Surabaya -- Merauke -- Satu hati satu tujuan, itulah arti dari judul di atas yang merupakan motto Merauke. "Kita punya tujuan yang sama untuk menolong orang lain. Di mana pun dan dengan peran apapun itu kita harus punya kesatuan tujuan," demikian penuturan Maria.
Maria merupakan alumni dari SD RA Kartini Tarakanita Surabaya angkatan tahun 1987. Maria memiliki nama lengkap Maria Veronica Irine Herdjiono. Ia kini menjadi dosen di Universitas Musamus, Merauke, Papua dan menjabat sebagai Wakil Rektor I.
Maria berkesempatan mengajar adik-adik kelasnya sealmamater SD RA Kartini Tarakanita Surabaya dalam kegiatan Alumni Mengajar. Pada acara yang berlangsung hari ini (12/11/2020) pukul 10.00-12.00 WIB, Maria mengajar kelas IV, V, dan VI dari Merauke melalui telekonferensi Zoom. Acara ini juga disiarkan langsung di kanal Youtube Humas Tarakanita Surabaya dan dipandu oleh ME. Tri Ernaningsih (Guru SD RA Kartini).
"Semoga pengetahuan yang disampaikan oleh Ibu Maria bisa bermanfaat. Harapannya ke depan kerja sama seperti ini bisa terus dilaksanakan memberi bantuan, motivasi, dan inspirasi untuk adik-adik yang bersekolah di SD RA Kartini. Saya bangga lulusan SD RA Kartini bisa menjadi orang yang membanggakan SD RA Kartini," kesan RRC Retno Dewi Tri (Kepala SD RA Kartini Tarakanita Surabaya).
Papua itu bagus dan indah, memiliki tambang emas, waktu di sana lebih cepat, lingkungannya sangat asri. Itulah kesan-kesan yang dimiliki para siswa saat Maria menanyakan apa yang diketahui para siswa tentang Papua.
Maria lalu menjelaskan tentang peta dan letak geografis Papua, perbandingan Merauke dan Surabaya, Papua dan Jawa Timur, dan kekhususan Papua dalam UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Provinsi Papua.
Kekhususan Papua itu antara lain: kewenangan memiliki lambang daerah berbentuk bendera dan lagu daerah, adanya Majelis Rakyat Papua (MRP), penggunaan nomenklatur distrik sebagai nama ganti kecamatan, dan lain-lain.
Maria juga menceritakan Monumen Kapsul Waktu di Merauke. Monumen ini menyimpan impian, harapan, dan cita-cita anak bangsa akan Indonesia 70 tahun mendatang. Pada monumen itu terdapat tabung-tabung besi yang berisi catatan tentang impian dan harapan anak-anak Indonesia yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia. Catatan itu dikumpulkan oleh ekspedisi milik pemerintah pada tahun 2015.
Kapsul Waktu itu disimpan selama 70 tahun dan akan dibuka pada 17 Agustus 2085. Monumen ini sengaja dibangun di atas bangunan tugu yang terinspirasi dari menara perang Suku Dani.
Selain Monumen Kapsul Waktu, Maria juga bercerita tentang Perbatasan Sota (perbatasan Indonesia dan Papua Nugini) dan Sarang Semut Musamus. Nama Universitas Musamus Merauke terinspirasi dari musamus yang dibangun oleh rayap. "Kita boleh kecil, tapi kalau kita kerja sama, rajin, kita bisa membangun sesuatu yang besar," demikian makna Musamus yang diungkapkan oleh Maria.
Banyak pertanyaan dari anak-anak, salah satunya Ananda (siswa kelas VI). Ananda menanyakan apakah susah atau mudah berkomunikasi dengan orang Papua?
Maria berpendapat bahwa Bahasa Indonesia di Papua lebih bagus. Cara bertutur orang Papua menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan baku. Jadi berkomunikasi dengan mereka itu bisa dikatakan mudah.
Di akhir acara, Maria dan guru-guru SD RA Kartini mengadakan kuis. Diambil 5 pemenang yang berhasil menjawab kuis dengan benar.
Acara Alumni Mengajar hari ini ditutup dengan kesimpulan dari Maria Agustina (Guru SD RA Kartini Tarakanita Surabaya).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H