Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

'Pedestrian Baru' Jakarta, Hasilnya Apa? Nol Besar!

8 April 2014   22:19 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:54 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walau secara fisik, pengerjaannya tidak ( atau belum? ) sesuai dengan kualitas Jakarta sebagai ibukota negara, dan secara kuantita tidak sesuai dengan konsep lebar jalan untuk disabled dengan kursi roda, paling tidak sudah cukuplah pedestrian itu dikatakan sebagai 'pedestrian imipian' di Jakarta.

Ya, sebagai pedestrian di Jakarta, sepertinya belum ada titik yang nyaman untuk berjalan. Termasuk di jalan2 protokol pun, tidak cukup nyaman untuk berjalan sebagai pejalan kaki. Selain pedestrian kekecilan ( hanya kurang dari 1 meter ), mungkin banyak pot tanaman yang mengganggu. Atau juga ada yang untuk warung serta sepeda motor parkir.

Sebenarnya, pedestrian yang ideal bagi sebuah kota besar, apalagi kota metropolitan dan ibukota negara, selain 'ramah disabled', badan pedestrian berkisar antara 1,5 meter sampai 2 meter. Konsepnya adalah, 2 orang sehat selebar 60 cm untuk bisa berpapasan ( jadi sekitar 1,20 meter ) + 1 orang lagi ( jika mungkin = 1,8 meter ). Atau di tambah sebuah kursi roda sekitar 80 cm ( 2 orang + 1 kursi roda = 1,2 meter + 0,8 meter = 2 meter ).

Bahkan sebuah pedestrian, standard internasional tidak lebih dari 6 mm sampai 1,3 cm, untuk kursi roda supaya tidak membuat disabled dengan kursi roda terjatuh dan mengalami kesulitan.

[caption id="" align="aligncenter" width="256" caption="www.un.org.gif"]

www.un.org.gif
www.un.org.gif
[/caption]

Walaupun juga, masih banyak sekali warga Jakarta yang dengan seenaknya saja menaikkan motornya ke pedestrian karena macet, sehingga di ujung2 pedestrian tersebut, di pasangi pipa2 besar dengan tujuan supaya tidak ada motor yang memasuki pedestrian tersebut.

Akibatnya, kursi roda pun tidak bisa masuk! Padahal niat awalnya adalah ingin membuat Jakarta mulai menjadi 'kota ramah disabled!'

Ckckckck ..... mungkin tetap saja keinginan kita tidak tercapai ......

***

Ketika di banyak titik mulai terbangun 'pedestrian impian' di Gatot Subroto, ternyata semakin tidak memungkinkan kota Jakarta sebagai kota yang ramah disabled! Mengapa?

Contoh di sepanjang jalan S.Parman dari Semanggi sampai Grogol, 'pedestrian2 impian' itu semakin tidak menjadi impian .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun