Aku di Metro TV
Ketika aku mulai menulis tentang kepedulianku untuk Jakarta sejak tahun 2011 lalu, sejarang terus berlanjut yang menghasilkan ratusan artikel dalam sebuah 'fan pages' di Facebook. Sebuah kolom khusus untuk men-share tulisan-tulisanku tentang Jakarta Kota Kita.
Aku tidak tahu,apakah aku GR atau tidak, tetapi yang jelas jika aku menuliskan tentang sebuah keluhat kecil tentang Jakarta setelah Bp Jokowi menjadi Gubernur Jakarta, 2 atau 3 minggu kemudian keluhanku dieksekusi dan diperbaiki. Sepeerti beberapa tulisanku sebagai berikut :
Si Kijang Totol : Tempatmu Bukan Disini, Sayang .....
Sedikit Konsep Tentang Waduk Pluit untuk Pak Jokowi
Perlintasan Rel Kereta Berhantu? Hiiiii ......
Bahkan tentang Waduk Pluit, konsep ini sebelum pak Jokowi mengerjakannya, tetapi semuanya sesuai dengan angan dan mimpi2ku. GR? Masa bodohlah .....
Untuk Kijang Totol, sekitar 2 minggu postingan ini tersebar, kijang-kijang itu dibawa ke Bogor. Karena aku? Entahlah. Dan tentang perlintasan rel kereta ini, sekitar 2 minggu setelahnya, perlintasan itu benar-benar diperbaiki! Sayangnya, hanya perlintasan itu saja, tidak perlintasan-perlintasan yang lainnya .....
Artikel-artikelku tentang kepedulianku untuk Jakarta menuai banyak HL, dimana namaku semakin melambung. Bukan untuk menyombongkan diri, tetapi aku hanya mau mengatakan bahwa semuanya ini berkat aku menulis di Kompasiana. Bahkan ketika aku dihubungi oleh Metro TV untuk wawancara tenang Sungai-sungai dan Rumah-rumahKumuh di Jakarta, membuat aku semakin semangat untuk terus berkarya walau tetap dalam keterbatasan .....
Dari artikel-artikel di Kompasiana, semakin membuat namaku terus melambung. Sekali lagi, bukan untuk menymbongkan diri, tetapi lewat kompasiana lah semakin banyak media yang ingin mewawancaraiku. Ketika tahun 2011 lalu, sebuah surat kabar internasional 'The Jakarta Post' mewawancaraiku di rumah oleh pak Eman Dapa Loka, namaku terkenal di penjuru dunia lewat link2 surat kabar online dunia. Membanggakan sekali ketika seorang temanku di Amerika memberikan ucapan selamat karena dia membaca artikel tentang aku di Dallas Tribune.
Dan sekitar April 2014 ini, harian Jawa Pos menduplikasi cara itu. Jawa Pos yang bekerjasama dengan banyak harian local seluruh Indonesia menerbitkan artikel2 tentang aku di hamper semua harian local tentang hobi filateli ku, sehingga teman2 filateli di luar pulau sering memberitahukan tentang artikel-artikel tentang filateli-ku .....