1.      Air hujan yang memang seharusnya dapat diserap oleh RTH.
2.      Ataupun air tanah yang memang merupakan sumber air untuk hidup.
3.      Tetapi juga bisa didapatkan dari air sungai, dengan metoda2 khusus penjernihan air
4.      Atau apapun, jika teknologi sudah memungkinkan
Tetapi jika manusia masih tidak memperdulikan lingkungannya, sehingga air bersih dewasa ini sulit didapat, sehingga manusia harus membeli air bersih dengan materi, yang tambah lama semakin mahal. Bayangkan, untuk minum air bersih saja per-gelas kita membeli 500 rupiah atau di beberapa daerah di Indonesia harus membeli air bersih untuk mandi, mencuci dan memasak per-galon. Dan pasti akan semakin banyak daerah2 yang kekurangan air bersih.
1.      Tanah penyerapan diganti dengan beton, sehingga air hujan langsung ke laut.
2.      Penyedotan air tanah sedemikian rupa, dan manusia lupa bahwa sumber alam tetap bisa habis dan ( mungkin ) tidak tergantikan
3.      Dan sebagainya
'Urban Green Infra-structure' adalah jaringan yang saling berhubungan antara lahan basah, hutan, lahan kering, sungai, kehidupan liar dalam perkotaan, dengan RTH, jalur hijau, konservasi, pertanian atau perkebunan, tama2 perkotaan dan semua yang berhubungan dengan 'hijau'.
Dimana ini akan sangat mendukung kehidupan manusia, bukan hanya dukungan untuk kehidupannya saja tetapi tentang kesehatan dan kenyamanan warga kota. 'Urban Green Infra-structure' bisa digunakan sebagai pengendali perkembangan kota. Perkotaan harus mempunyai RTH, dimana RTH-RTH yang sudah ditetapkan, TIDAK DAPAT DI KONVERSI UNTUK FUNGSI LAIN.
Pada kenyataannya, sebagian besar kota2 metropolitan ( terutama di negara2 berkembang ) justru mengganti RTH menjadi 'perumahan dan kegiatan manusia' tanpa ijin. Dan itulah salah satu yang membuat 'hijau' kota semakin semajin menyusut.