Mohon tunggu...
Christian Hermawan
Christian Hermawan Mohon Tunggu... -

Lulusan psikologi UI, Marketing researcher, christianhermawan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Eh, Lu Uda Coba Belum? (Kekuatan Word of Mouth Marketing)

14 November 2011   06:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:41 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Eh, tapi zaman sekarang itu, kayaknya emang word of mouth marketing tuh ampuh banget ya. Makin banyak brand yang pake strategi marketing ini loh." Dinda mencoba membahas fenomena yang mereka alami.

"World of mouth? Dunia mulut? Apa sih itu?" Andi ternyata belum ngerti apa itu word of mouth.

"Gini Ndi, pertama, namanya itu word of mouth, bukan world of mouth. Hahaha. Word of mouth marketing itu simpelnya adalah yang lu berdua lakukan itu. Jadi promosi suatu produk dari mulut ke mulut lewat konsumen yang uda nyoba." Anto berusaha menjelaskan ke Andi.

"Iya Ndi, gitu maksudnya. Sekarang ini kan informasi berlimpah ruah dimana-mana. Ternyata, hal itu bisa membuat orang jadi males juga untuk memilah-milah mana info dari iklan yang kita perlu dan percaya. Nah, kalau dari obrol-obrolan gitu kan kita bisa langsung dapet info yang kita mau aja. Prinsipnya itu "membuat orang ngomongin produk lo secara positif sesering mungkin ke orang-orang yang tepat"." Dinda menambahkan keterangan Anto.

"Nah, untuk menjalankan strategi itu, produk harus punya sesuatu yang jadi bahan omongan. Oya, cerita itu harus penting buat calon pembelinya. Jadi kalau segmen pembelinya luas, mungkin diperlukan beberapa cerita buat dijadiin sumber word of mouth itu." Anto kembali memberikan penjelasan.

"Gua liat sekarang banyak produk yang pake strategi itu. Inget es krim Magnum ga? Nah, menurut gua, Magnum itu pake strategi itu juga. Inget ga cerita bahwa Magnum itu jarang banget di toko-toko. Jadi kalau bisa dapet Magnum kesannya keren banget. Cerita itu beredar di social media kayak facebook ama twitter. Sekarang itu, word of mouth marketing itu 2,5 kali lebih efektif dari strategi marketing yang tradisional loh." Lagi-lagi Dinda mencoba membantu Anto.

"Oh, gitu ya? Wah, gua baru ngeh itu strategi marketing yang lagi tren ya. Emang apa aja sih keuntungan kalau produsen pakai strategi itu?" Andi tampak tertarik dengan diskusi ini.

"Banyaklah Ndi keuntungannya. Seperti yang gua bilang tadi, setiap hari itu, lu bisa liat atau dengar iklan beribu-ribu kan, dari tv, majalah, koran, radio, billboard, dll. Dari sekian ribu iklan yang lu liat atau dengar, berapa banyak yang memperbesar niat lu buat nyoba produk yang diiklankan? Bandingin sama kalau misalnya Anto cerita tentang restoran itu. Mana yang lebih mungkin bikin lu dateng ke restoran itu? Rekomendasi orang yang kita kenal dan percaya akan lebih memicu kita untuk mencoba produk itu dibanding iklan." Dinda mencoba menjawab Andi. Andipun hanya mengangguk-angguk.

"Terus, word of mouth ini kecepatannya jauh lebih cepat dibanding cara-cara marketing tradisional. Apalagi sekarang uda ada yang namanya social media, internet di hp menjadi barang awam, jadi misalnya kita lagi di restoran lagi makan, kita bisa langsung ngetwit tentang makanannya. Bahkan mungkin lengkap dengan foto-fotonya kan?" Dinda lanjut menjelaskan sambil mengambil kentang goreng makan siangnya.

"Keuntungan lainnya, dengan word of mouth ini bisa membuat konsumen kita merasa lebih aman untuk mencoba suatu produk. Dari word of mouth yang konsumen dapatkan, berarti konsumen bisa tahu juga apakah produk tersebut cocok untuk dirinya berdasarkan pengalaman orang lain yang sudah mencobanya dan dapat dipercaya. Terakhir, pastinya strategi marketing ini relatif lebih murah dibanding kita harus membuat iklan yang banyak untuk menarik perhatian orang banyak. Dengan word of mouth, kita cukup menciptakan beberapa cerita, dan sebarkan. Sisanya, cerita tentang produk itu akan menyebar secara otomatis. Cukup menyenangkan memang." Dinda menjelaskan seperti seorang ahli.

"Lu kok tau banget tentang ini si Din?" Andipun penasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun