Mohon tunggu...
Christian NathanaelGirsang
Christian NathanaelGirsang Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA Kanisius

Saya orang yang suka dalam bidang olahraga dan tidak setengah setengah dalam mengerjakan sesuatu

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Meniti Harmoni dalam Keberagaman

21 November 2024   12:25 Diperbarui: 21 November 2024   12:30 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deskripsi tentang pesantren ini memperkaya pemahaman tentang lingkungan yang menyambut rombongan Kanisius. Pesantren Nur el Falah terletak di sebuah desa kecil di pinggiran Yogyakarta. Bangunannya sederhana namun penuh arti. Aula utama berdiri megah dengan ukiran kaligrafi di dindingnya, sementara asrama santri dipenuhi dengan suasana kehangatan dan kesederhanaan.

Setiap sudut pesantren memancarkan nilai-nilai Islam yang damai dan inklusif. Tidak heran jika banyak santri di sini berasal dari berbagai latar belakang, termasuk non-Muslim yang belajar untuk memahami Islam secara mendalam.

Momen Berharga: Puisi dan Refleksi

Pada malam terakhir ekskursi, diadakan sesi refleksi bersama. Gabriel, yang awalnya canggung, membaca sebuah puisi yang ia tulis berdasarkan pengalamannya:

"Di bawah langit pesantren
Aku temukan makna persaudaraan
Tak peduli iman yang berbeda
Cinta kasih tetap ada.

"Di hati manusia, kita sama
Mencari damai, mencari cahaya
Pesantren ini bukan sekadar tempat
Tapi rumah bagi harmoni yang erat."

Puisi ini diiringi tepuk tangan meriah, menandai akhir dari perjalanan yang penuh makna.

Penutup: Merajut Masa Depan yang Lebih Baik

Ekskursi Kanisius di Pesantren Nur el Falah bukan hanya tentang mengenal agama lain, tetapi juga tentang merajut masa depan yang lebih baik. Seperti yang pernah dikatakan oleh Gus Dur, "Tidak penting apapun agamamu atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah bertanya apa agamamu."

Inisiatif ini menjadi bukti bahwa dialog, pengalaman, dan rasa ingin tahu adalah jalan terbaik untuk meruntuhkan tembok perbedaan. Semoga semangat ini terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk menjaga harmoni dalam keberagaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun