Skenarionya kalau hanya berkoalisi dengan Nasdem akan melahirkan koalisi kekecilan (undersized coalition). yaitu koalisi yang tidak mendapatkan dukungan mayoritas sederhana di parlemen, dan ini rentan akan terjadi hubungan yang tidak harmonis antara presiden dan parlemen. Yang paling riskan, usulan-usulan RUU dari presiden akan dimentahkan oleh parlemen karena tidak ada dukungan politik mayoritas. Ini bisa dikatakan menjadi koalisi bunuh diri bagi pemegang pemerintahan.
Begitupula Golkar dan Gerindra yang mempunyai suara 14 persen dan 11 persen, paling tidak masih butuh berkoalisi dengan dua parpol lain untuk mendapatkan syarat 20 persen untuk mengajukan calon presidenya. Dan itupun belum tentu bisa menjamin mendapatkan dukungan politik mayoritas di parlemen.
Yang menarik adalah kekuatan poros keempat. Partai Demokrat dengan figur SBY bisa merekatkan koalisi partai-partai berbasis Islam (PKB, PAN, PKS, PPP). Koalisi ini tidak hanya sekedar memenuhi syarat mengusung capres sendiri, namun juga akan mendapatkan dukungan politik mayoritas sederhana diparlemen. Jika bisa terwujud, maka ini akan menjadi kekuatan alternatif keempat, di luar tiga poros kekuatan koalisi di bawah asuhan PDIP, Golkar, dan Gerindra.
King Maker: Poros Keempat
Akan menjadi kejutan dan bahkan bisa menjadi kekuatan alternatif jika poros keempat tersebut bisa benar-benar dilahirkan. Mereka kita sebut sebagai Poros Koalisi Partai Tengah. Poros alternative ini akan mengubah peta Pilpres, jika mampu mengusung sosok figur yang ideal untuk lawan-tanding seimbang bagi Capres Jokowi yang diusung oleh PDI-P.
Untuk bisa bersaing dengan Jokowi, sosok figur yang dicalonkan oleh Poros Partai Tengah adalah figur muda yang punya kompetensi, jujur dan rekam jejak yang baik. Selain itu bisa diterima oleh semua parpol tengah dan layak untuk melaksanakan program-pogram berdasarkan platform yang telah ditetapkan oleh koalisi.
Dengan sama-sama mengusung capres muda akan menjadi pertarungan yang menarik dan berimbang antara kekuatan Poros Partai Tengah dan Poros PDI-P. Karena pilpres nanti diprediksi arus besar masyarakat lebih menginginkan capres muda, daripada capres wajah-wajah lama yang masih mendominasi pencapresan. Masyarakat sesungguhnya berharap adanya wajah-wajah baru untuk mengisi regenerasi kepemimpinan nasional.
.
* Alumnus Ohio University USA, Pendiri Suluh Nusantara
*Artikel ini diterbitkan oleh Jurnas.com edisi Rabu, 16 April 2014 -
See more at: http://www.jurnas.com/news/131929/Mencari-King-Maker-2014/1/Nasional/Opini#sthash.zuTRVdcz.dpuf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H