Mohon tunggu...
Christian Timor
Christian Timor Mohon Tunggu... -

Aku baik-baik saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[PDKT] Mungkinkan Aku

4 April 2015   16:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:33 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#42

christian timor

di masa beramai, terhempaslah reraga di depan bola mata

semerbak

hening

damai

dia dan dia tak bernama

seperti senja tanpa mentari: tiba-tiba gelap

dalamnya kesunyian hari

tangan kasar mencari

tangan lembut berayun

menyusuri kelopak waktu

'entah kapan ada temu' doa lelaki

'mungkinkan kemungkinanMu ya Rabb' tulis si putri

hari teruskan sabda alam

ranting-ranting lemah: dilepasnya dedaun

jatuh dalam peluk angin di dada rerumput

di sana jua si lelaki bertemu kemujuran

sepucuk surat berkata: kuberi kau istimewa

di sini pun si putri dihampiri: doamu menang

tapi tunggu ini bukan harinya

kejadian pun berkisah

entah apa di namakan

hari bertanggal jadi saksi

: aku putri. aku ghumi

jadilah aku kamu belum kita

ditetasnya waktu yang jua entah

terbit lagi di bawah langit dedaun tempo pertama

cerita-cerita baru saling bersahut

kecil-kecil terasa

menulis senyum di bibir berdua

menenggelamkan mereka untuk meminta

'berilah esokmu lagi' pinta si lelaki

'itu di tangan Penenunku' jawab si putri

dan

hari pun bersemi: mereka berucap salam

hujan datang: mereka berpuisi

panas tertawa: mereka berpayung

malam menakuti: mereka berdoa

lalu alam pun mengiyakan restu

: mereka jadi kita

tapi Sang Penenun mengancam

: bersumpahlah

si lelaki menangis

si putri menunduk

doa mereka jatuh bergandeng di telapak tangan malaikat

pada keberapanya hari mereka bertemu janji

'mungkinkan aku halal bagimu' doa sang putri mendarat mulus di hati si lelaki

'insyaallah, di empat april akan kau dengar para bibir berucap sah' sang lelaki menjawab

seketika semerbak harum

hening syahdu

damai menggenggam

: jadilah abadi

mampirlah jika ingin membaca tulisan teman-teman yang lain di http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2015/04/04/pdkt-inilah-perhelatan-dan-hasil-karya-peserta-event-fiksi-pdkt-735177.htmlh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun