Mohon tunggu...
Christie Stephanie
Christie Stephanie Mohon Tunggu... -

Siswi kelas 9A SMP Tunas Harapan Nusantara. Remaja labil yang berpikiran pendek dan menganggap menulis adalah bagian hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Butuh Perjuangan?

19 September 2013   22:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:39 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tapi, Don, bukan itu caranya. Buktiin sama Vina dong, kalo lo, bukan cuma bisa menang adu otot, adu otak sama adu prestasi baru cowo gentle!" Mia masih menasihati Doni dengan suara keras. Sedikit mengandung penyemangat.

"Ya tapi gimana? Lo tau sendiri, nilai gue kayak apaan tau!" Doni hanya memprotes sebal.

"Nah! Itu sadar! Ya belajar toh! Lo pikir ribut ama Rian bisa bikin lu pinter?" Roni jadi sebal sendiri dengan Doni.

"Iya, bawel amat sih lu pada!" Doni hanya menjawab dengan nada kesal.

"Ya elah, nih anak, dinasehatin malah ngatain orang bawel," Geral jadi ikut sebal, melihat tingkah Doni yang menyebalkan.

"Sekarang lu bisa bilang kita bawel, tapi kalo udah ngerasain manfaatnya, jangan lupa bilang terima kasih ama kita!" Mia berdiri dari kursinya dan berjalan menuju kerumunan para gadis lainnya yang sedang berbincang-bincang. Doni dan Geral juga mulai bermain dengan teman-teman lain. Sedangkan Doni hanya duduk merenung. Benar apa kata teman-temannya. Menarik hati Vina bukan dengan cara adu otot, tapi adu prestasi.

Mulai dari hari itu, Doni belajar keras untuk menyaingi prestasi Rian. Rian yang memang dari awal lebih dekat dengan Vina daripada Doni, merasa posisinya terancam. Persaingan ketat terjadi diantara mereka. Hingga pada saat pengumuman ulangan akhir semester 1, semua siswa tercengang akan informasi yang mereka dengar. Doni masuk peringkat 10 besar dari 30 siswa di kelasnya. Padahal, biasanya Doni hanya menempati peringkat 20 ke bawah. Rian hanya mampu berdecih mendengarnya.

Kini, tekad Doni untuk menyatakan perasaannya pada Vina sudah bulat. Dia tak perlu malu lagi kalau prestasinya buruk seperti yang lalu-lalu. Kini, dia sudah mampu menunjukkan kesungguhannya dan prestasinya.

Setelah pengumuman itu berakhir, Doni meminta bantuan Mia, Geral, dan Roni untuk membantunya menyatakan perasaannya pada Vina. Sekaligus menjadi saksi untuk peristiwa membanggakan yang akan dia lalui sekitar setengah jam kedepan.

Sementara Mia, Geral, dan Roni bersembunyi di balik pintu kelas saat jam istirahat akan berakhir, Doni sedang menyemangati dirinya sendiri di ambang pintu kelas. Melihat Vina yang tengah bersendagurau dengan seorang siswa laki-laki yang sepertinya siswa kelas lain, Doni memandang ketiga temannya yang kini menatap ke arahnya dengan pandangan menyemangati.

Keberanian yang ada dalam hati Doni semakin menguatkannya. Akhirnya, dia memanggil Vina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun