Stereotype tentang Hikikomori
Menurut Sachiko Horiguchi, seorang antropolog yang mempelajari tentang kesehatan mental pemuda di Jepang, ada 5 stereotype hikikomori yang beredar di masyarakat.
1. Hikikomori Sebuah Fenomena Unik dalam Masyarakat Jepang
Hikikomori bukan sebuah fenomena yang unik di Jepang, tetapi keunikannya berada dalam kategori hikikomori itu sendiri. Ini dikarenakan tidak ada istilah yang sebanding dengan hikikomori diluar Jepang.
2. Lebih Banyak Kasus Laki-laki Hikikomori daripada Perempuan
Media massa dalam survei melaporkan lebih banyak kasus laki-laki hikikomori daripada perempuan. Ini tidak berarti dalam kenyataan lebih banyak kasus laki-laki, tetapi lebih tingginya kemungkinan kasus laki-laki dilaporkan. Hikikomori bisa disebabkan dari pressure untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Untuk pria, pressure-nya cenderung datang dari asumsi untuk mendapatkan gaji yang stabil sebelum pernikahan. Sedangkan wanita mungkin mendapatkan pressure untuk segera menikah. Dikutip dari buku, "In this sense, hikikomori is seen as symbolizing the gendered pressures on Japanese youth to participate in society, either through dating, marriage, or work".
3. Hikikomori Itu Fenomena Middle-Class (Kelas Menengah)
Seringnya dilaporkan sebagai fenomena kelas menengah dikarenakan kebanyakan orang Jepang melihat diri mereka sendiri dalam kategori middle-class. Namun, ini tidak boleh dibilang hikikomori hanya terjadi pada keluarga kelas menengah. Menurut pengamatan Sachiko Horiguchi di lapangan, dia melihat hikikomori berasal dari berbagai latar belakang keluarga, termasuk dari anak seorang pekerja kerah biru (blue-collar) begitu juga pekerja kerah putih (white-collar), two parent-families dan juga single-parent families, dengan beragam latar pendidikan.
4. Ada Sekitar 1 Juta Hikikomori di Jepang
Perkiraan 1 juta hikikomori ini disediakan oleh psikiater Saito Tamaki, seorang yang terkenal di bidang hikikomori. Ternyata dalam satu wawancara, Saito mengaku dia asal mengeluarkan angka ini berdasarkan pengalaman sebagai psikiater. Awal tahun 2000, perkiraan angka 1 juta ini dengan cepatnya menjadi sebuah 'fakta'. Survei lainnya menunjukkan perkiraan hikikomori mulai dari 300.000 sampai dengan 700.000. Meskipun demikian, tidak ada yang menunjukkan mendekati 1 juta. Ini menunjukkan menurut Sachiko Horiguchi, "demonstrating the keenness of key actors to play up the importance of the 'problem' as well as the corresponding willingness of the media and the public to embrace exaggerated estimates of controversial youth problems".
5. Hikikomori Adalah Seseorang Yang Tidak Pernah Keluar dari Kamar