Uffs,..lumayan melelahkan juga menata buku-buku koleksiku ini. Kardus besar yang dulunya bekas bungkus televisi yang kami beli itupun tampak gembung karena sedikit kupaksa agar semua tertampung. Tak terasa, hampir seharian kami sibuk mengemas semua barang agar esok, saat kami pindah rumah segalanya telah beres, tinggal angkut. Yah,..tuntutan pekerjaan yang menjadikan aku lebih baik mengajak anak dan istriku ikut meninggalkan kota ini. Agak berat pada awalnya, namun seiring waktu akhirnya, mereka dengan rela menyetujuinya.
Mendung yang berselingan dengan gerimis yang sejak pagi datang, membuat kami tak terlalu memperhatikan bahwa hari sudah mendekati sore. Itu karena matahari terlihat malas menampakkan sinarnya. Aku niatkan beristirahat sejenak, menciptakan angin dari lipatan koran lama yang kukibaskan, ketika sedikit berselang istriku menyajikan kopi hangat,..ahh,..mantap.
“ Kopinya, Pa. Ngaso dulu, lah..”
“ Siip, Ma. Jatah Mama sudah selesai?”
“ Sudah, dong..., tinggal dikit lagi..”
“ Itu namanya belum...”
“ Hihihi,..iya..iya,..nanti juga beres. Aku juga mau ngopi dulu...”
Sebenarnya sama saja denganku. Perkakas berkategori berat bobotnya, yang menjadi bagianku merapikan pun belum semua terkemas. Sedikit lagi juga,..seperti yang istriku bilang, tentang tugasnya merapikan perabot-perabot lain yang lebih ringan. Dan yang jelas, kami semua mulai lelah. Rehat sembari minum kopi di sela hujan ini adalah pilihan tepat.
“ Risang mana, Ma?”, tanyaku tentang anak lelaki berumur lima tahun kami.
“ Di depan, Pa. Main sama Nania,...katanya sih tadi ingin beres-beres juga..”
“ Beres-beres,..sambil mberantakin...?”