Mohon tunggu...
Christhio G
Christhio G Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Hikikomori yang Ada di Jepang

7 Agustus 2015   00:00 Diperbarui: 7 Agustus 2015   00:00 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dengan stereotype seorang hikikomori yang tidak pernah keluar kamar, banyak hikikomori yang keluar sekali sehari atau sekali seminggu. Berdasarkan survei dari pemerintah, 9,7% tidak bisa keluar kamar mereka, 17% tidak bisa keluar mereka tetapi bisa jalan-jalan di dalam rumah, 20,8% dapat keluar rumah dalam situasi tertentu, dan 40,8% keluar rumah regularly. Dalam survei yang dilakukan grup orang tua menunjukkan 83,72% dari mereka keluar rumah secara reguler, dan kebanyakan keluar untuk pergi ke 24-hour convenience stores (konbini).

Apa Sih Penyebab Hikikomori ?

Penyebab seseorang menjadi hikikomori berasal dari banyak faktor, dengan perpaduan biologi, psikologi, dan faktor sosial. Dikarenakan istilah dari hikikomori yang ambigu dan banyaknya cakupan gejala hikikomori, akademik dan komentator terkenal mendiskusikan penyebab hikikomori dari berbagai perspektif.

Yang tertarik dengan isu pendidikan, cenderung mengaitkan masalahnya dengan pendidikan, terutama dengan absen (futoko) dan bully (ijime). Ada yang memfokuskan pada isu psikologis, seperti trauma dan dilema dalam komunikasi atau juga sifat pemuda/i Jepang yang mempunyai kesulitan berbicara tatap muka dengan orang lain. Dalam sudut pandang ekonomi, hikikomori dikaitkan dengan berkurangnya peluang orang muda dalam bekerja, seperti masalah freeters, NEETs (Not in Education, Employment, or Training) dikarenakan resesi ekonomi yang berkepanjangan di Jepang. Dan dari sudut pandang sosio-ekonomi, hikikomori dikarenakan kemakmuran / kekayaan dari generasi "baby boomer" (orang tua hikikomori) yang memungkinkan untuk membiayai hikikomori.

Perdebatan Definisi Hikikomori

Definisi hikikomori oleh psikiater Saito Tamaki yang ada di awal artikel ini banyak di kritik oleh pakar-pakar lainnya. Contohnya: psikiater Takaoka Ken, sosiolog Takemura Yosuke, seorang kritik sosial Serizawa Shunsuke menganjurkan daripada mengartikan menarik diri sebagai suatu penyakit yang perlu ditangani psikiater, mereka menyarankan menarik diri mungkin suatu proses yang sangat diperlukan dalam banyak kehidupan seseorang. Karena itu, mereka mengkritik Saito yang menurut mereka mencoba untuk mengobati hikikomori, yakni keinginan Saito untuk memposiskan withdrawn youth sebagai objek untuk intervensi medis.

Sependapat dengan Takaoka dkk, Tanaka Mihoko, seorang clinical psychologists, percaya bahwa hikikomori mungkin menunjukkan pengunduran diri sesaat dari dunia luar yang dapat membantu seseorang memikirkan kembali kehidupannya dan membangun kembali dirinya sendiri.

Pemimpin grup pendukung kaum muda mempunyai ide sendiri tentang asal muasal dari penarikan diri, seperti pendiri Friend Space Tomita Fujiya berpendapat hikikomori sebuah kondisi psikologis yang mana seseorang ingin berkomunikasi dengan lainnya tetapi tidak dapat melakukannya. Dengan begitu, Friend Space didirikan supaya participant dapat berada dalam situasi dimana memungkinkan mereka untuk bersantai dan berinteraksi dalam beberapa program yang menargetkan komunikasi, suatu tempat yang memungkinkan untuk menjadi diri sendiri.

Ada juga yang tidak setuju dengan cara Tomita, grup lainnya menawarkan "systematic regime of employment-oriented, seperti latihan displin supaya mereka bisa bekerja atau berperan dalam lingkungan sosial.

Dalam perdebatan kaum muda, arti hikikomori sudah mencakup banyak tempat (bercabang-cabang) dan istilahnya telah digunakan untuk grup yang sangat berbeda, seperti: orang sakit mental; orang yang mempunyai teman tetapi tidak punya pekerjaan begitu juga dengan orang yang mempunyai pekerjaan tanpa punya teman; dan juga yang kelihatannya punya sifat tertutup.

Sebetulnya, hampir semua orang yang tinggal di Jepang bisa masuk kategori hikikomori. Ini bukan berarti hikikomori makin bertambah, tetapi menunjukkan kepopuleran istilah ini dan penggunaanmya dalam beragam situasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun