![](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/556e75bf0423bd8d0a8b4568.jpeg?t=o&v=555)
Aku, mba Lilih Wilda dengan dede Anien
Hehehe, se-siang itu, dede Anien mampu merebut simpati kami semua. Aku langsung jatuh cinta kepada dede Anien dengan sosok fisiknya sebagai seorang bayi yang menggemaskan! Begitu juga dengan yang lain. Bahkan bu Sylvi lama menggendongnya sambil menyusuinya lewat botol.
![](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/556e75c30423bd8d0a8b4569.jpeg?t=o&v=555)
Mba Lilih, bu Sylvi dan dede Anien
#Duh ... aku ingin juga menggendongnya, tetapi tanganku cuma satu, aku hanya bisa bermain dengan tagan kiriku, mengoceh untuknya serta menciumnya .....
Semangat terus, mba Lilih ..... Tuhan akan menemani mba dan dede Anien .....
![](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/556e75c80423bd8d0a8b456a.jpeg?t=o&v=555)
Bahkan, mama ku pun langsung jatuh hati dengan dede Anien. Bermain bersama .....
Makan siang pun terus menghasilkan suasan yang ceria. Sate ayam yang aku pesan hampir habis, senang rasanya aku melihat sahabat2ku ceria. Terima kasih, Tuhan atas hidup kita walau penuh dengan keterbatasan .....
Setelah makan siang, karena anak2ku sibuk ( Dennis les di dekat sekolahnya, Michelle les Bahasa Inggris di LIA ), maka bu Sylvi meminta untuk membereskan sisa2 makan siang dan mencuci piring2 kami. Astaga ...... maaf dan terima kasih, bu Sylvi atas kesediaannya, serta kasihnya padaku. Kebetulan juga mamaku sedang agak tidak enak badan, setelah malamnya harus mengantarku ke 2 orang dokter untuk check-up di rumah sakt Cikini sampai malam. Dan di rumahku tidak ada pembantu.