Sumber : nationalgeographic
Sumber : wikipedia
Yucatan adalah salah satu wilayah yang menjadi wilayah pelestarian UNESCO karena di wilayah tersebut banyak sekali arsitektur dan objek peninggalan serta warisan suku Maya yang memiliki nilai estetika dan nilai sejarah yang luar biasa seperti Chichen Itza, Uxmal, Dzibilchaltun, Ek Balam, dan Kabah ( bukan di Arab Saudi), yang semuanya memiliki umur hingga 1000 tahun lamanya. Selain itu, Yucatan juga memiliki objek wisata dan cagar alam yang sangat indah seperti Dzitnup, Ik Kil, Loltun, dan Bolon-Cholol yang dipercaya juga merupakan bagian dari “ciptaan” suku Maya Inilah yang menjadi suatu kesempatan dan keuntungan tersendiri bagi suku Maya untuk bisa mempertahankan identitas dan harga diri mereka yang sebenarnya di tengah diskriminasi dan perlakuan rasialis yang dialami oleh seluruh penduduk asli Meksiko. Hampir seluruh suku asli Meksiko seperti suku Maya itu sendiri mengalami suatu tingkat kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan yang sangat rendah dan banyak juga yang terpaksa menjadi “gelandangan jalanan” atau ‘pengamen” untuk bertahan hidup.
Sumber : impakter.com
Sumber : carnival.co.uk
Kepercayaan asli yang dianut oleh suku Maya adalah suatu keyakinan bahwa prinsip ‘Ketuhanan” itu hidup dalam suatu bentuk alam semesta (Nature) seperti mereka meyakini bahwa terdapat dewa matahari, dewa jagung dan Kinih Ahous.. Selain itu, mereka juga menentukan keberuntungan dan nasib berdasarkan perhitungan astrologi dan mereka juga melakukan ritual/persembahan kepada para dewa di dalam “piramid” yang mereka bangun. Kepercayaan dan tradisi yang dianut oleh suku Maya ini sangat mirip sekali dengan apa yang dilakukan oleh bangsa Mesir kuno. Hanya saja jika dulu mereka mempersembahkan “manusia” sebagai persembahakan kepada dewa, maka sekarang mereka menjadikan hewan-hewan ternak dan buah-buahan sebagai suatu “persembahan” untuk dewa yang mereka percayai. Mayoritas penduduk asli suku Maya bekerja sebagai petani dan di setiap kebun dan lahan panen, mereka selalu menciptakan suatu “lambang” yang terbuat dari susunan kayu sebagai simbol dari keberadaan dewa jagung, dimana setiap paginya mereka selalu memberikan persembahan “sesajen” berupa air dan racikan serbuk tertentu sembari membaca doa dalam bahasa Maya dengan harapan supaya hasil panen mereka melimpah.
Sumber : sayyesswithjess.com