Dalam hidup berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki 4 pilar atau konsensus yang menjadi dasar dari ideologi negara dan tidak dapat diganggu gugat yakni Pancasila, UUD 1945, Bineka Tunggal Ika dan NKRI, ini menjadi dasar dari sebuah keutuhan bangsa karena negara akan tetap kuat dengan pondasinya jika semua pihak memegang teguh ideologi yang sudah ditanamkan dari era orde lama hingga era reformasi.
Pada kesempatan ini, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang menjadi tempat untuk salah satu Anggota komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Yohanes Fransiskus Lema, S. IP, M. Si, datang dan memberi sosialisasi tentang 4 Pilar yang menjadi dasar dari keutuhan bangsa hingga saat ini. Ia merupakan seorang politisi dan juga akademis yang datang dan memberikan informasi yang beragam kepada mahasiswa dan juga dosen yang ikut dalam kegiatan sosialisasi tersebut.
Sebelum menjabat sebagai Anggota Komisi IV DPR RI, Bapak Ansi Lema sudah beberapa kali datang ke Universitas Katolik Widya Mandira untuk memberikan Kuliah Umum dan kegiatan-kegiatan yang bersifat akademis, akan tetapi pada kesempatan ini kunjungannya resmi sebagai Anggota Komisi IV DPR RI, dan ini menjadi suatu kebanggaan untuk kampus dan juga untuk dirinya sendiri karena bisa membagi ilmu kepada kaum muda terutama para mahasiswa yang akan meneruskan masa depan bangsa.
Merasa senang bisa datang ke kampus lagi, karena dia lahir dan dibesarkan di dunia kampus. Ia sadar bahwa dari dunia kampus akan melahirkan anak-anak bangsa yang memiliki gagasan dan pemikiran yang akan terus memikirkan masa depan Republik ini, dan akan melakukan proses transformasi untuk segala macam perubahan kedepannya nanti.
Berbicara tentang perubahan dan transformasi, menurutnya harus ada kesadaran kritis untuk melakukan hal tersebut dan mahasiswa merupakan pemeran paling penting yang akan menggerakan kehidupan bangsa untuk terus bergerak maju menuju generasi berikutnya. Karena itu menurutnya dunia kampus merupakan dunia yang paling strategis dan juga vital yang harus ia masuki dan membagikan informasi dan pengetahuan penting mengenai 4 Pilar yang menjadi dasar ideologi negara.
Latar belakangnya sebagai aktivis membuat ia sangat bersemangat dalam menanggapi segala macam permasalahan yang ada di negri ini, ia berceritra ketika lengsernya Orde baru karena ada gebrakan dari mahasiswa yang datang dari berbagai macam budaya dan kalangan dengan pemikira-pemikiran dan idelogi untuk menghentikan otoritarianisme orde baru.
"Republik ini didirikan oleh anak muda. Kalau tidak percaya buka saja di sejarah ketika tahun 1998" Ujarnya lantang.
Dengan semangat ia meyakinkan ratusan mahasiswa yang memadati Aula Kampus Fisip Unwira, mahasiswa sangat antusias menanggapi dan menjawab pertanyaan yang diberikan, dengan berbagai macam pemikiran yang datang dari para mahasiswa. Untuk merdeka memerlukan persatuan dan kesatuan, dan yang memerdekan Indonesia adalah anak muda, maka dari itu anak muda memegang peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena perubahan yang terjadi dari era orde lama, orde baru sampai reformasi ada campur tangan orang muda dan mahasiswa.
Pentingnya berbicara mengenai 4 pilar ini, agar mahasiswa sebagai kaum muda dan penerus bangsa, tidak boleh terpapar paham-paham lain dan juga ideologi lain, selain dasar negara Indonesia yang sudah dijunjung tinggi sebagai bentuk persatuan dan kesatuan bangsa. Ia menyayangkan ada beberapa Universitas besar yang ada di Indonesia sudah terpapar paham lain selain ideologi bangsa.
Karena yang sedang mengancam Indonesia hari ini adalah paham yang bersebrangan dan tidak sejalan dengan Pancasila dan ingin memecah belah bangsa yang beranekaragam. Dengan kekayaan alam dan budaya yang ada di Indonesia tidak mudah mempersatukan sekaligus semua, maka dari itu Indonesia membutuhkan sebuah pegangan dan pijakan untuk tetap kokoh dan tidak terombang-ambing untuk kita dapat menentukan arah dan orientasi.
Menurutnya secara jelas Pancasila dan Undang- Undang Dasar itu telah mencantumkan nilai-nilai ketuhanan, dan banyak orang menjadikan agama sebagai nilai yang dapat menuntun untuk suatu tujuan dan arah yang jelas. Itu merupakan contoh sederhana untuk menjelaskan bahwa bangsa membutuhkan yang namanya ideologi.
Saat memaparkan materi, ia memberikan sebuah hasil riset, ada 33% guru di Indonesia menganjurka untuk perlu berperang untuk mewujudkan negara agama atas dasar negara islam, terdapat 19,4 % PNS tidak setuju dengan ideologi Pancasila, dan juga 3% TNI disebutkan terpapar radikalisme. Untuk sekarang ini radikalisme dan intoleransi hari ini bukan sekedar tantangan akan tetapi sebuah ancaman besar yang menakutkan, itulah situasi yang terjadi di Indonesia hari ini.
Dia menyebutkan ada 10 Perguruan tinggi negara yang terpapar radikalisme yang disamakan dengan serangkaian kasus terorisme yang terus menerus terjadi, itu dikarenakan sikap intoleransi, dari sikap intoleran bisa berkembang menjadi perilaku yang radikal yang akan berakibat menjadi seorang teroris.
Yang ditakutkan pada hari ini adalah ketika orang-orang cerdas diisi oleh kaum intoleran dan paham radikal. Apakah yang akan terjadi dengan Indonesia di masa depan. Dan kelompok yang menciptakan ideologi lain diluar Pancasila, mereka secara sadar harus melakukan yang namanya kaderisasi. Pertama melakukan kaderisasi melalui pendidikan, karena pendidikan adalah sebuah senjata, ilmu pengetahuan adalah senjata untuk dapat mempersuasi orang, untuk ikut kedalam suatu kelompok tertentu. Yang kedua, kaderisasi secara biologis, ketika seseorang punya banyak istri dan banyak anak, dia akan mendidik mereka dengan paham tertentu agar sepaham dengan dia, dan kegiatan seperti ini akan terus bergenerasi.
Berbicara tentang Pancasila akan menjadi hal penting yang harus kita lakukan, seperti yang kita tahu Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia yang mutlak dan tidak dapat diganggu-gugat.
Jika kita melihat kembali sejarah, dalam lemabaga BPUPKI terjadi berbagai macam pidato tentang dasar negara, akan tetapi Bung Karno menggali nilai-nilai Pancasila dari tanah Indonesia ini sendiri dan ujungnya kita tahu bahwa Pancasila dipakai sebagai perisai untuk memberangus kebebasan masyarakat, karena itu ketika era reformasi tahun 1998, tafsir akan Pancasila dilakukan secara bebas. Karena itu pada tahun 2012, MPR RI melakukan suatu kegiatan yang namanya Sosialisasi 4 Konsensus Dasar NKRI. Pluralisme dan kebinekaan merupakan pesan yang mau mengajarkan kita bahwa, berbeda dalam persatuan dan bersatu dalam perbedaan itulah sebenarnya Indonesia.
Toleransi merupakan saling menghargai pendapat orang lain, juga ketika orang lain bisa menerima apa yang menjadi pendapat kita, ada hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap intoleran akan bersimpati pada paham radikalisme, dan berujung pada aksi terorisme, pada saat sekarang paham-paham ini sudah tersebar kemana-mana. Kita sebagai masyarakat yang hidup berbangsa dan bernegera kesatuan republik Indonesia harus menanamkan nilai-nilai panacasila yang sudah kita pelajari dan menjadi dasar untuk saling bertoleransi diaharapkan dapat menjadi agen perubahan untuk Indonesia dimasa yang akan datang.
Dari semua materi yang dibawakan untuk mencerdaskan dan membuka pemikirian kritis para kaum muda terutama mahasiswa, ia mengharapkan kamu muda dapat mengisi ruang publik ini dengan gagasan cerdas dan toleran, serta tidak mudah terpapar paham-paham yang bersebrangan dengan Pancasila sebagai pedoman dan ideologi bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H