Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih baik turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Kyai Chudlori Tegalrejo Saat Mondok di Tebuireng

30 Agustus 2023   08:30 Diperbarui: 30 Agustus 2023   09:09 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : nu.or.id/Dokumentasi Istimewa  Nahdlatul Ulama

Merdeka! Pahlawan Hakikatnya adalah Relawan

Sanad Keilmuan Anies, dari Pabelan hingga Tebuireng

Uang Rapat dan Nasi Rapat Pak Rasyid Baswedan

Cerita lainnya, pada suatu ketika datanglah serombongan warga diseputaran Magelang, sowan ke pondok mbah Yai Chudlori. Menurut penuturan cerita dari seorang putranya yang bernama KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) yang kini memimpin pondok tersebut, peristiwa itu terjadi saat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) masih nyantri di Ponpes API Tegalrejo, karena pada saat itu cucu Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari tersebut pun ikut mendampingi mbah Yai Chudlori menemui para tamu tersebut.

Tenyata para tamu tersebut "nyambangi" mbah Yai Khudori bermaksud untuk menjadi penengah dan meminta pertimbangan antara perbedaan pendapat warga terkait pemanfaatan dana kas desa. Ada sekelompok warga yang menginginkan untuk membangun masjid, namun sebagian tak sedikit yang ingin membeli gamelan untuk hiburan warga.  

Tak disangka, mbah Yai Chudori menyarankan agar sebaiknya dana kas desa tersebut digunakan untuk membeli gamelan. Mbah Yai Chudlori berpendapat bahwa apabila gamelannya sudah ada dan masyarakatnya rukun, maka nanti dengan sendirinya dana untuk masjid akan ada. Karena keadaan warga setempat sudah menjadi kompak sehingga mudah diajak untuk bergotong royong. Dengan bergotong royong itulah pekerjaan apa pun akan terasa ringan, termasuk membangun sebuah masjid yang besar.

Ponpes API Tegalrejo tidak hanya melahirkan guru dalam arti pengajar, namun, banyak lulusan pesantren ini yang sukses menjadi tokoh penting, salah satunya adalah Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mantan Presiden RI ke-4 yang pernah mondok selama dua tahun semenjak tahun 1957. []
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun