By Christie Damayanti
Udara dingin menggigit! Sungguh! Mungkin dengan 11 derajat Celsius disana waktu itu, tidak terlalu dingin. Tetapi anginnya itu yang membuat dingin. Bukan hanya dingin, tetapi membuat aku sedikit menggigil! Dan aku merapatkan syal serta mantelku untuk mengusir dingin .....
Museum Volendam
Aku belum pernah masuk kesana, walau museum ini berada di depan parker bus2 wisata dari seluruh Holland. Karena biasanya, kami hanya 'digiring' langsung ke tepi laut nya. Tidak pernah ke tempat seperti ini. Dan sekarang aku yakin, aku tepat memilih tour ini, walau harganya cukup mahal. Tour kali ini, memang aku arus membayarnya lebih mahal dari sebelumnya. Ternyata memang lebih banyak yang dilihat, selain hanya sekedar 'desa nelayan' di pelabuhan Volendam .....
Desa Volendam berdiri dari tahun 1462, sebuah desa kecil petani dan nelayan, dan secara bertahap berkembang menjadi desa yang makmur. Penduduknya sebagian besar beragama Katolik.
Sejak tahun 1870, masyarakat nelayan otentik dengan hidup dalam tradisi kuno yang me-rakyat. Seperti yang sudah aku tuliskan sebelumnya, rumah mereka sangat indah dengan kayu di cat warna warni, yang sekarang menjafi asset bangsa untuk mengilhami seniman dan wisatawan.
Pada tahun 1884 perusahaan steamboat lokal membuka layanan reguler dari Amsterdam langsung menuju pulang Marken, dimana biasanya pegadang2 menuju Marken melalui Volendam. Sehingga, jarak Amsterdam-Marken meraih sukses besar, dan penduduk desa Volendam mengalihkan pekerjaannya sebagai PEDAGANG ikan, bukan pencari ikan ( nelayan ).
Dan Marken sukses besar dengan menjadikan pulau kecil ini sebagai salah satu tujuan wisata Holland, lewat Volendam.
Aku dan anak2ku di depan Museum Volendam, serta aku dengan 'the real Dutch' dengan baju tradisional dan sepatu kayu-nya .....
Presentasi Museum Volendam :
Main Room
Pameran tematik tentang desa Volendam. Kostum khas cantik dengan topi putihnya, patung2, ornamen, gerabah, ekspresi musik sampai presentasi dalam video. Kami 'tersihir' disana .....
Diorama Keluarga Belanda di rumah kecil sederhana mereka dalam museum
Bandingkan, lebih cantik mana? Kain tradisional NTT dari Indosenia yang aku pakai atau baju tradisional Belanda di patung ini? Menurutku, sama2 cantik karena kita harus bangga dengan budaya kita dan memamerkannya di manca negara …..
Botter Room
Mempresentasikan beberapa ruangan / interior rumah2 tradisional Volendam, dengan perabot asli kayu sejak jaman dulu, untuk periode tahun 1815 - 1920.
Fishery room
Pameran utama adalah miniatur kapal nelayan dengan segala isinya. Termasuk jala yang sedang dirajut dan cara melempar jala tersebut. Sangat menarik!
Miniatur kapal layar nelayan Volendam, dengan detail dan boneka2nya .....
Eh, jangan lupa! Museum ini menjelaskan berbagai teknik memancing dan menjala ikan, bagi yang memang berhobi 'ikan'. Presentasi ini berada pada periode tahun 1895 - 1953 di Volendam.
Picture-Theatre Room
Untuk mempresentasikan tentang nostalgia art deco gambar-teater dengan pilihan yang bervariasi atau kompilasi film dokumenter oleh sutradara Belanda, gulungan berita dari berbagai negara, rekaman video.
Maze Room
Ruangan ini terkait dengan kegiatan sehari2 penduduk Volendam sejak dahulu. Berlayar, bertani, beternak unggas, mengolah ikan dan pekerjaan kehidupan sehari2. Termasuk kegiatan anak2 ke sekolah, Gereja, permainan, perayaan dan sebagaian, dalam sebuah desa Volendam.
Diorama : Kegiatan penduduk di Volendam, sehari-hari
Cigar bands Room
Dari awal tahun 1947, ada sebuah rumah yang mengkoleksi 11 juta bungkus cerutu. Dan koleksinya disusun secara unik, mozaik. Dan tahun 1995, mozaik itu berkembang dalam dekorasi warna warni bangunan2 terkenal di dunia. Sebuah karya seni yang menjadi salah satu daya tarik museum ini.
Berbagai jenis cerutu ( cigar ) yang dipamerkan, sejak jaman mereka memproduksinya
Hmmmmmmm ..... Jujur, aku baru mengetahuinya sekarang tentang sejarah desa Volendam. Karena dibenakku, Volendam sekarang masih merupakan sebuah desa nelayan, dimana memang masih terlihat perahu2 nelayan yang banyak berlayar, nelayan2 yang merajut jalanya, bahkan ibu2 Belanda yang membawakan perlengkapan dan kebutuhan suaminya. Dan itu pun masih memakai baju2 dan tradisi konvensional .....
Ratusan jenis cerutu dan pembungkusnya, yang di desain sebagai 'wall-paper' serta membungkus banyak perabotan rumah tangga. Sebuah inspirasi muncul di otakku. Suatu saat, aku akan membangun mimpi seperti ini .....
Detail si pembungkus cerutu di Museum Volendam .....
Volendam ternyata sangat menghargai sejarah dan kehidupan lalu nya, tidak kalah dengan Amsterdam. Dan Museum Volendam membantu aku untuk terus berusaha 'mengenal' mereka sambil terus belajar, betapa aku harus terus memberdayakan sejarah bangsaku .....
Tips ku tentang sebuah ( calon ) inspirasi :
Mari, berusahalah untuk mengamati apa yang ada di sekeliling kita. Apapun, itu. Karena dengan mengamati,berarti kita melihat dengan 'hati'. Mungkin orang lain menilah hanya sekedarnya saja. Dan jika kita melihat dengan 'hati', aka nada sesuatu sensasi yang membuat hati kita terangsang untuk lebih menyelaminya.
Ketika kita melai untuk menyelami sensasi itu, menurutku itulah sebuah inspirasi baru, yang membuat kita semamgat untuk meniru sesuai dengan keadaan, mencari dan mengembangkannya, demi sebuah prestasi, paling tidak untuk diri sendiri .....
Sebelumnya :
Sisi Lain 'Volendam', Selain Sebagai Desa Nelayan
[Edisi Kecewa] Hujan Cukup Deras Terus Mengikuti Kami .....
'Molen De Gooyer' : Musim Panas yang Hangat di Café Brouwerij .....
Keliling Amsterdam dengan Bus Wisata 'Hop-On dan Hop-Off'
Beberapa Paket Tour ( Termasuk Untuk Disabled ) yang Pastinya Sangat Menyenangkan!
Menu Makan Pagi Favorite di Molly Malones - Oudejizdskolk Straat
The FEBO 'De Lekkerste' : Kedai Burger Otomatis di Holland
'Perburuan' itu Dimulai : Dunia Filateli Amsterdam .....
[Bidikan Amatir] Burung-Burung di Amsterdam itu Terbang Rendah .....
Mahasiswa 'Cool' Menjemput Masa Depan di Universiteit van Amsterdam
Piala Dunia ... Ooo ... Piala Dunia : Jejak Sampah di Amsterdam
Rumah-Rumah Amsterdam yang Cantik dan Spesifik
Museum Amsterdam : Mungil tetapi Tetap Bersahaja .....
'The Begijnhof' : Perempuan2 itu Hanya Ingin Berkarya Dalam Diam .....
'The Parrot' : Gereja yang Tersembunyi di Kalverstraat
'Kalverstraat' : Shopping Area dengan Pedestrian yang nyaman
'Canal Cruise' : Menikah di Kanal Amsterdam? Siapa Takut!
'Canal Cruise' : Secercah Harapan dari Kanal Amsterdam
Makan Siang Pertama di Amsterdam : Masakan China dan Suriname
Dunia Prostitusi 'De Wallen' Amsterdam, yang Sebenarnya .....
Ketika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan 'Excited!'
'Coffee Morning' : Ketika Kebahagiaan Mengawali Semuanya
'Basiliek van der H. Nikolaas' : Gereja Katolik Tertua di Amsterdam Abad - 18
Oudejizdskolk Straat, Basiliek van de H.Nikolaas, Café Molly Malones di Amsterdam
Menuju Amsterdam ... Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh!
Perjalanan ke Negeri yang Jauh Sudah Mulai dan Mimpiku Semakin Nyata .....
Horeeeeeee ..... Libur Besar Telah Tiba!
Ketika Aku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, dengan Separuh Tubuh Lumpuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H