Apa yang kita pikiran saat melihat gambar diatas? pastinya kita melihat orang-orang yang saling membantu satu sama lain. Kita tahu bahwa dalam kehidupan kita pastinya kita membutuhkan bantuan dari orang lain. Sama seperti sebuah negara, mereka akan membutuhkan bantuan dari negara. lain demi kemajuan dari negara mereka sendiri. Bagaiman bentuk bantuannya? caranya dengan mengadakan kerjasama antar negara, baik kerjasama bilateral, regional, maupun multilateral.
Untuk kemajuan suatu negara pastinya dibutuhkan kerja sama dengan negara lain. Secara etimologi, diplomasi berasal dari bahasa Yunani yaitu 'diploun' yang berarti melipat. Menurut KBBI, Diplomasi adalah urusan atau penyelengaraan perhubungan resmi antara satu negara dan negara yang lain, adanya hubungan yang terjalin antara dua negara ataupun lebih akan memberikan dampak yang baik bagi masing-masing negara seperti adanya simbiosis mutualisme. Menurut Jan Mellisen (2009), ia mengatakan bahwa diplomasi publik adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi individu maupun organisasi lain diluar negaranya dengan cara yang positif sehingga dapat mengubah pandangan terhadap suatu negara. Kita dapat mengetahui bahwa diplomasi publik dapat dijadikan sebagai sebuah ajang untuk mempromosikan negaranya dengan cara melakukan kerjasama bilateral ataupun multilateral dengan memberikan mengenai informasi ataupun pemahaman dari negara itu sendiri. Diplomasi publik merupakan bagian konsep dari diplomasi.
Hubungan diplomasi publik dapat dilakukan di berbagai bidang, seperti contohnya politik, teknologi, kesehatan, pariwisata, dan masih banyak lagi. Indonesia sudah memiliki banyak sekali hubungan diplomasi atau kerja sama dengan negara lain. Salah satu contoh diplomasi publik Indonesia melalui bidang pendidikan dengan negara lain yaitu dengan Negara Gajah Putih atau yang kita kenal dengan Thailand. Pada tahun 2015, Kedutaan Besar Republik Indonesia melaksanakan sebuah kegiatan yang membahas mengenai Indonesia di Mahasarakham University di Provinsi Mahasarakham, Thailand. Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama Kedutaan Besar Republik Indonesia dengan Mahasarakham University, bersama Universitas Atma Jaya Jakarta dan International Organization of Folk Art (IOV) Indonesia Youth Section.
Kegiatan tersebut dinamakan Indonesia Day, karena dalam acara tersebut berisikan kegiatan budaya dan pendidikan Indonesia. Kegiatan tersebut merupakan peringatan perayaan HUT - 65 hubungan diplomatik Indonesia dan Thailand. Acara tersebut dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Thailand Lutfi Raud, kemudian ada Kepala Perwakilan RI untuk Kerajaan Thailand yaitu Prof Dr Preecha Prathepha serta Wakil Rektor MSU Prof Dr Pracharawit Chansirisira.
Dalam kegiatan Indonesia Day tersebut juga diadakan kuliah umum dengan tema “Developing the quality of education in preparation for ASEAN Community : the case of Indonesia” dibawakan oleh Dr Yunardi Yusuf dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia. Dalam kuliah umum tersebut, berisikan mengenai bagaimana sistem pendidikan Indonesia terutama kepada mahasiswa, dosen, bahkan ke pimpinan universitas di Thailand. Kegiatan pertukaran pelajar pun diadakan, para calon student exchanges yang berasal dari Thailand akan berangkat ke Indonesia untuk belajar disana. Kegiatan ini sangat mempengaruhi hubungan Diplomatik antar Thailand dan Indonesia hingga kedepannya. Bukan hanya kerja sama bilateral melalui bidang pendidikan saja, tetapi keseluruhan bidang seperti pariwisata dan lain-lainnya semakin menguat dan maju.
Setelah melihat hubungan diplomatik publik yang berbasis regional ( Asia Tenggara) antara Indonesia dan Thailand, sekarang kita akan berpindah ke salah satu negara yang memberikan pengaruh besar ke dunia yaitu Negara Paman Sam. Program Fulbright, apakah anda pernah mendengarnya?. Program ini adalah program pertukaran yang paling bergengsi yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat. Program Fulbright ini dibuat untuk para pelajar maupun peneliti yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan juga komunikasi antara Amerika dan juga negara-negara lain. Sejak tahun 1952, program ini sudah memberikan beasiswa untuk pelajar Indonesia dan dana bagi peneliti dari Indonesia dan total keseluruhannya 2.400 orang, dan 850 warga Amerika untuk melakukan penelitian dan mengajar di Indonesia. Dan akhirnya pada tahun 1922 pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat sepakat dalam mendirikan yayasan American Indonesian Exchange Foundation atau yang disingkat dengan AMINEF.
American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) juga membuat program Fulbright Indonesia Research in Science and Technology (FIRST) yang termasuk dalam Kerjasama Pendidikan Tinggi atau Higher Education Patnership (HEP). Dalam program ini, mereka menawarkan dana berupa beasiswa untuk peneliti dan pengajar dari Amerika ataupun Indonesia yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai permasalahan dalam bidang ilmu alam, teknologi, matematika, dan teknik. Program tersebut diluncurkan oleh Presiden Amerika Serikat ke-44 yaitu Barack Obama bersama Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan Presiden Indonesia ke-6 Indonesia. Program tersebut diliuncurkan pada tahun 2010 yang bertujuan untuk membangun hubungan bilateral antara kedua negara tersebut. Program ini memberikan kontribusi yang besar dalam menambah para partisipan beasiswa Fulbright ini yang tertarik untuk belajar, memberikan pengetahuan-pengetahuan atau mengajar sekaligus melakukan penelitian untuk kemajuan kedua negara ini dan juga mempererat hubungan kerjasama antara kedua negara.
"Peringatan 70 Tahun (Hubungan Diplomatik) Adalah tentang warga Indonesia dan AS yang bekerjasama, belajar bersama, dan bermimpi bersama untuk mencapai tujuan bersama" - Joseph R. Donovan (Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia)
Diplomasi publik menjadi ajang bagi para negara-negara untuk meningkatkan kemajuan negara mereka dengan berbagai cara. Seperti kedua contoh yang sudah kita lihat diatas antara Indonesia-Thailand dan Indonesia-Amerika Serikat. Kita mengetahui bahwa diplomasi publik menjadi salah satu bidang dalam komunikasi global dengan adanya pengaruh sosial, retorika, komunikasi persuasif, dan pertukaran dan keterlibatan internasional. Pernyataan tersebut dapat kita dalami lebih dalam dengan pendapat dari Planning Group for Intergration of USIA into the Department of State, mereka mengatakan bahwa diplomasi publik sebagai ajang untuk mempromosikan kepentingan nasional melalui strategi memahami, menginformasikan, dan juga memengatuh publik asing atau para masyarakat yang berada diluar negara mereka. Dengan melibatkan masyarakat asing, persebaran mengenai negara mereka menjadi meluas dan semakin banyak diketahui oleh negara lain. Diplomasi publik memiliki dua implikasi, yaitu publik sebagai objek, publik atau masyarakat menjadi tujuan dari hubungan diplomasi negara tersebut. Kedua adalah publik sebagai subjek, menjelaskan bahwa publik atau masyarakat ikut serta dalam menjalankan kegiatan diplomasi tersebut. Para pelajar, pengajar, peneliti ikut dalam diplomasi publik yang dilakukan oleh negara-negara yang sedang menjalankan kerjasama.
Diplomasi publik lebih mengarah ke “soft power”, mengapa dikatakan seperti itu ? karena dalam hubungan kerjasamanya biasanya menggunakan kebudayaan, pendidikan, maupun ekonomi. Disatu sisi juga diplomasi publik ini bukan hanya memunculkan suatu sikap saling menghormati tetapi juga menimbulkan rasa ketertatikan dan dapat menaikan citra negara lebih baik.
Hillary Clinton pada tahun 2009 yang pada saat itu masih menjabat sebagai menteri luar negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa pentingnya pertukaran antara pendidikan dan kebudayaan dalam menjalin hubungan diplomatik kedepannya antara dua negara demi keberlangsungan kemajuan negara tersebut. Hal tersebut diungkapkan oleh Clinton pada saat ia berkunjung ke Thailand dan mengadakan pertemuan di balai kota dalam rangka membahas mengenai kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang berdampak positif dalam perkembangan pendidikan Thailand.
We have been working together for 176 years, and there have been a number of important initiatives over that long period of time. But I think educational exchanges and student exchanges are among the most important, and I would like to see even more of them. I’d like more American students coming to Thailand. I’d like more American faculty coming to Thailand, and I’d like more students and faculty from Thailand coming to the United States. - Hillary Clinton ; Global communication; theories, stakeholders, and trends (McPhail, T)
Menurut Riordan (2004), abad-21 menjadi abad diplomasi publik, karena banyaknya isu-isu internasional seperti penyebaran penyakit menular, ketidakstabilan keuangan, isu sumber daya dan energi. Ditambah juga dengan kasus pandemi COVID-19 yang membuat seluruh dunia menjadi shock, disinilah para peneliti dari negara-negara bersatu untuk menciptakan vaksin COVID-19 secara cepat untuk sama-sama saling membantu dalam memutuskan penyebaran virus ini. Untuk kedepannya mari kita bersama-sama dalam bahu membahu membangun Indonesia dan seluruh dunia agar lebih maju.
Sumber :
McPhail, T. (2014). Global communication; theories, stakeholders, and trends. UK: Wiley Blackwell
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Diakses dari https://kbbi.web.id/diplomasi
Detik.com. ( 2015, 30 Januari). Sistem Pendidikan Indonesia Dikenalkan ke Publik Thailand. Diakses dari https://news.detik.com/berita/d-2818438/sistem-pendidikan-indonesia-dikenalkan-ke-publik-thailand
Kedutaan Besar dan Konsulat AS di Indonesia. Diakses dari https://id.usembassy.gov/id/education-culture-id/program-fulbright-id/
Pramudyani, Y. (2019, 17 Juni). AS sediakan beasiswa S2 peringati 70 tahun hubungan dengan Indonesia. Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/918667/as-sediakan-beasiswa-s2-peringati-70-tahun-hubungan-dengan-indonesia#mobile-nav
Ma’mun, A.S. (2012). DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMBANGUN CITRA NEGARA. Jurnal Komunikologi. Vol 9(2).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H