Ternyata di titik tertinggi di jalan layang itu, mempunyai sayap pelataran. Untuk apa? Aku tidak tahu! Mungkin untuk nonton banjir?? Atau untuk nonton pemukiman padat???
Coba bayangkan : sebenarnya tempat itu untuk apa ya? Jika untuk 'emergency', mengapa dijejeri beton2? Bahkan di titik2 tertentu ada sampah2 yang tidak prnah dibuang .....
Apa sih konsepnya?
Konsepnya? Aku tidak tahu! Yang jelas, dengan sayap2 di sisi kanan kiri ttik tertingi jalan layang tersebut, mejadikan jalan itu seperti ini :
1.      Berantakan, karena beton2nya tidak dijejer dengan baik, bahkan terkesan seenaknya saja
2.      Kotor karena sepertinya ada yang membuang sampah di pelataran tersebut
3.      Pejalan kaki, justru sengaja ke atas untuk bersenda gurau dengan teman2nya, tiap pagi atau sore. Mereka duduk2 di atas beeton sambil makan camilan.
4.      Dengan para pejalan kaki keatas, dengan tidak adanya pedestrian, membuat kemacetan karna mereka biasanya berjalan bergerombol di badan jalan
5.      Beberapa motor sengaja keatas dan berhenti diatas sambil santai
6.      Seperti biasa, jika serombongan warga Jakaarta bersantai di suatu titik, akan ada corat-coret serta buang sampah sembarangan
7.      Sepertinya mereka melihat 'view' sungai Ciliwung dan perumahan padat penduduk