Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih baik turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkunjung ke Kampung Badui

21 September 2021   06:15 Diperbarui: 2 September 2023   08:59 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suku Baduy terbagi menjadi dua bagian, Baduy Dalam dan Baduy Luar. Baduy Dalam lebih tertutup dan masih benar-benar menjalankan tradisi tidak menggunakan perangkat modern seperti peralatan dari listrik, kendaraan bermotor dan sebagainya. Mereka hidup menyatu dengan alam. Biasanya disimbolkan dengan pakaian adat dominan warna putih yang mereka kenakan.

Sementara Baduy Luar lebih terbuka, mereka berinteraksi dengan dunia luar dan masih relatif fleksibel dengan penggunaan perangkat-perangkat modern. Berbeda dengan Baduy dalam yang pakaiannya serba putih, Baduy Luar dicirikan dengan pakaian serba hitam.

Kampung Baduy Luar Kanekes itulah yang menjadi kampung wisata. Mereka bahkan memanfaatkan kedatangan wisatawan tersebut untuk memperoleh keuntungan ekonomi dengan menjual souvenir khas Baduy untuk para pengunjung.

Penenun kain tradisional Baduy/Dokumen Pribadi
Penenun kain tradisional Baduy/Dokumen Pribadi

Agama orang Baduy sering disebut sebagai Sunda Wiwitan, yaitu keyakinan animisme yang sudah diwariskan sejak zaman Sunda pra-modern. Namun demikian agama Islam turut mewarnai system keyakinan dan budaya Baduy. Hal itu terlihat dari cara mereka memberikan nama-nama untuk anak-anaknya yang masih mengadopsi nama-nama Islam. Bagaimanapun masyarakat Lebak pada umumnya yang mengelilingi mereka mayoritas adalah Muslim, sehingga pasti turut mewarnai budaya suku Baduy.

Satu hal yang saya garis bawahi, masyarakat Baduy sangat peduli dengan kelestarian alam. Dalam memanfaatkan alam, masyarakat Baduy sangat memikirkan kelangsunganya. Mereka tak mau rakus mengekplotasi sumberdaya alam untuk kemakmuran sesaat. Mereka lebih suka mengambil secukupnya sesuai dengan kebutuhan dari pada mengambil berlebih.

Dengan alam yang subur dan hujan melimpah, pertanian mereka sebenarnya bisa panen dua atau beberapa kali dalam satu tahun, akan tetapi mereka lebih memilih panen satu kali dalam satu tahun supaya ada kesempatan bagi alam untuk recovery dan menghemat sumberdaya.

Kepada anak-anakku aku pesankan: "Belajarlah dari Suku Baduy! jika belum mampu menjaga alam yang luas, setidaknya jagalah lingkungan terdekat yang kita tempati." []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun