Mohon tunggu...
Chrisania SharonVircilia
Chrisania SharonVircilia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 8 buku solo dan telah memenangkan berbagai lomba menulis cerpen.

Pen name: Eren Chiirsa, Akaba Kurisu. Sosok yang bercita-cita ingin menjadi bakteri ini sangat suka menonton drakor, anime serta membaca komik bergenre mystery-thriller, fantasi, dan komedi. IG: @eren_chiirsa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sang Penyunting

13 Januari 2025   21:23 Diperbarui: 13 Januari 2025   21:23 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyunting Naskah (Sumber: Australian Writer' Centre Team)

"Buat apa kamu capek-capek kuliah di jurusan Bioteknologi, ujung-ujungnya malah jadi editor naskah fiksi?"

Aku sudah muak dengan segala cibiran yang dilontarkan keluargaku. Saat itu memang bekerja di luar rumah sangat tidak memungkinkan karena adanya pandemi, jadi aku berusaha mencari pundi-pundi uang sebisaku.

Karena aku memiliki ketertarikan yang besar di bidang sastra, aku pikir tidak ada salahnya untuk menjadi penyunting, atau biasa disebut sebagai editor.

***

Tahun demi tahun telah berlalu. Aku masih berkutat dengan pekerjaanku sebagai seorang penyunting, sosok yang selalu berkutat dengan kegiatan yang bersifat memperbaiki dan mengubah sesuatu. Meskipun aku sudah putus hubungan dengan keluargaku, masih saja ada orang yang mencibirku dengan pekerjaanku.

"Gila, Hanfalis ngepet ya? Kok, bisa dia punya rumah sebesar itu?"

"Denger-denger dia ada piara tuyul."

"Tapi duitnya banyak banget, lho, meskipun dia di rumah aja. Apa dia ngepet separah itu?"

Aku tertawa mendengar berbagai kasak-kusuk para tetangga terhadap diriku. Biar saja mereka mau berkata apa, karena aku tipikal orang yang lebih suka bekerja di balik layar, bukan pencari atensi seperti yang dilakukan manusia-manusia pada umumnya.

Pagi ini, seperti biasa aku menyibak karpet di kamarku. Aku meletakkan tanganku di lantai, kemudian ada sensor biometrik yang membuka pintu menuju tangga ke rubanah. Tidak seperti di film-film, tangga yang aku lewati tidak sempit dan gelap, melainkan terang dan dipenuhi warna putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun