Pak Jokowi, Mengapa TPU Tidak Diprogramkan Menjadi RTH yang Memadahi?
Tanah pemakaman itu bisa menjadi RTH yang cukup memadahi JIKA pemda mau kratif. Mahal? Tidak! Seperti yang aku tuliskan di link diatas.
Tanah pemakaman itu sudah ada. Di beberapa titik di Jakarta. Salah satunya yang beberapa terbesar, seperti TPU Menteng Pulo, TPU Tanah Kusir atau TPU Petamburan, atau juga TPU Karet Bivak. Ini adalah pemakaman umum yang sudah ada sejak lama. Ditambah lagi dengan TPU-TPU baru, yang kesemuanya seharusnya bisa dikreatifkan untuk sebuah ruang terbuka hijau yang cukup baik, apalagi TPU ini bisa berfungsi sebagai paru-paru kota Jakarta.
Untuk TPU yang baru seperti TPUÂ Kampung Kandang atau TPU modern seperti San Diego Hills, itu sudah baik, bahkan menjadikan TPU sebagai 'rumah masa depan', untukku tidak terlalu menyenangkan. Bayangkan, untuk membeli tanah untuk makam sendiri bisa sampai puluhan juta! Alhasil, tanam pemakaman menjadi area 'bersenang-senang', seperti di salah satu link diatas.
TPU lama ini, sudah mempunyai beberapa bagian yang bisa langsung dijadikan RTH :
1.      Mempunyai tanah cukup luas, sebagai tempat penyerapan air
2.      Mempunyai pepohonan yang cukup banyak untuk paru-paru kota
3.      Sebagai tempat untuk hidup tanaman dan hewan-hewan kecil dalam sebuah ekosistem
4.      Sebagai tepat penghijauan dan sudut pandang strategis bagi wawrga kota
5.      Dan sebagainya
Pemda hanya tinggal menatanya saja, untuk menjadi kan TPU sebagai RTH Jakarta, menuju 30% RTH. Tidak mahal, dan tidak rumit. Mungkin aku tidak tahu tentang detail keadaan TPU di Jakarta. Tetapi ketika papa di panggil Tuhan Maret 2013 kemarin, dan kami selalu menengok makam papa setiap hari Minggu setelah ibadah Gereja, membuat aku banyak berpikir tentang pengolahan TPU sebagai bagian program pemda dalam rencana membangun 30% RTH Jakarta.