Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih baik turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Isu Politik Identitas, Taktik Adu Domba Pemecah Bangsa

12 November 2022   12:00 Diperbarui: 12 November 2022   12:15 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi : Reuters

Media sosial kita, setiap hari dibombardir dengan isu politik identitas. Isu tersebut dilempar oleh orang-orang yang kita tahu siapa saja aktornya. Belakangan, pelempar isu identitas terpeleset sendiri oleh isu yang dia gulirkan. Dia adalah Ade Armando.

Ade dengan terang benderang menghasut dengan isu politik identitas. Dia menyatakan bila umat Kristen terbelah, Anies akan menang. Secara nyata dia mengatakan bahwa umat Kristen jangan sampai memilih Anies. Sebuah pesan hasutan entah untuk ke berapa kali.

Ini tentu saja bukan yang pertama dia lakukan bersama geng-nya yang tidak perlu disebutkan namanya. Bisa ge-er mereka. Beberapa waktu lalu, temannya juga merendahkan seorang ustazah dari Jawa Timur. Sempat ngotot, tapi akhirnya ngeper juga dan datang ke pesantren untuk meminta maaf.

Di waktu lain rekan yang lain menulis status yang menyudutkan para santri Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Tasikmalaya. Narasi yang dia tulis pada foto santri yang sedang mengaji tersebut adalah "ADEK2KU CALON TERORIS YG ABANG SAYANG". Sangat provokatif dan mengandung judgement tanpa dasar.

Melihat isu-isu yang dilempar kelompok tersebut, mereka dengan terang benderang memainkan politik identitas. Ibarat kata, mereka menggunakan cara "lempar batu sembunyi tangan". Mereka melempar isu politik identitas, lalu melabelkannya pada orang lain, khususnya Anies Baswedan.

Padahal, bila mau sedikit jeli dan teliti, tidak pernah Anies Baswedan melempar isu politik identitas. Bila ada buktinya, ucapan atau tindakan Anies yang menggunakan politik identitas, silakan tunjukkan buktinya. Ingat, ucapan dan tindakan Anies ya. Bukan orang lain.

Anies selama memimpin Jakarta, terbukti jadi pemimpin yang mengayomi semua umat beragama. Semua mendapat perlakuaan yang sama. Jakarta International Stadium misalnya, bisa digunakan untuk acara umat Muslim dan juga umat Kristiani. Tidak ada yang dibedakan.

Ruang publik di Jakarta, disiapkan oleh Anies untuk Christmas Carol. Itu inisiatif Anies sebagai pemimpin. Bukan permintaan dari pihak tertentu. Umat Hindu Bali di Jakarta, mendapatkan bantuan mesin kremasi modern untuk proses kremasi dan juga Ngaben.

Apakah kebijakan-kebijakan tersebut menunjukkan penerapan politik identitas? Sama sekali tidak. Semua diberikan haknya dengan sama. Ada keadilan dan kesetaraan dalam setiap kebijakan yang diambil dan dijalankan Anies.

Setiap kebijakan Anies selalu mengedepankan toleransi, kesetaraan, dan keadilan. Sejak maju dalam Pilkada DKI, Anies sendiri menyatakan bahwa dalam kompetisi pemilihan gubernur, dia tidak merasa berhadapan dengan musuh. Ia hanya berhadapan dengan lawan tanding. Ibarat sebuah permainan badminton. Jadi tetap dijalankan dengan penuh kegembiraan kompetisi tersebut.

Meskipun tak ada bukti sama sekali bahwa Anies menerapkan politik identitas, mengapa tuduhan itu selalu diembuskan? Rasanya ada hubungannya dengan faktor ekonomi. Orang-orang yang melemparkan isu tersebut, kemungkinan besar mendapatkan cuan dengan melempar isu tersebut. Kemungkinan besar memang ada pihak yang memesan geng ini untuk melempar isu itu dan menciptakan polarisasi.

Entah apa tujuan mereka melempar isu yang menciptakan polarisasi dan memecah persatuan anak bangsa. Tak ada yang tahu pasti, kecuali mereka berbicara sendiri atau pihak yang mendanainya mengungkapkan alasannya.

Yuk baca artikelku yang lain, kepoin disini:

Medan, Keragaman, dan Keterbukaan 

Berkunjung ke Ponpes Al-kautsar Al-akbari, Medan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun