Mohon tunggu...
Christopher lesmana
Christopher lesmana Mohon Tunggu... Atlet - Blogger

Christopherlesmana97@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Demokrasi Myanmar Kembali ke Titik Terendah

28 Maret 2021   14:32 Diperbarui: 28 Maret 2021   14:40 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : theguardian.com

Tercatat sebanyak 600 polisi membelot ke pihak demonstran untuk saling membantu dan mendukung dalam melawan Junta Milter, selain itu ratusan polisi lainya juga kabur ke negara tetangga India dengan alasan mereka tidak ingi terkena teror dari pihak Junta Militer. 

DEMOKRASI MYANMAR KEMBALI KE TITIK TERENDAH

Apa yang terjadi dengan Myanmar dengan saat ini tentu saja menjadi sebuah keprihatinan tersendiri. Perjuangan selama puluhan tahun lamanya untuk memperjuangkan penegakan demokrasi di negeri tersebut yang banyak menelan ratusan hingga ribuan korban jiwa tersebut seolah menjadi sebuah hal yang sangatlah sia-sia. 

Pada tahun 2011, Myanmar untuk pertama kalinya merasakan angin segar demokrasi yang sudah lama diperjuangkan oleh seorang wanita pemberani bernama Aung San Suu Kyi yang harus rela mendekam sebagai tahanan rumah selama puluhan tahun lamanya.

Sayangnya di tengah keberhasilan dari penegakan demokrasi di negara tersebut, Myanmar dihadapkan dalam suatu isu kejahatan dan konflik kemanusiaan yang cukup serius. 

Isu tersebut adalah genosida dan pembersihan terhadap etnis Rohingnya yang mayoritas beragama Muslim di wilayah Rakhine. Konflik yang menelan nyawa dari puluhan ribu etnis Rohingya tersebut sesungguhnya telah mencoreng nama Myanmar di tengah keberhasilan demokrasi mereka. 

Hingga pada tahun 2021 ini, di tengah konflik Rohingya yang tidak kunjung usai, Pandemi Covid-19 yang semakin ganas hingga terjadinya kudeta militer yang berujung pada demontrasi besar-besaran yang menyebabkan kelumpuhan di semua sektor sesungguhnya telah membawa Myanmar kembali ke titik terendah. 

Di tengah konflik yang tak kunjung usai, timbul suatu kekhawatiran bahwa Myanmar akan dihadapkan pada perang saudara dan  bernasib seperti Libya dan Suriah pada saat ini. 

Libya dan Suriah adalah dua contoh negara yang harus mengalami kehancuran diakibatkan oleh keegoisan berbagai oknum dan pecahnya berbagai fraksi dari aparat pemeritahan yang berujung pada terjadinya perang saudara yang akhirnya menelan ratusan ribu hingga jutaan korban jiwa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun