Ide menggunakan nama Hijriyyah berasal dari Ali bin Abi Tholib, yang menjadi salah satu anggota komite. Tahun pertama penanggalan diawali dengan tahun ketika Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah. Makanya namanya menjadi kalender Hijriyah.
Pertimbangan Ali bin Abi Thalib menjadikan momen hijrah nabi sebagai nama dalam kalender Islam adalah karena begitu bersejarahnya peristiwa tersebut sehingga ayat-ayat Al-Qur'an banyak memberikan kredit kepada seseorang yang melakukan hijrah. Masyarakat Islam didirikan secara independen setelah hijrah Nabi (bergerak) dari Mekah ke Madinah.
Disamping itu, menurut Ali bin Abi Thalib, setiap Muslim seharusnya memiliki inspirasi dari hijrah, yaitu memiliki kehidupan yang dinamis. Muslim seharusnya tidak stagnan pada satu kondisi, tetapi mereka harus secara aktif tumbuh dan berubah menjadi yang lebih baik
Banyaknya usulan dalam komite "ad hoc" tersebut terkait  pemilihan nama-nama bulan sebagai penanda awal tahun Hijriyah ini, pun akhirnya Khalifah yang terkenal tegas dalam menjalankan setiap tugasnya itu memutuskan bahwa bulan Muharram sebagai bulan pertama dalam susunan tahun Hijriah.Â
Khalifah Umar berpendpat bahwa meskipun hijrah dilakukan di bulan Rabiul Awwal, akan tetapi permulaan Hijrah dimulai sejak bulan Muharram. Muharram juga identik dengan Asyura (yang artinya kesepuluh), yang merujuk pada tanggal 10 di bulan Muharam atau yang dikenal sebagai hari Asyura.
Hari Asyura di Indonesia diperingati dengan berbagai tradisi, yaitu Lebaran Anak Yatim (Idul Yatama). Ya, karena setiap tanggal 10 Muharam di Indonesia adanya tradisi masyarakat sejak dulu kala yang kerap menyantuni anak yatim.
Tahun  Hijriyah ini juga mengingatkan kita pada peristiwa hijrahnya rasulullah Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Perjalanan spiritual penuh pengorbanan dan keteguhan iman ini tidak hanya perpindahan fisik semata, tetapi juga simbolisasi akan transformasi diri dan komitmen untuk menegakkan kebenaran.Â
Yaps, singkatnya bagi kita sebagai umatnya bahwa Tahun  Baru menjadi momen refleksi dan introspeksi diri dalam memperjuangkan hal-hal yang baru, berani untuk menapaki kehidupan yang baru, bertansformasi untuk  menuju masa depan yang lebih gemilang. Mari kita menapaki dua belas bulan kedepan dengan spirit al-muhafadhotu 'ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah, yakni 'Memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik'. []
Saya beserta keluarga turut mengucapkan, Selamat Tahun Baru 1446 Hijriyah
Artikel-artikelku yang lain dapat dibaca di sini ya... :
Trah Kiai Ageng Besari Ponorogo Sambangi Joglo Anies BaswedanÂ