba lagi, mencoba lagi? Tidak mudah, bukan?
Salamku .....
Link kesaksian medis tentang stroke :
Mau Jadi Apa, Aku? Bahkan 1 + 1 Saja Aku Tidak Bisa!
Mengapa 'Indra Perasa' Kita Tidak Berfungsi, Ketika Serangan Stroke?
Pemeriksaan dan Terapi bagi Insan Pasca Stroke
Ketika 'Kemarahan' Melanda Insan Pasca Stroke .....
Terpuruk? Palagi Sebagai Insan Pasca Stroke, Sangatlah Manusiawi!
[Kesaksian] 6 Bulan Aku 'Belajar Hidup'
Musik Adalah 'Self-Teraphy' yang Murah bagi Insan Pascastroke
Upayaku Dalam Penyembuhanku Melawan Stroke .....
Komitmen Untuk Menghindari Faktor Resiko Serangan Stroke ....
'Warning!' Stroke Memang Sangat Mengerikan!
Tidak Mau Terserang Stroke? Hindari Faktor Resikonya .....
Karena Stroke, Koordinasi Anggota Tubuhku Sering Tidak Terkoneksi dengan Baik
Kenalilah Faktor Resiko, Jika Tidak Mau Terserang Stroke, Seperti Aku...
Pernahkan Terbayang, Aku Belajar Minum di Awal 40 tahun?
'Komplikasi Stroke' Setelah Serangan yang Selalu Mendadak
Apa yang Terjadi Ketika Otak Kiriku 'Terendam' Darah Karena Stroke?
'Derajad Kecacatan' Akibat Serangan Stroke, Seperti Aku .....
Pedulikah Kita dengan 'Warning Sign' Tubuh tentang Serangan Stroke?
Pertolongan Pertama Jika Terserang Stroke
Tangan Kiriku pun Sulit untuk Digunakan karena 'Carpale Tunnel Syndrome' .....
Diagnosa Awal adalah 'Stroke Berulang', tetapi Aku Tetap Percaya Bahwa Ini yang Terbaik Untukku
'Lapang Pandang' Bisa Menyempit : Salah Satu Akibat Stroke
Sebenarnya, Bolehkah Penderita Pasca Stroke 'Terbang?'
Eforia yang Berlebihan Bagi Penderita Pasca Stroke, Bisa Membuat 'Afasia Sensorik' Seperti Aku
Gagal Pemeriksaan Otak, Karena Pembuluh Darah Nadi Tanganku Lembut Seperti Jerami
Enyahlah, Hai Penyakit!! Jangan Berdenyut Lagi!!!
'Disfagia': Menelan Sayur-pun Aku Tidak Mampu
Ketika Stroke Mengakibatkan 'Cacat'
Penyakit 'Lupa': Tidak Sesederhana yang Kita Kira
Seks Bagi Penyandang Pasca Stroke
Beradaptasi dengan Penderita Stroke : Konsep Manusiawi bagi Lingkungan si Penderita
Peranan dan Cinta Keluarga Bagi Penderita Stroke
'Sebuah Tubuh Separuh Lumpuh', Seperti Aku .....
Gangguan Kontrol Bahasa ('Afasia'): Salah Satu Akibat dari Stroke
Kelumpuhan sebagai Salah Satu 'Gejala Stroke Perdarahan (Hemorrhagic cerebral)'
Apa Yang Terjadi Setelah Serangan 'Stroke ?'
Hidup Tetap Bisa Berkarya, Walau Serangan Stroke Melanda
Dari Status Facebook-ku: Terlihat Sakit Kepalaku (Mungkin) memang Merupakan Gejala Awal Stroke-ku
Jika 'Depresi' Mengikuti Penderita Pasca Stroke
Pencegahan Faktor Resiko 'Jatuh' bagi Penyandang Pasca Stroke
Seberapa Mematikannya dan Akibat yang Ditimbulkan oleh Stroke
Bagaimana Aku Mengatasi 'Kesulitan Berpikir (Kognitif)' Sebagai Penderita Pasca Stroke?
Mengatasi Masalah Emosional Bagi 'Pasca Stroke', Seperti Aku
Emosi Positif Membangkitkan 'Impuls' Balasan Gerak pada Tubuh Lumpuhku
Serangan Stroke Bisa Membuat Seseorang Menjadi 'Gila Seks'
'Brodmann Area': Mengapa Panderita Stroke dan Metode Terapinya Bisa Berlainan?
Seks Merupakan Hubungan Intim Untuk Terapi Bagi Penderita 'Pasca Stroke'
'Kesetimbangan'ku Membuat Aku Serasa Berada di Atas Kapal dalam Badai, Setiap Saat .....
Buatku, 'Kesemutan Kronis'-ku Identik dengan Kelumpuhanku
Sering Pusing dan Sakit Kepala Merupakan Gejala Awal Stroke
Kesaksianku: Stroke Berulang? Mungkinkah, Aku?
Stroke Bukan Akhir Dari Segalanya
Bisakah Berhubungan Seks Pasca Stroke ?
Peduli Stroke: Hidup Berkualitas, Jangan Seperti Kami
Harapan Untuk Sembuh Bagi Penderita Stroke
Kesaksianku (Bag 4): Terapi Khusus Stroke: 'Leisure Therapy'
Kesaksianku (Bag 3): Terapi Khusus Stroke: 'Occupation Therapy'
Kesaksianku (Bag 2): Terapi Khusus Stroke: 'Physic Therapy'
Kesaksianku (Bag 1): Terapi Khusus Stroke: 'Speech Therapy'
Bahaya Stroke Bisa Diantisipasi
Apa Sih Dampak dari Stroke Itu ?
Bagaimana 'Membaca' Gejala Stroke ?
Kini, Stroke Pun Menyerang Usia Muda
Kesempatan Kedua : Tuhan 'Menghidupkan' Aku Lagi
kesaksianku : 1 Tahun Aku "bersahabat" dengan Stroke
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H