Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pemandangan Swiss, Cantik? Indonesia juga! Tetapi .....

26 Februari 2015   21:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:28 5083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keindahan alam seperti ini mampu membiusku untuk terus bermimpi. Tangan kiriku yang sehat, selalu memegang kamera pocket ku untuk terus mengabadikan keindahan alam ciptaan Tuhan .....

Mari kita lihat 'perbandingan' pemandanga alam ini, di Swiss dan di Indonesia :

14249343391512852412
14249343391512852412

[caption id="attachment_399637" align="aligncenter" width="320" caption="wisataalamindonesia.blogspot.com"]

14249343771040150454
14249343771040150454
[/caption]

Sama2 cantik. Sama2 indah. Apa bedanya? Bedanya hanya 'landmark alam' nya. Pepohonannya. Gunungnya. Jika gunung2 di Swiss sering diselimuti dengan salju abadi, berbeda dengan gunung2 di Indomesia yang berselimut hijau, walau di beberapa lereng gunung, seakan hanya tanah coklat karena pengrusakan lingkungan .....

Perbedaannya lagi adalah fasilitas2 wisata. Mari kita lihat bedanya :

14249345351284270981
14249345351284270981

[caption id="attachment_399644" align="aligncenter" width="550" caption="tripadvisor.com"]

1424934621756636478
1424934621756636478
[/caption]

Disepanjang jalan dari Zurich ke Titlis bahkan kemanapun, walaupun kami berada di luar kota yang jarang perumahan dan penduduknya, fasilitas warga tetap diperhatikan. Coba lihat foto diatas.

Foto pertama adalah ketika kami mulai masuk ke pedalaman dengan penduduk yang jalan. Mobil2 pun tidak banyak, tetapi pemerintah kota tetap memperhatikan pejalan kaki dengan membangun pedestrian di sisi kanan dan kiri jalan. Rapid an ukurannya sesuai dengan standard, sekitar 120 cm. Dengan konsep untuk 2 orang berjalan atau berpapasan (orang lebar 60 cm, 2 orang menjadi 120 cm ). Ini hanya MINIMAL  .....

Tetapi bagaimana dengan di Indonesia? Jangankan fasilitas2 di desa2 yang lebih sedikit penduduknya. Bahkan jalanan di perumahan padatpun tidak dibangun pedestrian, sehingga membahayakan pejalan kaki, karena mereka harus berjalan di badan jalan untuk kendaraan bermotor, bahkan tidak jarang dilewati truk atau bus besar ......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun