Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

'Urban Green Infra-Stucture' : Kepedulian Kita Tentang Lingkungan, Akan Memperlambat Kehancuran Dunia .....

24 April 2014   19:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:15 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti


[caption id="" align="aligncenter" width="588" caption="thegirg.org"][/caption]

Sebuah kota pasti dan harus mempunyai infra-structure, yang berfungsi sebagai dasar dari hidup perkotaan. Infra-structure2 itu dibagi menjadi beberapa jenis, sesuai wacana akademis :

1.       Urban Infra-structure - lebih kearah fisik kota

Misalnya, tentang jaringan transportasi ( jalan, kereta, pesawat, dll ), jariang utilitas ( listrik, air, gas, telepon, dll ), jaringan sampah, dan sebagainya

2.       Infra-structure sosial

Misalnya, tentang sekolah ( semua kegiatan pendidikan ), rumah sakit, perdagangan ( pasar, perbelanjaan, dll ) dan sebagainya

Lalu, sekarang ini, dunia membagi urban infra-structure sendiri dalam 2 katagori, menyusul dengan adanya ketidak-pedulian dunia tentang lingkungan, sehingga banyak sekali 'harta karun' dalam bumi menjadi sangat tidak bisa mendukung kehidupan manusia lagi, dan membuat manusia 'meluncur turun' untuk kualitas hidupnya :

1.       Gray Infra-Structure

Seperti transportasi, jembatan, drainase dan sebagainya

2.       Urban Green Infra-Structure

Adalah pembangunan kot yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

'Urban Green Infra-structure', lebih kepada keterhubungan manusia dengan hijau alam dan lingkungan ( green space ) yang akan memberikan keuntungan2 bagi manusia dalam dunia itu sendiri. Konsepnya adalah, EKOLOGIS ( keberlanjutan lingkungan, sosial serta ekonomi ) demi semuanya, khususnya manusia ).


[caption id="" align="aligncenter" width="479" caption="hypae.net"]

hypae.net
hypae.net
[/caption]

Contoh, proyek bersama antara pemerintah dan warga kota untuk 'Urban Green Infra-structure'. Tidak besar2, mungkin hanya sepanjang jalan perumahan kita saja, lalu di sepanjang jalan yang lain, kelompok2 yang lain. Yang lama kelamaan akan menjadi kesinambungan kawasan perkotaan dalam RTH.

Tidak hanya sekedar menanam pohon saja, atau tidak sekedar mengganti lapisan pedestrian saja, tetapi harus secara KOMPREHENSIF dengan batasan2 konsep standard untuk menciptakan 'hijau kota' .....

Fungsi ekologis itu sendiri, merupakan jaringan atau networking dari RTH ( ruang terbuka hijau ) yang akan melindungi dari nilai dan fungsi ekositem perkotaan, khususnya Jakarta.


[caption id="" align="aligncenter" width="477" caption="www.melioradesign.net"]

www.melioradesign.net
www.melioradesign.net
[/caption]

Contoh konsep standard dalam menanam pohon dengan lingkungannya, untuk kenymanan dan kesehatan masyarakan perkotaan.

Bingung?

Gini :

Misalnya, kuta semua pasti membutuhkan air bersih. Semua manusia memang membutuhkan itu, bukan? Air bersih itu sendiri, kita dapatkan dari beberapa sumber, yaitu

1.       Air hujan yang memang seharusnya dapat diserap oleh RTH.

2.       Ataupun air tanah yang memang merupakan sumber air untuk hidup.

3.       Tetapi juga bisa didapatkan dari air sungai, dengan metoda2 khusus penjernihan air

4.       Atau apapun, jika teknologi sudah memungkinkan

Tetapi jika manusia masih tidak memperdulikan lingkungannya, sehingga air bersih dewasa ini sulit didapat, sehingga manusia harus membeli air bersih dengan materi, yang tambah lama semakin mahal. Bayangkan, untuk minum air bersih saja per-gelas kita membeli 500 rupiah atau di beberapa daerah di Indonesia harus membeli air bersih untuk mandi, mencuci dan memasak per-galon. Dan pasti akan semakin banyak daerah2 yang kekurangan air bersih.

1.       Tanah penyerapan diganti dengan beton, sehingga air hujan langsung ke laut.

2.       Penyedotan air tanah sedemikian rupa, dan manusia lupa bahwa sumber alam tetap bisa habis dan ( mungkin ) tidak tergantikan

3.       Dan sebagainya

'Urban Green Infra-structure' adalah jaringan yang saling berhubungan antara lahan basah, hutan, lahan kering, sungai, kehidupan liar dalam perkotaan, dengan RTH, jalur hijau, konservasi, pertanian atau perkebunan, tama2 perkotaan dan semua yang berhubungan dengan 'hijau'.

Dimana ini akan sangat mendukung kehidupan manusia, bukan hanya dukungan untuk kehidupannya saja tetapi tentang kesehatan dan kenyamanan warga kota. 'Urban Green Infra-structure' bisa digunakan sebagai pengendali perkembangan kota. Perkotaan harus mempunyai RTH, dimana RTH-RTH yang sudah ditetapkan, TIDAK DAPAT DI KONVERSI UNTUK FUNGSI LAIN.

Pada kenyataannya, sebagian besar kota2 metropolitan ( terutama di negara2 berkembang ) justru mengganti RTH menjadi 'perumahan dan kegiatan manusia' tanpa ijin. Dan itulah salah satu yang membuat 'hijau' kota semakin semajin menyusut.


[caption id="" align="aligncenter" width="481" caption="www.drexel.net"]

www.drexel.net
www.drexel.net
[/caption]

Contoh hasil dari 'Urban Green Infra-structure' untuk perkotaan

Lihat tulisanku :

Taman Kota : Bagi Kesehatan Warga Dunia

Boleh kan, Jika TPU Menjadi Program Rencana 30% RTH Jakarta?

Menuju Jakarta 30% RTH [Dari yang Sekarang 11% Saja], Mungkinkah?

Adakah yang Peduli, Jika Penurunan Muka Tanah Jakarta Setinggi 6,6 Meter Tahun 2030?

Pemanasan Global Bumi, Perubahan Pola Hidup dan Sisi Pantai, Penyakit, sampai RTH untuk Jakarta

Mewujudkan 'Ruang Hijau Pribadi' Jakarta, Mungkinkah?

***

Seperti tulisanku di link2 diatas, pada kenyataannya RTH tidak mempunyai dampak ekonomi bagi perkotaan, jelas! Karena RTH merupakan fasilitas2 perkotaan. Sehingga RTH memang HARUS DIAWASI keberlangsungannya. Tetapi ternyata justru RTH mempunyai dampak ekonomi bagi warga kota, terutama mereka yang tidak mempunyai tempat tinggal, dan mereka membangun 'perumahan padat' di jalur2 hijau seperti di bantaran sungai atau di sepadan sepanjang rel kereta api.

Pembangun Urban Green Infra-structure juga harus diintegrasikan dengan rencana pembangunan 'gray infra-structure'. Keterkaitan dengan pembangunan jalan, drainase atau apapun harus dilakukan secara KOMPEHENSIF dan MULTI-DISIPLINER, seperti yang sering aku katakan di banyak tulisan2ku. Harus ada ahli planologi, arsitek, urban planner, geodesi, biologi, landscape, bahkan ahli ekonomi serta struktur, stake-holders dan sebaganya ). Tidak mungkin hanya seorang saja, apalagi hanya 1 disiplin ilmu saja!

Dan tidak ketinggalan, partisipasi masyarakat perkotaan yang berwawasan lingkungan, akan memperlancar program pengembangan RTH perkotaan.

Mungkinkah?

MUNGKIN! Tetapi memang tidak gampang. Sebagian masyarakat peduli dengan kegiatan bersama ini, tetapi sebagian lagi tetap tidak peduli. Apalagi dengan adanya materi dan kekuasaan, semakin banyak masyarakat yang justru 'berani' dan berjudi dengan masa depan bumi kta ini .....

Tugas kita sendiri, tidak usah tinggi2. Tetapi hanya KEPEDULIAN sedikit saja tentang lingkungan, jika semuanya melakukan itu hasilnya akan bisa membangun sebuah space kehidupan yang lebih baik!

Dan kepedulian kita tentang lingkungan, akan memperlambat kehancuran dunia .....

Selamat Hari Bumi ......

13096071791943036955
13096071791943036955

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun