Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Catatan Sejarah Desa Volendam dalam Sebuah Museum

18 Agustus 2014   21:40 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:13 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Udara dingin menggigit! Sungguh! Mungkin dengan 11 derajat Celsius disana waktu itu, tidak terlalu dingin. Tetapi anginnya itu yang membuat dingin. Bukan hanya dingin, tetapi membuat aku sedikit menggigil! Dan aku merapatkan syal serta mantelku untuk mengusir dingin .....

Museum Volendam

Aku belum pernah masuk kesana, walau museum ini berada di depan parker bus2 wisata dari seluruh Holland. Karena biasanya, kami hanya 'digiring' langsung ke tepi laut nya. Tidak pernah ke tempat seperti ini. Dan sekarang aku yakin, aku tepat memilih tour ini, walau harganya cukup mahal. Tour kali ini, memang aku arus membayarnya lebih mahal dari sebelumnya. Ternyata memang lebih banyak yang dilihat, selain hanya sekedar 'desa nelayan' di pelabuhan Volendam .....

Desa Volendam berdiri dari tahun 1462, sebuah desa kecil petani dan nelayan, dan secara bertahap berkembang menjadi desa yang makmur. Penduduknya sebagian besar beragama Katolik.

Sejak tahun 1870, masyarakat nelayan otentik dengan hidup dalam tradisi kuno yang me-rakyat. Seperti yang sudah aku tuliskan sebelumnya, rumah mereka sangat indah dengan kayu di cat warna warni, yang sekarang menjafi asset bangsa untuk mengilhami seniman dan wisatawan.

Pada tahun 1884 perusahaan steamboat lokal membuka layanan reguler dari Amsterdam langsung menuju pulang Marken, dimana biasanya pegadang2 menuju Marken melalui Volendam. Sehingga, jarak Amsterdam-Marken meraih sukses besar, dan penduduk desa Volendam mengalihkan pekerjaannya sebagai PEDAGANG ikan, bukan pencari ikan ( nelayan ).

Dan Marken sukses besar dengan menjadikan pulau kecil ini sebagai salah satu tujuan wisata Holland, lewat Volendam.

14083452382082003117
14083452382082003117

14083453641321613706
14083453641321613706

Aku dan anak2ku di depan Museum Volendam, serta aku dengan 'the real Dutch' dengan baju tradisional dan sepatu kayu-nya .....

Presentasi Museum Volendam :

Main Room

Pameran tematik tentang desa Volendam. Kostum khas cantik dengan topi putihnya, patung2, ornamen, gerabah, ekspresi musik sampai presentasi dalam video. Kami 'tersihir' disana .....

1408345442243315880
1408345442243315880

Diorama Keluarga Belanda di rumah kecil sederhana mereka dalam museum

14083454911406439087
14083454911406439087

Bandingkan, lebih cantik mana? Kain tradisional NTT dari Indosenia yang aku pakai atau baju tradisional Belanda di patung ini? Menurutku, sama2 cantik karena kita harus bangga dengan budaya kita dan memamerkannya di manca negara …..

Botter Room

Mempresentasikan beberapa ruangan / interior rumah2 tradisional Volendam, dengan perabot asli kayu sejak jaman dulu, untuk periode tahun 1815 - 1920.

Fishery room

Pameran utama adalah miniatur kapal nelayan dengan segala isinya. Termasuk jala yang sedang dirajut dan cara melempar jala tersebut. Sangat menarik!

140834569311801273
140834569311801273

14083457501240547808
14083457501240547808

Miniatur kapal layar nelayan Volendam, dengan detail dan boneka2nya .....

1408345887195919593
1408345887195919593

14083460681007097764
14083460681007097764
Diorama kegiatan di kapal nelayan dengan perbandingan 1 : 1, sehingga aku bias merasakan hidup di jaman itu. Lihatlah, tidak lupa sebuah Salib yang memberika berkat mereka, tampak di diorama kapal mereka ......

Eh, jangan lupa! Museum ini menjelaskan berbagai teknik memancing dan menjala ikan, bagi yang memang berhobi 'ikan'. Presentasi ini berada pada periode tahun 1895 - 1953 di Volendam.

Picture-Theatre Room

Untuk mempresentasikan tentang nostalgia art deco gambar-teater dengan pilihan yang bervariasi atau kompilasi film dokumenter oleh sutradara Belanda, gulungan berita dari berbagai negara, rekaman video.

Maze Room

Ruangan ini terkait dengan kegiatan sehari2 penduduk Volendam sejak dahulu. Berlayar, bertani, beternak unggas, mengolah ikan dan pekerjaan kehidupan sehari2. Termasuk kegiatan anak2 ke sekolah, Gereja, permainan, perayaan dan sebagaian, dalam sebuah desa Volendam.

14083462141389218420
14083462141389218420

Diorama : Kegiatan penduduk di Volendam, sehari-hari

Cigar bands Room

Dari awal tahun 1947, ada sebuah rumah yang mengkoleksi 11 juta bungkus cerutu. Dan koleksinya disusun secara unik, mozaik. Dan tahun 1995, mozaik itu berkembang dalam dekorasi warna warni bangunan2 terkenal di dunia. Sebuah karya seni yang menjadi salah satu daya tarik museum ini.

14083462611006318909
14083462611006318909

Berbagai jenis cerutu ( cigar ) yang dipamerkan, sejak jaman mereka memproduksinya

Hmmmmmmm ..... Jujur, aku baru mengetahuinya sekarang tentang sejarah desa Volendam. Karena dibenakku, Volendam sekarang masih merupakan sebuah desa nelayan, dimana memang masih terlihat perahu2 nelayan yang banyak berlayar, nelayan2 yang merajut jalanya, bahkan ibu2 Belanda yang membawakan perlengkapan dan kebutuhan suaminya. Dan itu pun masih memakai baju2 dan tradisi konvensional .....

140834633078925152
140834633078925152

14083464141565980618
14083464141565980618

Ratusan jenis cerutu dan pembungkusnya, yang di desain sebagai 'wall-paper' serta membungkus banyak perabotan rumah tangga. Sebuah inspirasi muncul di otakku. Suatu saat, aku akan membangun mimpi seperti ini .....

1408346609689960936
1408346609689960936

14083467381668314953
14083467381668314953
Aku berpose dengan latar belakang pembungkus cerutu dalam 'landmark' kota2 dunia, Gereja San Marco di Venezia dan Windmills di Holland .....

1408346856634512523
1408346856634512523

14083470821382787491
14083470821382787491

Detail si pembungkus cerutu di Museum Volendam .....

Volendam ternyata sangat menghargai sejarah dan kehidupan lalu nya, tidak kalah dengan Amsterdam. Dan Museum Volendam membantu aku untuk terus berusaha 'mengenal' mereka sambil terus belajar, betapa aku harus terus memberdayakan sejarah bangsaku .....

Tips ku  tentang sebuah ( calon ) inspirasi :

Mari, berusahalah untuk mengamati apa yang ada di sekeliling kita. Apapun, itu. Karena dengan mengamati,berarti kita melihat dengan 'hati'. Mungkin orang lain menilah hanya sekedarnya saja. Dan jika kita melihat dengan 'hati', aka nada sesuatu sensasi yang membuat hati kita terangsang untuk lebih menyelaminya.

Ketika kita melai untuk menyelami sensasi itu, menurutku itulah sebuah inspirasi baru, yang membuat kita semamgat untuk meniru sesuai dengan  keadaan, mencari dan mengembangkannya, demi sebuah prestasi, paling tidak untuk diri sendiri .....

Sebelumnya :

Sisi Lain 'Volendam', Selain Sebagai Desa Nelayan

[Edisi Kecewa] Hujan Cukup Deras Terus Mengikuti Kami .....

'Molen De Gooyer' : Musim Panas yang Hangat di Café Brouwerij .....

Keliling Amsterdam dengan Bus Wisata 'Hop-On dan Hop-Off'

Beberapa Paket Tour ( Termasuk Untuk Disabled ) yang Pastinya Sangat Menyenangkan!

Menu Makan Pagi Favorite di Molly Malones - Oudejizdskolk Straat

The FEBO 'De Lekkerste' : Kedai Burger Otomatis di Holland

'Perburuan' itu Dimulai : Dunia Filateli Amsterdam .....

[Bidikan Amatir] Burung-Burung di Amsterdam itu Terbang Rendah .....

Mahasiswa 'Cool' Menjemput Masa Depan di Universiteit van Amsterdam

Piala Dunia ... Ooo ... Piala Dunia : Jejak Sampah di Amsterdam

Rumah-Rumah Amsterdam yang Cantik dan Spesifik

Museum Amsterdam : Mungil tetapi Tetap Bersahaja .....

'The Begijnhof' : Perempuan2 itu Hanya Ingin Berkarya Dalam Diam .....

'The Parrot' : Gereja yang Tersembunyi di Kalverstraat

'Kalverstraat' : Shopping Area dengan Pedestrian yang nyaman

'Canal Cruise' : Menikah di Kanal Amsterdam? Siapa Takut!

'Canal Cruise' : Secercah Harapan dari Kanal Amsterdam

Makan Siang Pertama di Amsterdam : Masakan China dan Suriname

Dunia Prostitusi 'De Wallen' Amsterdam, yang Sebenarnya .....

'Red Light District', WisataProstitusi di Amsterdam : Hahaha ..... Anak-Anakku Cepat Belajar dari Lingkunganya

Ketika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan 'Excited!'

'Coffee Morning' : Ketika Kebahagiaan Mengawali Semuanya

'Basiliek van der H. Nikolaas' : Gereja Katolik Tertua di Amsterdam Abad - 18

Oudejizdskolk Straat, Basiliek van de H.Nikolaas, Café Molly Malones di Amsterdam

Selamat Datang di Amsterdam!

Menuju Amsterdam ... Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh!

Perjalanan ke Negeri yang Jauh Sudah Mulai dan Mimpiku Semakin Nyata .....

Horeeeeeee ..... Libur Besar Telah Tiba!

Ketika  Aku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, dengan Separuh Tubuh Lumpuh

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun