Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bahkan Makan Sendiri Pun Tidak Sanggup! Seperti Bayi Saja!

26 Februari 2014   16:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:27 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika setelah 4 hari aku berada di ICCU di sebuah rumah sakit Katolik di San Francisco Amerika Serikat, aku sudah diperbolehkan pindah ke ruang perawatan. Waktu 4 hari sebelumnya, semua cairan dan makanan yang harus masuk ke tubuhku, dikirim melalui infus. Tetapi ketika saluran infus untuk cairan dan makananku dilepas, berarti aku harus belajar untuk minum dan makan sendiri, sebagai manusia. Lihat tulisanku Pernahkan Terbayang, Aku Belajar Minum di Awal 40 Tahun?

Itu terapi minum. Bagaimana dengan terapi makan ku, sebagai insan pasca stroke yang baru terserang stroke 4 tahun dan darah masih menggenangi otak kiriku, walau pempuluh dara otak kiriku sudah berhenti memancurkan darahnya?

Ya, illustrasi di awal artikelku ini, adalah apa yang aku alami. Seperti seorang anak kecil belajar makan, yang selalu berantakan, dan memkai celemek besar karena semua baju dan meja bahkan lantai akan kotor dan berantakan ......

Coba membayangkan kita menyuap makanan memakai sendok. Tangan kiri ya. Eh, tetapi  jika sehat tangan kiri hanya sekedar menyesuaikan saja seperti tangan kanan. Tetapi jika aku dengagn otak kiri cacat dan tubuh kanan lumpuh ( konsep silang ), tidak gampang 'memaksa' tangan kiriku untuk mengambil makanan memakai sendok dan memasukkan ke mulutku ......

Begini :

Tangan kiriku berusaha memasukkan makanan ke sendokku. Tidak gampang dengan kondisi otakku yang memang sudah cacat. Makanya, aku selalu meminta mangkok agak besar walau hanya makan nasi dan lauk tempe, karena dengan mangkok aku bisa ( berusaha )  memasukkan makananku di sendok dengan penahan dinding dan tinggi mangkoknya.

Setekah itu, tangan kiriku mulai mencoba memasukkan makanan di dalam sendok ke mulutku. Tidak gampang! Sungguh tidak gampang. Tahun itu, 4 tahun lalu, tangan kiriku terus gamang, bergetar dan tangan kananku benar2 tidak mampu bergerak. Akibatnya, tangan kiriku yang terus bergetar karena berusaha memasukkan makanan di sendok ke mulutku, semakin gamang, dengan perintah otakku yang memang sedang bermasalah, walau tangan kiri mendapat perintah dari otak kanan yang tdak bermasalah ( aku terserang stroke dan pembuluh darah otak kiriku pecat, sehingga aku lumpuh ½ tubuh sebelah kanan ) .....

Sendok itu hampir sampai ke mulutku. Tetapi tiba2 sendok tidak masuk ke mulutku, menabrak bibirku yang lambat terbuka. Setekita itu juga, dengan otakku yang memang masih 'basah' karena darah masing menggenang di otak kiriku, tagan kiriku tidak mampu menghindar, sehingga sendok beserta makanannya, tumpah .....

Itu berkali2 selama makan, berbulan2 selama 6 bulan aku 'belajar hidup' dan bergunung2 kekecewaan karena merasa seperti anak bayi, walau sama sekali tidak menyurutkan aku untuk menyerah .......

Sedemikian sehingga jika mau makan, juga minum lho, aku harus memakai celemek besar. Makanan atau minuman bisa keluar dari mulutku, karena tubuhku benar2 lumpuh ½ tubuh sebelah kanan. Sehingga jika aku mengunyah ( walau dengan perlahan ), beberapa nasi atau lauk dan tetesan air akan meleleh dari mulutku sebelah kanan, karena aku tidak merasakan sama sekali. Bahkan sampai sekarang ......

Bisa dibayangkan? Setelah 'belajar hidup' selama 6 bulan itu, aku berusaha untuk bisa makan dengan baik dan benar. Tidak harus memakai celemek besar, dan harus selalu berusaha melihat mulutku ( mungkin lewat jam tangan yang berkaca atau minta tolong teman ) supaya tidak ada yang meleleh keluar .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun